Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya lampu pada ruangan operasi pun mati, menandakan selesainya kegiatan operasi tersebut. Tak lama Dokter keluar masih lengkap dengan pakaian dan topi serba hijau khas ala operasi. Jimin dengan sigap menghampiri Dokter, dan menanyakan kelancaran dari operasi penyedotan cairan paru-paru yang di jalani Yura.
Dengan wajah senang Dokter mengatakan bahwa operasinya berjalan dengan sesuai harapan dan berhasil, hanya tinggal menunggu Yura terasadar dari pengaruh biusnya saja.
Perkataan Dokter membuat Jimin menghembuskan nafas leganya, pasalnya ia takut jika kejadian ini sampai di dengar oleh Ayahnya. Jimin tidak tau apa yang akan di lakukan Ayahnya jika tau keadaan Yura yang sebenarnya, ditambah pula dengan dirinya lah yang menjadi penyebab utamanya.
***
Kurang lebih 2 jam dari selesainya operasi, Yura akhirnya membuka kedua matanya. Yura masih belum mengerti dengan keadaan, dirinya masih sibuk menerawang ke sekitar dari ketika dirinya membuka mata. Yura melihat Jimin yang sedang tertidur di sofa yang letaknya tak jauh dari bangkar yang di tempatinya.
Yura mencoba mengingat apa yang terjadi padanya, dan sedetik kemudian Yura baru mengingat jika dirinya sedang di kurung Jimin di bawah guyuran shower hingga airnya menggenang dan membuat dirinya tenggelam, namun setelah itu Dia sudah tak tau lagi apa tang terjadi padanya. Padahal Dia mengira dirinya sudah berada di Surga, ketika tadi yang ia lihat pertama kali adalah nuansa putih yang mendominasi.
Yura mencoba bangun dan bersandar pada sandaran ranjang, namun suara dari pergerakan tubuh Yura membangunkan Jimin dan membuat atensi pria itu teralihkan pada Yura. Jimin kaget melihat Yura yang bergerak untuk bangun, karna Dokter sudah memberitahu Jimin agar nanti saat Yura terbangun dirinya belum di perbolehkan untuk banyak bergerak pasca operasi.
"Apa yang kau lakukan?" Jimin bangun dan berjalan mendekat pada Yura.
"Aku hanya ingin bersandar, punggungku sakit terlalu banyak berbaring" jawab Yura tanpa melihat wajah Jimin.
"Kau belum boleh banyak bergerak, Dokter melarangmu untuk banyak bergerak Choi Yura!" bentak Jimin, Yura hanya bisa diam dan patuh mendengar nada suara Jimin yang agak sedikit meniggi.
"Jim, kenapa aku bisa di sini? Bukank--" ucapan Yura terpotong saat Jimin langsung menjawab pertanyaannya.
"Jangan senang dulu Yura, aku menyelamatkanmu hanya karna aku tidak ingin di marahi Ayahku. Kau kan tau, sekarang kaulah anak kesayangan Ayahku. Dan, jika Ayah tau kau begini gara gara aku. Ku rasa Ayah akan membunuhku" potong Jimin cepat.
"Maaf Jimin, aku tidak tau jika kau alergi makanan laut. Sekali lagi maafkan aku" ucap Yura lirih.
"Sudahlah. Aku ingin pulang" ucap Jimin dingin.
"Tap-tapi aku dengan siapa di sini?" tanya Yura dengan wajah sendunya.
"Apa perduliku. Kau sudah membuang waktuku seharian ini Yura. Acara ku bersama Seulgi jadi batal karna mu" balas Jimin sarkas.
"Baiklah. Sekali lagi maafkan aku" Yura memejamkan matanya, menahan sesak di hatinya dan menahan agar cairan bening itu tidak keluar dari kelopak mata indahnya.
Tanpa ada rasa belas kasihan, Jimin benar benar pergi meninggalkan Yura seorang diri di kamar VIP itu. Beruntung, salah satu sahabat Jimin sedang memeriksakan dirinya di rumah sakit yang sama, dengan rumah sakit tempat Yura di rawat. Tanpa sengaja pula, Yonggi yang biasa di panggil hyung oleh Jimin melihat Yura yang sedang berjalan keluar ruangan dengan menenteng tiang infus di sampingnya.
"Yura-ssi" panggil Yonggi.
"Oh, Yonggi sunbae" jawab Yura dengan senyumnya.
"Jangan terlalu formal denganku, panggil aku oppa saja" suruh Yonggi.
"Ehm. Baiklah oppa" ucap Yura masih dengan senyum hangatnya.
"Apa yang oppa lakukan disini?" tambahnya lagi.
"Aku sedang memeriksakan diri saja, aku lagi terserang flu biasa" jawab Yonggi.
"Dan kau? Apa yang kau lakukan, kenapa ada infusan di tanganmu? Kau sakit?" kini Yonggi yang banyak bertanya.
"A-aku, aku sedang demam saja oppa" jawab Yura gugup karna dirinya sedang berbohong.
"Hmm. Dimana Jimin?" lagi Yonggi bertanya pada Yura.
"Jimin-ssi pulang sebentar oppa, katanya ingin ganti pakaian" lagi dan lagi Yura berbohong, dan sangat tidak mungkin jika Dia mengatakan hal yang sebenarnya pada Yonggi.
"Hmm" Yonggi hanya membalas dengan deheman saja.
"Kalau begitu, aku masuk ke kamarku dulu oppa" pamit Yura dan berlalu menuju kamarnya, karna Yura masih merasakan sakit di bagian dadanya akibat dirinya memaksakan diri untuk keluar ruangan tadi.
"Baiklah, ayo ku antar" dengan cepat Yonggi mengambil alih tangan Yura dan memapahnya sambil sebelah tangannya menenteng tiang infusan Yura.
"Terimakasih oppa" ucap Yura tulus.
"Nee, kalau gitu aku harus mengambil obatku dulu Yura-ssi. Sampai jumpa, titip salam pada Jimin" Yonggi pun berpamitan pada Yura dan meninggalkan gadis itu seorang diri.
Yura hanya bisa menghela nafas beratnya melihat perlakuan sahabat Jimin yang begitu perduli padanya, tidak seperti Jimin yang selalu kasar dan bertingkah semaunya. Setiap hari Yura hanya bisa berharap, agar suatu hari Jimin dapat berubah menjadi perhatian dan bisa mencintainya.
Bersambung..
Mohon votenya 😊😊

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Husband
RomanceKisah Choi Yura yang dinikahkan dengan Park Jimin karna suatu insiden yang menimpa Ayah Yura serta Ayah Jimin. Pernikahan keduanya tidak pernah di inginkan Jimin dan juga Ibu Jimin, lain hal dengan Ayah Jimin. Justru Ayah Jiminlah yang sangat berse...