BAB 66

1.9K 78 13
                                    

Pemanasan global!


Jason berhasil sembuh cepat beberapa minggu kemudian.

"Ini sungguh mukjizat, Jason!"

"Yah, Sunny. Tuhan masih sayang padaku."

Jason menyunggingkan senyum. Sejujurnya melihat tampang Sunny terheran-heran atas kesembuhan terlalu cepat, itu agak terlihat lucu oleh Jason.

Seraya memegang dahi, Sunny berkata, "Namun ingat, jangan melupakan tugasmu untuk meminum susu tulang dan obat. Tulangmu masih proses penyembuhan."

Jason mengangguk. Dalam posisi duduk di ranjang, dada Jason berdebar menantikan pulang dan bertemu orang-orang rumah.

Dua hari kemudian setelah keluar dari rumah sakit, Jason tidak membayangkan akan kembali merasakan kecanggungan dan atmosfir tak menyenangkan di waktu sarapan pagi itu bersama York gadis muda.

Jason menatap gadis itu dari meja seberang sambil memakan sarapan pelayan rumah sediakan.

"Aku sudah selesai."

"Vivian."

Jason memanggil segera, sebelum gadis belasan itu pergi dari meja makan.

"Apa?"

Sorotan Vivian menajam mengarah kepada Jason.

"Bisakah setelah ini kita bicara?"

"Aku tidak punya waktu bicara denganmu, Dad."

Vivian pergi melangkah, meninggalkan Jason begitu saja tanpa kata-kata lebih banyak.

Beberapa laporan dari Sekretaris membuat Jason bekerja lembur malam ini. Jason mendesah frustasi, kekonsentrasinya tidak baik, sebagian pikirannya terisi Vivian.

Beberapa jam kemudian, dari dalam ruangan kerja, Jason memundurkan kursi kerja ke belakang. Lagi-lagi yang ditatap Jason adalah langit-langit di atas kepalanya.

Ruangan kerja itu sunyi, ada dua lemari besar bersusun buku-buku dan komputer sedang menyala memproyeksikan tabulasi tabel serta grafik laporan kerja perusahaan yang harus Jason kalkulasikan. Akan tetapi saat ini, Jason sangat pening memikirkan betapa kerasnya Vivian yang masih ingin bersikap dingin.

Jason beralih menatap jam pada layar komputer, yang menunjukkan pukul 12 malam. Jason memijat kening.

"Aku harus istirihat."

Bangkit dari duduk dan berjalan keluar dari ruang kerja, Jason menoleh dan melihat dengan kening mengernyit lampu kamar tidur Vivian menyala. Jason tiba-tiba menuju ke arah kamar tidur Vivian.

Samar-samar Jason mendengar suara tawa lalu berakhir tidak lama dari dalam kamar tidur Vivian.

'Tidak mungkin. Kata-kata Tommy York tidak mungkin benar.'

Jason semakin teringat kata-kata Tommy York hari itu, bahwa Vivian sering menelepon seseorang pada malam hari.

Jason semakin ingin tahu. Jason mengetuk sekali pintu kamar tidur Vivian lalu tanpa menunggu jawaban dari dalam, Jason mengangkat gagang pintu. Pintu kamar Vivian tidak terkunci, jadi, Jason memberanikan diri masuk.

Tidak ingin berharap lebih, tetapi malam-malam Vivian tertawa semakin membuat Jason penasaran dan sedikit terganggu. Tapi ia mendapati Vivian langsung menarik dan menutup diri dengan selimut ketika melihat ia masuk.

"Kau belum tidur, Viv?"

Vivian tidak menjawab. Seperti hari-hari yang lalu, Vivian terus mengacuhkan Jason dengan bersikap dingin, yang seakan-akan dilakukan Vivian akhir-akhir ini adalah memberontak. Jason mendesah frustasi.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang