Prolog

9 1 0
                                    

Terdengar suara teriakan gemuruh dari lapangan basket sekolah SMA Angkasa Bangsa , yang sedang mengadakan turnamen basket antar sekolah.

Tim basket dari SMA Angkasa Bangsa yang di ketuai oleh Rangga Baskara melawan SMA Tujuh Belas Merdeka ini membuat para supporter dari masing sekolah sangat riuh, masing-masing supporter menyanyikan yel yel khas mereka untuk memberikan semangat kepada tim sekolah mereka.

Pertandingan sangat sengit jarak score angka tidak berbeda jauh, kedua tim basket ini memang sangat di kenal dengan tim terbaik dan kedua sekolah ini selalu menjadi musuh dalam olahraga basket.

Dengan tim yang sama-sama kuat membuat area pertandingan menjadi panas. Kini score di pimpin oleh SMA Tujuh Belas Merdeka dengan angka 45 dan Tim dari SMA Angkasa Bangsa score yang di peroleh 42.

Rangga merebut bola dan membawanya ke arah ring bola di lempar rangga ke arah dewo karena posisi dewo lebih dekat dari ring dan tidak terhalang oleh musuh. Bola di ambil dewo dan di lemparkannya ke arah ring, bola pun masuk kedalam ring. Kini score SMA Angkasa Bangsa bertambah 3 point dan score saat ini seimbang.

Karena sudah di akhir pertandingan dan score sama maka di berikan waktu tambahan sampai perolehan score berbeda.
Pertandingan semakin sengit, kedua tim tidak ingin kalah, mereka fokus dengan pertandingan. Terdengar teriakan dari para pendukung masing-masing sekolah.

Bola di pegang oleh rendy sebagai tim SMA Tujuh Belas yang di arah kan kepada dani di saat dani ingin memasuki bola kedalam ring terhalang oleh riyan dari tim SMA Angkasa Bangsa riyan membawa bola dan ia melamparkan kepada dimas posisi dimas tidak memungkinkan untuk melempar langsung bola itu ke dalam ring karena di halang oleh pemain musuh, dimas melihat di sana ada rangga yang kemungkinan bisa memasukan bola langsung kedalam ring.

Rangga menerima bola dari dimas, kini tugas rangga memasukan bola itu, dengan harap-harap cemas dari raut wajah tim dan pendukung SMA Angkasa Bangsa rangga melemparkan bola itu hingga masuk kedalam ring dan kini score bertambah 3 point score akhir di pegang oleh SMA Angkasa Bangsa yang menjadi pemenang di turnamen antar sekolah ini.

Saat Bola memasuki ring teriak riuh dari seluruh pendukung SMA Angkasa Bangsa, meneriaki yel yel khas sekolahnya. Wasit peniup peluit bertanda pertandingan berakhir.
Tim basket dari SMA Angkasa Bangsa berkumpul dan berpelukan sebagai tanda kemenangan.

Terlihat sedih di raut tim musuh, ada pula dari pendukung SMA Tujuh Belas Merdeka yang menangis dan mereka saling memberikan dukungan meguatkan satu sama lain.
Kedua tim bersalaman sebagai tanda persahabatan dan mendukung satu sama lain.

Seusai pertandingan para supporter dari SMA Angkasa Bangsa turun kelapangan untuk memberikan dukungan selamat kepada tim, dan tak lupa para siswi mencari kesampatan memberikan perhatian bahkan memanggil nama rangga tetapi angga tidak merespon nya.

Rangga terus berjalan hingga keluar dari area pertandingan.
Angga berjalan ke arah ruang ganti untuk membersihkan diri nya dari sisa-sisa keringat yang menempel di tubuhnya.

Tak lama pemain yang lain memasuki ruang ganti. Rangga keluar bersama dimas dan riyan tapi tanpa sepengetahuan angga di luar ruang ganti ada seorang siswi yang sedang menunggu nya sedari tadi.

Clara Veronica Lupis ia menunggu rangga keluar dari ruang ganti, clara memang melihat pertandingan rangga tapi disaat pertandingan selesai clara cepat-cepat keluar dari area pertandingan. Ia keluar sebelum acara salam-salaman. Clara sudah sangat hafal dengan aktifitas rangga karena selama ini clara mengikuti rangga kemana pun.

Clara menunggu rangga keluar dengan berdiri di depan pintu ruang ganti bahkan clara berjalan bolak balik menunggu rangga keluar, dan tiba lah yang ia tunggu muncul rangga bersama dimas dan riyan.

Clara kesal kenapa harus ada dimas terus, yang selalu menganggunya.

Rangga berjalan keluar santai dengan tas yang ia kenakan di sebelah tangan kanan nya. Rangga melihat disana ada perempuan gila  tapi rangga biasa aja tidak meresponnya.

"Hallo rangga" Kata clara senang

Rangga tidak merespon ucapan clara ia terus berjalan, clara tidak menyerah ia mengejar rangga, hingga berjalan di sebelah rangga.

"Rangga selamat ya aku senang kamu menang lagi, kamu pasti cape ya ini aku bawain minuman sama makanan, oh iya ini minumannya masih dingin loh, dan ini aku yang bikin sendiri sebelum kesini aku titipin ke ibu kantin dulu untuk di taro kulkas biar makin fresh" Ucap clara riang menjelaskan sambil berjalan di sebelah rangga

Rangga tidak merespon ucapan clara dan tidak mengambil bingkisan yang clara pegang, rangga tetap berjalan hingga hampir memasuki koridor kelas.

"Rangga kalo kamu ga suka air dingin nanti disini ada air mineral biasa ko dan ada soft drink juga" Kata clara lagi

Dimas dan riyan hanya memperhatikan mereka berdua sesekali dimas ketawa kecil melihat clara yang tak di respon oleh rangga.

"Rangga aku tuh ngeliat kamu main sampai habis loh, dan itu keren banget saat kamu masukin bola kedalam ring dan yey sekolah kita menang" Kata clara riang bercerita kepada rangga

Dimas tak kuat melihat clara hingga akhirnya ia kelepasan untuk ketawa. Clara kesal ia memelototi dimas dan dengan tanggan mengepal sebagai tanda ancaman.

Di sepanjang koridor murid yang sedang berkumpul disana mereka memperhatikan clara yang sedang mencoba mengambil perhatian rangga. Ada dari mereka yang berbisik saat clara lewat tapi ada juga yang bersikap tidak peduli karena mereka tahu clara akan seperti itu dan tidak akan bisa berubah.

Sesampainya di kelas rangga masuk di ikuti oleh dimas dan riyan termasuk clara. Clara mengikuti rangga hingga masuk ke dalam kelas rangga, semua murid di kelas rangga melihat ke arah clara mereka sudah tidak heran dengan tingkah clara.

"Rangga ini" Kata clara menaruh bingkisannya di atas meja rangga.
Tapi rangga menggeser bingkisan itu sebagai tanda tidak suka. Hingga bingkisan itu terangkat oleh dimas.

"Udah buat gue aja rangga nya gamau" Ucap dimas mengambil bingkisan clara

"Balikin sekarang juga" Ucap clara,
clara melotot pada dimas dengan tangan mengepal.

"Ebuset masih aja galak" Kata dimas dan ia menaruh kembali bingkisan itu di atas meja rangga, semua murid memperhatikan clara. Hingga sebuah suara terdengar dari arah pintu memanggil nama clara.

"Clara Veronika Lupis" Ucap nya

Semua mata murid kini mengarah ke arah suara termasuk clara, dengan otomatis suara kelas menjadi sunyi dan murid duduk di tempat nya masing-masing. Sedangkan clara masih berdiri di samping meja rangga dengan tersenyum.

"Eh bapak" Ucap clara menyapa pak bowo

"Ngapain kamu disitu, bukannya kembali ke kelas" Kata pak bowo berjalan ke arah mejanya

"Ini bu saya ngasih rangga makanan dia kan belum makan nanti sakit gimana dia kan baru selesai pertandingan butuh energi" Kata clara

Pak bowo hanya menggaruk kepala botaknya, ia sudah terbiasa menghadapi clara bahkan semua guru pun sudah tahu tentang clara yang selalu mengerjar rangga.

"Karena dia cape seharusnya kamu kembali ke kelas bukannya menganggu rangga" Kata pak bowo membuat murid tertawa pelan

"Tapi pak di..." Ucapan clara perpotong saat pak bowo maju ingin menarik clara tapi dengan sigap clara menghindar ia belari keluar kelas rangga sebelum ia berteriak "Rangga jangan lupa di makan biar kamu sehat" Kata clara keluar kelas rangga dan menghilang.

***

Bersambung ☺

Gimana ada yang penasaran??
Next secepatnya ?

Jangan lupa vote dan komen ya ^^
Salam Sarang ♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ICE BALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang