okta.
dreams in melancholy.
━━━ ⸙ ━━━api unggun menyala.
wajah yang semula berada dalam keremangan kini mulai nampak lebih jelas dalam bayang cahaya.
aku menghela napas. malam ini, waktunya hiburan dengan api unggun sebagai rangkaian dari acara ulang tahun sekolah.
“yosh! hey hey hey! mari kita bernyanyi!”
adalah teriakan pelecut semangat dari bokuto koutarou sehingga beberapa siswa turut bersenandung mengikuti alunan lagu.
ah, setelah klub musik mengisi, rupanya klub bola voli ingin unjuk gigi. semua bersemangat, tentu saja.
terlebih sebagian anggotanya termasuk primadona fukurodani.
senyum tipis kuulas. tidak ingin menyiakan momentum langka, akupun menyenandungkan alunan yang sama.
di depan sana, bokuto koutarou sibuk melakukan tarian karangannya.
aku tidak peduli, sungguh. konyolnya, perhatianku tertuju sepenuhnya pada pemuda raven yang sibuk dengan gitarnya.
sesekali, senandung timbul dari lisan mengikuti petikan senar. membuatku terbawa suasana, dan melakukan hal yang sama.
katakan, bagaimana bisa seseorang terlihat begitu hanyut dalam dunianya sendiri?
aku tidak dapat memikirkan hal yang tepat untuknya, selain ... sempurna.
akaashi keiji sempurna. begitu sempurna hingga kurasa sulit untuk menjangkaunya.
sampai kapanpun, mungkin aku tidak dapat merasakan genggaman tangannya yang hangat layaknya pasir.
mungkin juga, aku tidak dapat melihat dengan jelas jernih mata birunya yang sedalam lautan.
karena aku sadar, aku hanyalah pungguk yang merindukan bulan.
tapi tidak mengapa, aku merasa cukup menjadi ranting di pesisir yang menikmati itu semua.
[]
halo! terimakasih banyak sudah membaca sampai sejauh ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
konstelasi || a. keiji
Fanfiction[kumpulan drabble yang tidak beralur] tanpa mengindahkan ruang dan waktu, kita kan senantiasa terhubung. haikyuu © haruichi furudate