9. Sembilan

122 6 4
                                    

Punya bakat tapi nggak dipercaya?! Punya potensi tapi tak terduga
.
.
.

Sepasang dua pasang dinding berbaris rapi memenjarakan apa yang ada di dalamnya, warna-warni penuh makna menghiasi setiap jengkal tubuh dinding itu tak satupun terlewatkan, ribuan genteng-genteng yang senantiasa kokoh akan melindungi apapun yang menjadi pengganggunya. Goresan tinta penuh makna menghiasi setiap sudut ruangan ini, ribuan perkakas berbaris rapi menambah kesan yang sempurna menggambarkan betapa estetiknya ruangan ini. Tak lupa dengan kehadiran seseorang yang senantiasa datang meramaikan suasana bangunan ini. Ya disinilah Vanessa berada, menorehkan pikiran yang terlintas di otaknya melalui kelihaian tangannya menggoreskan tinta membentuk sebuah ilustrasi abstrak kebanggaannya.

Seorang wanita cantik berbaju casual tengah sibuk dengan goresan-goresan tinta yang dibuatnya. Rambut yang dicepol asal-asalan, tangan yang penuh dengan paduan warna membuat kesan bahwa ia tengah sibuk dengan kegiatannya. Dialah Vanessa Aprilian.

Vanessa tak seorang diri di ruangan ini, dia ditemani oleh seseorang yang membuatnya sangat lihai membuat ilustrasi-ilustrasi abstraknya.

"Desain lukisanmu semakin hari semakin memukau Vanessa, I proud of you" Bu Luna mengelus puncak kepala Vanessa

Sejak kecil Vanessa sangat menyukai hal-hal yang berbau abstrak. Hingga ia memutuskan untuk belajar karya seni.

"Thank you, ini juga berkat usaha ibu menuntun Vanessa selama ini" sahut Vanessa

"Di bagian atas lukisan rumah itu ada baiknya kamu tambahan perpaduan warna ungu dan merah Vanessa" tunjuk Bu Luna menginstruksi hasil lukisanVanessa

"Baik bu," Vanessa pun mulai memadukan kedua warna tersebut ke dalam lukisannya

"Warna yang ini kalau diaplikasikan ke lukisan abstrak Vanessa bagus nggak?" Vanessa bertanya pada sang guru

"Jangan diaplikasikan ke lukisan abstrak mu Vanessa, tapi aplikasikan ke daerah yang intensitas cahayanya lebih gelap, di bagian tepi lukisan mu akan lebih cocok diberi warna itu, warna itu akan menambah auranya menjadi lebih terkesan nyata" Vanessa menggambar lukisan abstrak yang di dalamnya terdapat perpaduan alami dari keindahan alam Indonesia. Vanessa lebih menyukai lukisan yang berbau alam daripada lukisan yang lain.

"Oh baiklah"

"Oh iya Vanessa, esok lusa ada acara ulang tahun karya seni kan?"

"Oh That's right. Vanessa hampir lupa" Vanessa pun menghentikan aksi melukisnya

"What is your plan, Vanessa?"

"Kalau menurut Vanessa sendiri, Vanessa mau mengadakan lomba melukis untuk kalangan anak-anak. Bagaimana?"

"Yeah ibu setuju dengan pendapatmu. By the way acaranya mau digelar dimana? Bagaimana kalau di ruangan ini?"

"Oh good idea. Vanessa setuju banget deh"

"Oke besok akan ibu siapkan berbagai keperluannya"

"Siap captain! Vanessa akan beritahu semua anak-anak, untuk masalah hadiah dan tropi akan Vanessa urus"

"Oke! Lanjutkan pekerjaanmu Vanessa! Jangan setengah-setengah! Nanti lukisanku tak sempurna!"

"Oh oh baiklah baiklah"

---

"Assalamualaikum mommy, anak kesayangan mommy yang cantik ini pulang" teriak Vanessa cetar membahana

"Tumben dek lo pulang malam, habis ngapain? Nge club ya?!" Sahut Ranz, Abang Vanessa yang sedang asyik menonton tv

"Eh jangan ngaco deh bang, adek itu habis ke kelas seni"

DilupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang