Sudah seminggu Aca dan Bima keluar dari rumah sakit, mereka bahkan sudah sekolah seperti biasa lagi. Dan seperti biasa Bima selalu mengantar jemput Aca, dan kini keduanya sedang berjalan menuju kelas mereka.
"Aku ke kelas ya."
"Iya." Dan tak di sangka Bima menarik Aca dan mencium kening Aca membuat Aca membulatkan matanya.
Bima melepaskan ciumannya, Aca segera menatap kesekitarnya takut-takut ada yang melihat. Untungnya koridor masih sepi, sial! Bima selalu saja membuat jantungnya dag dig dug tak karuan.
"Love Aca." Aca tersipu.
"Love Bima juga."
Dan Bima hanya terkekeh sambil mengacak rambu Aca dan segera berbalik untuk pergi ke kelasnya karena berbeda arah.
"Dih bego emang si Bima, ya ampun kagak tau apa jantung gue degundegun gak karuan." Gerutu Aca sambil memegangi dadanya.
"HAYO LO!!"
"ANJIR IBUUU, Billaa sialan! Ngagetin tau gak!"
Billa hanya terkekeh melihat reaksi Aca, kemudian merangkul gadis itu dan keduanya melangkah menyusuri koridor menuju kelas mereka.
"Lagian ngapain sih, ngoceh sendiri begitu. Gak kesambetkan pagi-pagi?"
"Nggak lah gila, gue lagi- emm seneng?"
"Iya dah seneng kan abis di cium keningnya sama tunangannya."
Aca menghentikan langkahnya, menengok kearah Billa yang kini melepaskan rangkulannya.
"Lo liat?"
"Liat lah."
"Iiih sebeeeel!"
"Kenapa sih, sans aja kali."
"Kan maluuu."
"Emang lo punya malu Ca?"
"IH BILLAAAA..." dan berakhir dengan Aca yang mengejar Billa yang kini sudah mengambil langkah seribu.
*****
Aca kini tengah kesusahan karna membawa setumpuk buku yang harus ia simpan ke kantor guru, dan sialnya hanya dia yang di suruh. Dan jangankan untuk berjalan, melihatpun wajahnya ketutupan karena tingginya tumpukan buku di tangannya.
"Ya ampun, gila bener ini gimana sih." Omelnya.
Koridor sepi, mustahil jika ia meminta tolong. Meminta tolong pada siapa? Hantu? Yang benar saja.
Bukk..
"Aduuh.. untung gak jatoh. Heh siapa sih jalan liat-liat dong."
Aca mengomel saat seseorang menabraknya, untungnya buku-buku yang ia bawa tak jatuh berantakan. Tapi, tiba-tiba buku yang menghalangi wajahnya terangkat dan kemudian sukses membuat mata Aca membulat.
Didepannya, Bagus berdiri dan memegang beberapa buku yang ia ambil dari tumpukan buku-buku yang Aca pegang.
"Bagus?"
"Apa? Mau marah?" Tak menjawab, Aca memilih membuang mukanya.
Bagus terkekeh melihat reaksi Aca, sebenarnya yang harus marah itu Bagus bukan Aca. Acalah yang menabrak Bagus, tapi sudah lah ia tahu Aca tak melihat jalan.
"Ng-nggak." Oke, entah kenapa Aca merasa gugup dengan tatapan Bagus.
"Ayo, gue bantuin." Bagus segera mengambil beberapa buku lagi.
"Eh.. gak usah!"
"Gak papa, ayo. Mau di simpan di mejanya siapa?"
"Bu Anggi." Dan Bagus segara berjala mendahului Aca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal of Love [LENGKAP☑️]
Fiksi Remaja⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengakuan jika dirinya sudah memiliki hubungan lain dengan seorang perempuan di belakang kalian? Dan lebih mengejutkan lagi perempuan itu adalah s...