"Aku tidak disini sejak awal, tapi aku akan tetap tinggal sampai akhir."
...
07.10 am.
"Lama tidak bertemu.." Ucap seorang gadis yang berdiri diatas rerumputan hijau, mata biru kelam itu menatap lurus kearah nisan yang bertuliskan nama dari sosok yang pernah menjadi bagian dari cerita masalalu-nya. Ada begitu banyak emosi yang ia rasakan di dalam hatinya hingga ia tidak bisa memperlihatkan ekspresi apapun dihadapan nisan itu. "Maaf ya, aku baru datang sekarang.."Suaranya terdengar sedikit serak, angin lembut yang dingin menyapu wajah lelahnya. Ia meletakan setangkai mawar merah di dekat nisan itu lalu tenggelam dalam pikirannya. Wajah pucatnya terlihat datar, namun manik matanya terlihat seperti akan menumpahkan air mata kapanpun.
Tangannya bergerak menyentuh dada kirinya, memejamkan matanya sesaat, "Sesak sekali ya rasanya.." Suaranya hampir tidak terdengar, ia menelan bulat-bulat isakannya, "Aku masih belum bisa melupakan kejadian itu.." Kepingan ingatan masalalu yang mulai berdatangan membuat kepalanya berdenyut, ia menutup matanya sesaat, menghembuskan nafas panjang, mencoba menghilangkan rasa sesak yang menyumbat dalam ulu hatinya, "Aku akan datang lagi.." Ia bergumam lalu tersenyum tipis, berharap pemilik nama yang tertulis di atas nisan itu mendengar suaranya.
"Sampai jumpa.."
Ia berbalik, memunggungi nisan itu lalu melangkah menjauh, ia mendongakkan kepalanya menatap langit biru di atas sana. Senyum tipis terlukis di wajahnya, dengan air mata yang tertahan ia melangkah menjauh dari nisan itu, lalu menghilang.
...
10.28 am.
"Benar-benar.. cewek yang merepotkan." Seorang pemuda berdiri di hadapan nisan yang bertuliskan nama dari sosok yang pernah ia benci. Pemuda itu mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras menahan amarah yang siap meledak dalam dirinya. Dadanya terasa sangat sesak hingga ia sulit untuk bernapas."Aku menyuruhmu melakukan hal sesuka mu bukan untuk ini.." Ia berbisik, menjatuhkan tubuhnya di atas rerumputan, mengusap wajahnya dengan kasar saat air mata jatuh membasahi wajahnya. Angin berhembus, menerbangkan dedaunan yang mulai mengering di atas pohon. Cuaca ini terlalu bagus untuknya yang sedang merasa gusar.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Seorang gadis berdiri di belakangnya, menggunakan coat hitam panjang, dan rambut coklat bergelombangnya yang dibiarkan tergerai, ia membawa se-ikat bunga lily putih di tanganya. Pemuda itu mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah gadis itu.
"Bukan hanya kamu yang berhak datang kesini, bukan?" Ujarnya.
Gadis itu menghela napas saat mendengar betapa sinis kalimat yang ditujukan padanya, "Aku hanya bertanya, kenapa kamu ketus sekali sih.." Nada suaranya terdengar menggerutu, ia melangkah melewati pemuda itu lalu meletakan se-ikat bunga lily putih yang ada di tangannya.
Gadis itu menunduk menyamakan tingginya dengan nisan itu, ia memejamkan matanya lalu tersenyum, telapak tangannya menyentuh nisan itu dengan hangat. "Aku datang.." Ucapnya lembut, mengusap nisan itu pelan sebelum akhirnya gadis itu kembali berdiri. "Maaf ya, aku tidak bisa lama, ada yang menunggu ku di luar."
Pemuda itu hanya mengamatinya tanpa bersuara, tidak ada yang bisa mengalahkan kelembutannya, begitulah yang pemuda itu pikirkan. Keadaan menjadi hening beberapa saat.
Gadis itu berbalik, sebelum pergi ia menoleh ke belakang. "Pulanglah, sebelum kau masuk angin." Setelah mengucapkannya gadis itu melangkah menjauh dari area pemakaman hingga punggungnya tidak terlihat lagi.
Pemuda itu mendengus, namun perlahan ia beranjak dari posisinya, "Aku pergi.." Ucapnya, lalu berbalik menyusul gadis itu. Langkahnya terasa berat, namun ia tidak bisa menghabiskan waktunya untuk menyesal dalam waktu yang lama.
Ia mengulum bibirnya sebelum kembali bersuara, "Aku akan kembali.." Benar. Lain kali ia harus datang dengan rasa bersalah yang benar-benar lenyap dalam dirinya, dan menerima kenyataan bahwa pemilik nama dalam nisan itu telah tiada.
20232908, kalpasna
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch
FanfictionPeriode waktu dalam sejarah atau kehidupan seseorang, biasanya ditandai dengan peristiwa penting atau karakteristik tertentu. "Zaman Victoria" ❝Mereka bertemu kembali di Akademi Poliangle.❞ @kalpasna