Surat Untukmu

573 26 5
                                    

Surat ini untuk kamu, yang berada di luar jangkauanku.

Untuk kamu, yang menjadi segala anganku.

Dan untuk kamu, yang telah membawa pergi jauh hatiku.

Dari dulu, dari pertemuan pertama kita, di koridor sekolah yang basah terguyur hujan, aku telah jatuh cinta padamu.

Kita sama-sama menunggu jemputan karena hari itu adalah hari pertama masuk sekolah. Hujan lebat memberikan sensasi tersendiri pada pertemuan pertama kita.

Kita saling menatap. Tersenyum satu sama lain. Lalu berkenalan.

Dan dari situlah aku menyadari, caramu menatapku, caramu tersenyum, caramu menyebut namaku, membuat hatiku berdesir.

Hujan berhenti setelah obrolan kita selesai, tepat pada saat mobil jemputanmu datang.

Matahari mulai kembali terlihat, awan hitam pergi meninggalkan langit yang berangsur cerah.

Lihat. Semesta pun ikut tersenyum menyaksikan pertemuan kita.

Tanpa kusangka. Hari-hari selanjutnya yang kulewati cukup menyiksaku.

Ternyata bukan hanya aku yang menganggap senyummu menawan.

Bukan hanya aku yang menganggap tatapan teduhmu memikat.

Bukan hanya aku yang terpesona pada sosokmu.

Semuanya.

Seluruh sekolah mengagumimu.

Namun Tuhan masih berbaik hati padaku. Dan mempersatukan kita di tahun ajaran berikutnya.

Memperhatikan sosokmu lebih dekat, setiap hari, adalah hiburan tersendiri bagiku.

Hari-hari ku terasa lebih berwarna dengan kehadiranmu, sebagai alasan untuk setiap ukiran senyumku.

Kita semakin dekat.

Dipersatukan dengan berbagai kerja kelompok, tugas bersama, sampai jadwal piket kita pun dihari yang sama!

Kebetulan.

Atau takdir?

Aku lebih suka menyebutnya sebuah keberuntungan.

Sampai akhirnya ia datang. Sahabatku, yang mengatakan, bahwa ia mencintaimu.

Aku marah. Jelas.

Aku kesal. Jelas.

Aku semakin yakin bahwa aku sungguh mencintaimu, dan ingin memilikimu seutuhnya. Aku cemburu.

Mereka mengatakan kalian cocok. Membuatku semakin mundur dan terasa jauh darimu.

Padahal kamu masih disitu. Masih didekatku. Kita masih mengeluarkan iringan langkah yang sama. Namun kamu, tak cukup nyata untuk kuraih.

Kudengar, kamu juga mencintainya.

Entah dinding apa yang membuat jarak kita terasa begitu jauh. Menggapaimu hanya sebuah angan yang harus menguap ke angkasa. Terbang tinggi bersama sejuta asa.

Saat kukira Tuhan memang menakdirkanku untukmu, ternyata aku salah.

Tenang. Aku tidak menyalahkan Tuhan.

Aku juga tidak menyalahkan perasaan cinta ini. karena Jatuh cinta, tak akan pernah membuatmu menyesal. Percayalah.

Meski akhirnya harus tersakiti, namun ada masa dimana aku pernah begitu memujamu, ada masa dimana kebahagiaanku hanya melihatmu, ada masa dimana semuanya akan terkubur menjadi kenangan indahku bersamamu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 07, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Surat Untukmu [END 1/1]Where stories live. Discover now