45. Pernikahan

403 46 5
                                    

Baca...

Plan sedang dirumah sang mama untuk sarapan bersama seperti kesepakatan mereka sejak awal. Pemandangan yang sangat indah saat Plan mulai menerima dan bermain bersama sanng adik perempuan. Mau tidak mau Plan harus menerima kenyataan bahwa keluarganya sudah hancur namun kini ada keluarga lain yang bahagia tidak ingin Plan hancurkan.

"kau sudah melihat pesan? Papa mengirim undangan untuk pernikahan putranya" tanya sang mama lembut

"aku belum melihatnya" jawab Plan karena memang Plan belum melihat pesan yang dikirim sang papa. Setelah mereka berbaikan sang papa langsung kembali dan hanya berkomunikasi lewat ponsel

"mama harap kau bisa datang, papa pasti akan bahagia" ucap sang mama lagi

Plan terdiam. Lalu mengangguk. Tidak ada berguna untuk mengeluh

"kau pulang?" Plan mengangguk ketika Mean bertanya saat kepulangannya dari rumah sang mama menghabiskan waktu hari ini lebih banyak

"ponselmu terus berdering, aku hampir melemparkannya" tunjuk Mean pada ponselnya dan ponsel itu kembali berdering

"Plan?"

"hallo Phi? Ada apa?"

"phi khawatir kau tidak memberi kabar"

"dia akan baik-baik saja bersamaku" Mean dengan cepat merespon Plan tersenyum dan pergi kesebelah Mean untuk memeluknya dan menekan pengeras suara meletakkan ponselnya diatas meja

"benar, Phi tidak perlu khawatir"

"baiklah, phi tidak akan berdebat seminggu lagi phi akan terbang" ucap P Terth dengan girang

"benarkan?" Plan tidak bisa menyamarkan kegembiraannya bangkit dari sofa melepaskan pelukannya pada Mean

"benar, phi tidak berbohong, phi ingin bermain disana"

"baiklah, aku tunggu. Sampai nanti"

"..."

Plan tersenyum menatap ponselnya

"hm kau masih mengharapkannya?" tanya Mean langsung membuat Plan menggeleng. Mereka sudah membicarakannya.

"untuk semuanya, terimakasih" ucap Plan tulus pada Mean "aku tidak tahu jika tidak ada dirimu mungkin aku tidak sekuat sekarang. Terimakasih" lanjut Plan

Mean mengangguk

"kau punya waktu luang minggu depan mungkin?" tanya Plan

"ada apa?"

"papa mengundang untuk pernikahan putranya dan aku ingin kau ikut bersamaku"

"kau serius mengajakku pergi?" tanya Mean untuk memperjelas keadaan rasa senang dengan Plan

"aku tidak bercanda aku memintamu untuk menemaniku"

"tentu, tentu aku bisa!"

"apa dikantor tidak ada pekerjaan? Kalau kau tidak bisa aku bisa mengatakannya pada papa" Plan tidak ingin hanya karena acara pribadi Mean menjadi mengorbankan pekerjaan pentingnya itu tidak sepadan dengan orang yang bergantung dperusahaan

"tidak! aku bisa pergi denganmu"

"baiklah"

Pernikahan diadakan digedung mewah milik keluarga papa. Mean dan Plan datang sebagai keluarga mempelai pria. Papa sangat senang dengan kehadiran Plan begitu mama dan mr Cuthbert serta sicantik adik kecilnya. Sejak seminggu baik papa ataupun mamanya terus memberinya kabar untuk tidak lupa hadir diacara penting keluarga sehingga mau tidak mau Plan harus mengingatkanya dengan jelas belum lagi tiket dan kamar hotel yang mereka pesan.

"papamu sangat baik" puji Mean

"kau tidak harus memuji, semua orang itu baik"

"dia adalah panutanku" ucap Mean lagi

"sekarang panutanmu bertambah dari Mr Cuthbert dan sekarang papa" Plan masih ingat dengan jelas bagaimana Mean sangat mengagumi Mr Cuthbert

"tentu saja"

Mean dan Plan sengaja datang lebih awal untuk mengikuti berbagai prosesi acara pernikan untuk sebuah keluarga yang melakukan banyak persiapan menjelang hari H walaupun semuanya sudah diatur tapi tetap saja papanya memaksa untuk datang lebih awal dari yang lain.

"Plan"

"ma.." Plan menyapa mamanya yang berpapasan dilobi. Hari ini mereka akan melakukan gladi bersih digedung karena orang besar, tidak ingin dalam acara sakral terdapat kesalahan apalagi akan ada media yang meliput.

"mama sudah bertemu dengan phi?" ya Plan memanggilnya phi karena sepengetahun dari sang papa bahwa orang tersebut lebih tua darinya dan Plan harus bisa memanggilnya dengan Phi

"mama sudah bertemu dengannya semalam, dia tampan" puji sang mama

"mama tidak harus memuji ketampanan orang lain didepanku" Plan pura-pura cemberut membuat sang mama tertawa begitupun dengan mr Cuthbert dan Mean. Suasana yang perlahan mencair.

"ayo.."

"ayo.."

Mereka beriringan berjalan menuju aula acara setelah sampai baik Plan maupun orang yang dilihat sama-sama terkejut.

"Chapon! Kau benar-benar brengsek! Merusak hariku!" seorang merutuk dari belakang suara yang familiar.

"ya Chapon kau tidak tahu malu" suara lain yang sangat sangat familiar

Plan berbalik dan mereka sama-sama terkejut mereka adalah Phi Shaka, Phi Minis, Titay dan Phi Terth?! Plan tiba-tiba kesulitan bernafas oxygen yang ia hirup seolah itu tidak cukup. Kembali bayangan-bayang masalalu itu muncul. Empat orang yang berteman baik tengah berdiri dihadapannya

"jangan merutuk dihari bahagiaku" laki-laki itu mendekat dan menhampiri teman-temannya kemudian berbalik pada Plan sama-sama terkejut itu adalah Chapon orang yang bertaruh untuknya. Orang yang sudah merenggut harga dirinya dan situasi macam apa ini? Pertanyaan itu terus muncul kemudian melihat P Terth diantara mereka.

"Plan?" panggil Chapon bahwa dirinya tidak sedang bermimpi bahwa Plan ada dihadapannya

"Plan" kemudian segerombolan itu memanggil nama Plan membuat Plan linglung dan jatuh kelantai dengan cepat mereka semua sigap untuk membantu termasuk Mean yang tidak mengetahui situasi macam apa ini.

"sebaikanya kau bawa Plan istarahat" ucap P Terth pada Mean

"tidak...tunggu...P Terth disini untuk pernikahan.." ucap Plan menunjuk Chapon "dan kita disini juga untuk pernikahannya?" tanya Plan pada sang mama lalu menunjuk pada Chapon

Mamanya mengangguk "ia sayang ini Chapon putra papa yang akan menikah"

Plan tidak menyangka dunia sesempit ini.

Bersambung...

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang