Selamat malam, kamu❤️

72 16 21
                                    

Cahaya bulan menerangi meja belajar Dista, disaat dia membuka kembali kenangan yang diberikan oleh dia.

Tanpa ia sadari, air matanya menetes satu persatu.

Ting!

Notifikasi dari handphone nya, ia mencoba mengabaikan. Tetapi,

Ting!

Handphone nya berbunyi kembali. Dista pun membuka LINE nya.

Defran: Lg ngapain, Ta?
Defran: Bls dong:(

Adista:
Dpt id line gue, drmna kak?

Defran: Kepo. Add back aja udh.

Dista pun langsung meng add back Defran.

Defran: Lg ngapain?

Adista: Liatin bulan.

Defran: Sibuk gak?

Adista: Emg knp kak?

Defran: Gpp sih, mau ngajak jalan aja gitu.

Adista: Kalo itu gabisa kak, next time aja yaa:)

Defran: Yah, ditolak:( Gapapa deh.
Defran: Tidur sana, dah malem.
Defran: Selamat malam, kamu❤️.

Dista tersenyum melihat pesan yang dikirim oleh Defran. Seperti ada berbagai kupu kupu yang sedang menari nari di perut nya.

"Kenapa perasaan ini kembali lagi? Ini gak boleh sampe keulang lagi." batinnya.

Dista pun langsung menaiki kasur nya dan tidur dengan perasaan yang aneh ini.

Paginya Dista bangun lebih awal dari biasanya. Ia langsung bergegas mandi. Setelah selesai bersiap-siap ia langsung mengambil kunci mobil. Ia akan berangkat lebih awal hari ini, karena ia menghindari keluarganya.

Tetapi Dista salah, ternyata mama dan papanya sudah ada di meja makan.

"Dista, sini dulu kamu. Sarapan bareng mama sama papa." Dito– papanya Dista memanggil Dista.

Dengan malas, Dista melangkahkan kakinya menuju meja makan.

"Kenapa? Tumben." Dista tertawa miris.

"Kenapa gak ajakin anak kesayangan kalian? Oh, iya jauh ya hahaha." sambung Dista.

"Dista, duduk dulu kamu." ucap Dito.
"Males. Suruh aja bang Deva duduk." Dista memutar bola matanya.

"DISTA!!" bentak papanya.

"Kenapa? Bela terus bang Deva. Kenapa kalian ngebedain Dista sama bang Deva? Dista tau, kalian lebih suka anak yang nurut seperti bang Deva, gak kaya Dista."

"Kalo bang Deva sakit, kalian langsung berangkat ke Australia. Kalo Dista sakit? Emang kalian ada buat Dista? Kalian malah nyuruh suster pribadi buat ngerawat Dista. Dari kecil, bang Deva terus yang dibela. Dista kapan ma, pa?" tanya nya dengan mata yang sudah berkaca- kaca.

"Dasar gatau diri kamu Dista. Papa sama Mama kerja buat kamu sama abangmu sekolah." ucap mamanya.

"MAMA DIEM!." bentak Dista.

Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang