"Padahal, Calvin bukan siapa-siapanya Windy"Kalimat tersebut terus terngiang di pikiran gadis belia itu. Membuat moodnya turun hingga ke palung laut terdalam. Setelah pulang kuliah, Windy langsung memesan ojol, tidak akan ada acara sore ini. Dia hanya ingin tidur pulas.
"Dy, buru-buru amat?" seorang lelaki menarik ransel di pundak, membuat badannya terhuyung ke belakang, "Ih! Jangan tarik-tarik dong!" lalu Calvin hanya bisa terkesima, serius Windy marah? Jelas Windy tahu tidak akan ada yang mengusili anak terpintar seantero FK UI kalau bukan Calvin.
"Beuh, singa, galak bener sih, Dy? Gue anter balik ya?" ujar Calvin yang dihadiahi penolakan oleh Windy, "gue udah pesen ojol" kata Windy.
"Yaudah gak usah di cancel. Ntar gue yang bayar abangnya" ujar Calvin seenaknya, "Gak usah lebay, Vin. Gue masih bisa bayar sendiri" perlahan cengkraman tangan Calvin meregang lalu Windy menghilang dari pengelihatan.
Windy, kenapa?
***
Pulpen biru masih di genggaman Calvin, namun pikirannya melayang jauh tak terproyeksi oleh Kaisang yang sedang memerhatikan lelaki tertinggi di angkatannya itu, "ngape lu?" tanya Kai.
"Kaga," seketika Calvin mendapatkan lagi ruhnya yang masih memikirkan Windy, "dih, apaansi, Vin kaya cewe aja" jengah Kai terhadap Calvin.
"Bacot," Calvin mengacak rambutnya yang memang terlihat sudah sangat acak-acakan, "Windy ngapa dah? Dia kea ngejauh gitu dari gue" tanya Calvin, padahal Kai tidak tahu apa jawabannya.
"Najis, lu doang Calvin yang ngerasa dia ngejauh. Lo bedua sedeket apa? Sosoan pake acara ngejauh. Lu sokap goblog?" mungkin ini rasanya tertampar oleh kalimat, Calvin seketika terbangun, "iya juga ya"
"Lo suka sama Windy?" tanya Kai, sukses membuat Calvin terdiam.
"Gue... gak tau,"
"Tolol sik, Vin. Kalo lo mau mainin anak orang, cari yang IQ nya dibawah 120, please. Windy otaknya lebih encer dari lu,"
"Maka dari itu gue deketin dia, pe'a! Gue pengen tau, apa bener gue suka sama dia atau cuma penasaran doang," ujar Calvin, kali ini Sean yang sedang mengerjakan laprak Patologi Klinik terusik, "kerjain dulu laprak itu. Besok dikumpul" menginap di restoran 24 jam bukan perkara baru bagi mereka. Jika tidak, yakinlah tugas tidak ada yang selesai.
***
Windy jarang hadir kuliah akhir-akhir ini. Kabar berembus Windy akan berlomba IMO Anatomi dalam waktu dekat ini. Maka dari itu Windy benar-benar dipersiapkan oleh pihak Fakultas.
Tapi kali ini dia masuk, setelah tiga hari berturut menghilang dari peradaban, Calvin gatal kalau tidak mengusili Windy, namun aura yang Windy pancarkan hari ini berbeda—untuknya.
Meski pendiam kepada yang lain, bagi Calvin suar Windy berbeda untuknya. Windy terbuka untuk Calvin, bahkan merasa baik-baik saja jika lelaki itu menjahilinya.
Tapi benar, tidak untuk hari ini.
Calvin sengaja memindahkan tas Gianna yang duduk tepat di samping Windy tujuannya apalagi kalau bukan ingin duduk dekat dengan gadis pintar itu. Meski harus duduk di bangku paling depan, asalkan bisa melihat Windy kesal karena tingkahnya, Calvin tak apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
imagine: wenyeol
FanfictionIf this ain't about Wendy and Chanyeol, it's gotta be Windy and Calvin.