RINAI: 19

34 2 0
                                    

Ditolak sebelum berjuang. Kamu ingin dikejar tetapi tak mau tergapai apalagi menggapai. Lantas apakah membencimu adalah opsi yang sesuai?

***

Sebelumnya Rinai sudah memberitahu alamat mansionnya, walaupun sebenarnya Andre pun tahu dimana letak mansion Mandie. Dan sekarang ia baru saja sampai di depan pintu mansion Rinai.

"Silahkan masuk tuan, "ujar maid membukakan pintu.

Andre segera masuk dan dipersilahkan duduk oleh maid lain. Tepat saat itu juga Rinai baru saja tiba menggunakan lift dari lantai atas.

"Hai Ndre" sapanya.

Andre cukup terkesima, namun kemudian memilih mentralkan ekspresinya.

"Hai, " balas Andre sembari berdiri.

"Ayoo" ajak Rinai. Namun Andre masih diam ditempatnya,

"Nyokap bokap lo mana? Gue mau pamitan" ujar Andre, namun Rinai menolakanya.

"Nggak usah, tadi gue udah ijin kok, " balas Rinai segera menarik lengan Andre.

"Tapi–"

"Udah deh ayo keburu malem ini" sela Rinai dan akhirnya Andre menurut saja. Lalu keduanya menuju mobil Andre. Rinai ternganga, mobil keluaran terbaru? Nggak salah lagi emang.

Hampir setengah jam perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai disalah satu mall di Jakarta.

"Kita mau kemana dulu Ndre? " ujar Rinai setibanya mereka didalam gedung bertingkat itu.

"Yang ngajak siapa? "balas Andre.

Rinai cemberut, "Yaudah ayo gue pengen beli es krim dulu" ajaknya. Andre menurut.

"Ayo Ser, katanya bentaran ujungnya lama! " omel Arka.

Seril mendengus, "Nggak iklhas banget nganterin adiknya! "

Arka memutar bola matanya malas, sudah se jam ia menunggu Seril bermain di timezone ini. Awalnya Arka mengajak Seril untuk membeli beberapa keperluan untuk melengkapi proker OSIS. dan sekarang malah berujung disini.

"Lima menit lagi kalo masih nggak mau pulang, gue tinggal! " putus Arka.

Seril mengangkat bahunya acuh, "Gue ke toilet dulu" pamit Arka.

Seril hanya melirik sekilas, jika ditinggal toh ia bisa pulang sendiri, memangnya dirinya anak kecil?

Arka sudah mantap, jika Seril masih keukeuh tidak ingin pulang, maka akan ia tinggal. Sesaat matanya memincing karena melihat seseorang.

"Callista.." gumamnya. Dahinya bertaut saat melihat jika Rinai tengah bersama seorang cowok.

Tangannya mengepal, Arka putar arah kembali ke timezone.

Dari kejauhan, juga ada seseorang yang melihat Rinai.

Tiba ditimezone Arka segera menghampiri Seril dan menarik tangannya begitu saja.

"Kak Arka apaan sih pelan-pelan!" omel Seril.

Arka tak menghiraukannya, ia tetap menarik Seril menuju parkiran. "Lo kenapa sih kak? Nggak jelas banget! "

Arka menuntun Seril untuk memasuki mobil dan menutupnya dengan kasar.

Seril melihat aura kemarahan Arka memilih diam. Mungkin sekarang bukan saatnya untuk bertanya.

***

"Ndre gue kenyang, pulang yuk! " ujar Rinai susai menghabiskan makanannya.

RINAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang