Dibalik Jendela Putih Biru

Sejak Hari Itu

Sudah hampir 10 tahun sudah waktu berlalu, ntah berapa senja sudah dilewati namun tetap saja dia selalu menjadi orang  istimewa bagi Rinny. Seseorang yang selalu diingat namanya, wajahnya dan kenangan tentang dia.

Arinny Azizah Ahmad nama gadis yang berperawakan kecil, dia adalah gadis yang ceria, ramah, baik hati, energik, suka menolong dan cerdas. Sikapnya yang suka menolong orang lain itu yang membuat Arinny disukai teman-temannya.

***

Masa Orientasi Siswa Baru (MOSB) SMP Harapan Bangsa Tahun ajaran 2009/2010 sudah tiba. Hari pertama MOSB tidak ada yang begitu istimewa hanya perkenalan dengan teman baru dan kakak kelas saja.

Hari ini adalah hari kedua dilaksanakannya MOSB, seperti kemarin saat pagi MOSB dilaksanakan didalam kelas dengan berkenalan dengan guru dan menerima beberapa pelajaran. Sedangkan sorenya dilaksanakan diluar ruangan dipandu oleh kakak kelas.

Kabarnya pagi ini akan ada siswa baru yang akan masuk, Rinny penasaran siapa sih siswa itu, kok baru mendaftar dan masuk dihari kedua MOSB.

Loncengpun berbunyi pertanda waktu masuk kelas sudah tiba. Tidak berapa lama seorang guru membawa seorang siswa masuk ke kelas  VII A, guru tersebut meminta agar siswa tersebut memperkenal diri. "Selamat pagi teman-teman semua" sapa siswa baru itu. "Pagiiii" sahut siswa kelas VII A serentak. "Perkenalkan nama saya Ahmad Delfin Abdurrahim, kalian bisa memanggil saya Delfin". "Haiii Delfiiiin" sapa seluruh siswa kelas VII A kepada Delfin. "Semoga saya bisa diterima dengan baik dikelas ini, sekian dari saya terima kasih". Delfin mengakhiri perkenalan dirinya.

Ketika Delfin memperkenalkan diri sepasang mata Rinny tidak lepas memandang Delfin. Rinny duduk dimeja kedua dari belakang dan lurus menghadap ke Delfin. Rinny merasa ada yang berbeda ketika ia memandang Delfin, ada rasa yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, detak jantungnya tak menentu, kenapa rasa ini tak biasa, sungguh mengganggu saja gumam rinny dalam hati. Delfin dengan perawakan yang ideal bagi Rinny sekelas anak SMP kala itu, dengan gaya rambut yang berjambul, alis mata yang tebal, matanya yang tajam, hidung yang mancung dan ditambah sedikit lesung pipi yang begitu manis. Rinny begitu terpesona dengan ketampanan siswa baru yang bernama Delfin itu, Rinny berharap suatu saat dia bisa dekat dengan Delfin.

Sejak saat itu pikiran Rinny selalu saja dihantui oleh keindahan paras wajah Delfin padahal mereka belum pernah berkenalan, Delfin belum tau nama bahkan belum pernah bertatap muka dengan Rinny, tapi Rinny sudah begitu menyukai Delfin. Memang benar hanya butuh beberapa menit saja untuk jatuh cinta tetapi butuh waktu seumur hidup untuk mengahapus semuanya. Tapi harus bagaimana jika rasa cinta dan rindu yang ada hanya dirasakan sendirian bahkan orang yang dicinta dan dirindu belum tau kita siapa, sungguh menyedihkan bukan?

Ternyata ketampanan yang dimiliki Delfin memang paling menonjol diantara teman-teman lainnya. Bisa dikatakan Delfin adalah cowok terganteng dikelas VII A dan banyak sekali cewek-cewek yang ingin mengejar Delfin. Melihat hal itu membuat Rinny minder untuk bisa dekat dengan Delfin karena Rinny hanyalah cewek biasa dengan paras yang biasa saja, hanya kecerdasan yang dimilikinya saja yang tidak biasa.

Bagaimana mungkin sekuntum bunga yang tak begitu indah, tidak memiliki wangi begitu harum ingin dihinggapi oleh kumbang yang bagitu gagah. Sadar diri hanya itu yang pantas dilakukan.

Ketampanan Delfin membuat Risa cewek yang terkenal centil dan penuhi sensasi ingin sekali mendapatkannya. Risa dengan gengnya Vega dan Yuna adalah cewek yang terkenal centil, penuh sensasi dan sok cantik dikelas VII A.

Rinny disekolah selalu ditemani dua sahabatnya Fika dan Tita mereka sudah berteman sejak SD. Ternyata Rinny mendengar dari Fika bahwa Fika sudah memiliki nomor HP Delfin. Rinny pun meminta nomor HP Delfin dengan alasan hanya ingin menyimpannya saja.

Diam-diam Rinny mengirim sms kepada Delfin, karena tidak begitu mengenal Rinny, Delfin membalas sms sekedarnya saja, tentu ini membuat Rinny sedih. Namun Rinny mencoba menenangkan hatinya bahwa hal seperti ini biasa dilakukan oleh orang lain kepada orang yang tidak begitu dikenal atau biasa dilakukan kepada orang yang baru.

Memang ini adalah bukan hal biasa seorang cewek biasa yang menyimpan rasa kepada cowok yang begitu diidolakan cewek-cewek dikelasnya. Apakah mungkin cinta kan berbalas sedangkan begitu banyak sekali yang menginginkannya, kenapa harus dia yang disuka masih banyak yang lain yang lebih mungkin. Sejak saat itu, senja Rinny selalu saja dirusak oleh rindu yang tak berbalas, tidurnya selalu saja dihantui oleh wajah tampan pemilik senyum yang sangat manis, walau senyum itu tak pernah ditujukan hanya kepadanya. Andai senyum itu bisa dimiliki Rinny tentu dunia akan terasa begitu Indah.

Bersambung....