chapter 22

1.8K 49 1
                                    

"hei, apa maksudmu..?" tanyaku pada zarun.

"ya artinya, mila berbohong. Dia pasti ketakutan lah.. " dia beranjak pergi. Setelah memastikan kami. Dasar!!

"seli.. Ayo kita pulang" aku menengok ke arahnya. Seli mengangguk.

Tapi sebelum aku melesat melakukan teleportasi, telfonku berbunyi.

"hallo.." aku bicara..    "...."
"hm.. APA.. Kalian pergi ke..!!"

"...."    "aku akan menyusul.. Tunggu aku dan seli ya.."

Seli menatap penuh tanya ke arahku. Aku mengeluarkan buku kehidupanKu.
"ra, ada apa?" tanya seli.
Aku menggeleng. Sekarang kita harus ke kota trishi.

Dalam sekejap pusaran hitam muncul, tentu saja kami harus menjauh dari jalanan. Kami melompat.

                             ####

Kota trishi, disinilah kami berada. Pemandangan indah, burung raksasa terlihat. Puluh ribuan kupu kupu. Dan kucing yang tidak biasa berkeliaran.

Kami terus melesat menuju rumah ilo. Bertemu dengan guru matematikaku, av, dan yang lain.

"ada apa sih ra. Kita sampai buru buru gini ada apa?"

"darurat sel, kita harus sampai di rumah ilo dulu, lalu menemui av."
Jelasku. Kemudian seli terdiam sepanjang jalan.

Sebelum kami tiba, kami mengabari orang tua terlebih dulu. Tentu mereka mengizinkan. Karna kami memang tidak tinggal di 1 dunia saja.

Tak beberapa lama, raib dan seli sampai di rumah ilo. Kebetulan ilo dan vey sedang mengendarai benda terbang.

Benda terbang itu mendarat didekat seli dan raib.

"seli, raib.. Kenapa kalian kesini? Kalian tidak mengabariku!" ilo menyapa sambil bertanya.

"ada kabar darurat ilo, aku akan menjelaskan setelah sampai di perpustakaan."

"oke, mari naik seli, raib."

Dalam perjalanan menju perpustakaan sentral, tidak ada percakapan penting, hanya terdengar keluhan ou, tentang macetnya game yang tengah ia mainkan.

Sesampainya mereka. Ilo,vey, raib dan seli turun. Sementara ou telah tertidur di dalam benda terbang.

Mereka menuju bagian terlarang.
"apa kabar av," sapa ilo pada av.
"aku, baik kenapa ada raib dan seli di sini?"

"eh, av. Apa kau tidak senang bertemu kami!?" tanya seli dengan cemberut. Tadinya dia kira akan di sapa dengan ceria seperti biasannya. Tapi malah tatapan heran.

"jelaska padaku, kenapa ali seorang diri pergi ke klan aldebaran. Dia seharusnya bilang padaku, terlebih dahulu." jelas raib tanpa basa basi.

"Apa,??!" seli terkejut, begitupun ilo dan vey, tapi tidak dengan av. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sama sekali tidak terkejut dengan penjelasan raib. Ekspresi wajahnya malah terlihat cemas.

"kenapa av?" tanya ulang raib.

"mengenai.. Itu.." av terbata.

"Biar aku saja yang menjelaskan!!" seru seseorang. Suara tegas itu, raib mengenalinya. Itu suara khas miss selena.

"miss selena.." raib menoleh. Miss selena mendekati raib.

"ada alasan untuk tidak memberitahukan itu padamu, masalah ini sangat serius. Ali memutuskan untuk pergi seorang diri kesana. Dia menitipkan kalian padaku. Disana amat berbahanya raib. Hanya penduduk asli saja yang bisa masuk ke sana." tegasnya.

"miss, aku akan berusaha untuk tidak menjadi beban untuknya. Apapun yang terjadi aku akan tetap kesana. Dia tidak bisa melawan tamus seorang diri!!" jelasku dengan nada tinggi. Seli juga mengangguk, mantap dia setuju denganku.

"tapi, raib ali bilang ' miss tolong jaga raib dan seli, apapun yang terjadi, Jangan biarkan mereka menyusulku. Aku tidak mau melihat mereka bersusah payah lagi, sudah cukup aku hampir kehilangan mereka bulan lalu.
Aku tidak mau hal itu terjadi lagi' itu kata katanya. Sebelum dia pergi. Lagi pula dengan cara apa kau akan menyusul ali?." miss selena bertanya.

"tapi, aku juga khawatir pada ali miss, bagaimana kalau dia kenapa napa disana, tentang cara pergi ke sana, akan kupikirkan nanti. Walaupun ali melarangku, aku akan tetap kesana."
Tegasku.

"aku juga akan menyusulnya, membantunya! Miss." jelas seli..

Perpustakaan sentral lengang..

..

..

To be continued...

RAIB DAN ALI MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang