"Keluar," gertak Shiroichi lirih.
Semak-semak di belakang sana kembali berkerisik. Akan tetapi, belum ada tanda-tanda respons suara atau kemunculan orang yang tengah bersembunyi itu.
Shiroichi menggeram. Matanya terpicing tajam dari balik punggung. Dalam keadaan yang seperti sekarang ini, ia sama sekali tidak mau bermain-main. Ucapan kata 'main' darinya kepada Touma-sensei hanyalah kamuflase. Hanya omong kosong belaka. Jadi kalau ada yang mengganggunya sekarang, apalagi hanya seorang anak kecil, orang itu berarti sedang cari masalah.
"Untuk apa sembunyi lagi? Aku sudah melihatmu!"
Lamat-lamat tampak bayangan dari balik pohon. Sosok pemilik bayangan itu, perlahan memperlihatkan dirinya. Seorang gadis kecil. Bandana kupu-kupu menghiasi kepalanya.
Shiroichi memutar tubuh demi melihat anak itu lekat-lekat. Sosok asing yang belum pernah ditemuinya di sekolah, tetapi memakai seragam yang sama dengannya. Sorot tajam terus ditampakkan. Anak ini sudah mengikutinya. Mengintipnya dari balik pohon seperti penguntit. Jangan-jangan ....
Dalam benak Shiroichi, tertuju satu kemungkinan akan sosok di hadapannya ini.
"Jadi kau adik kelas itu?"
Bukannya takut telah disambut dengan sinis begitu, si gadis kecil justru tersenyum. Kembangan sabit amat lebar di wajahnya. Dengan mata yang berbinar-binar, ia melangkah riang mendekati Shiroichi.
"Iya, aku adik kelasmu. Baru pindah sekolah dari ... kemarin!" ucapnya polos nan ceria.
Gadis kecil ini sebenarnya sudah pindah ke sekolah Shiroichi sejak dua pekan lalu. Namun karena ia lupa dan bingung, jadi ia pakai kata 'kemarin' saja.
"Namaku Tsubaki. Bunga ... nama bunga. Kau tahu, 'kan?" Ia julurkan tangan untuk berkenalan.
Melihat lawan bicaranya diam saja, Tsubaki meraih tangan Shiroichi.
"Jangan pegang!" Tetapi Shiroichi menepisnya dengan keras.
Tsubaki menggigit bibir, sedikit kaget. "Jangan kasar!"
"Aku memang kasar. Kau saja yang tidak tahu."
Cepat-cepat Tsubaki menggeleng. "Tidak. Kau baik. Tadi saja kau tolong kakak di kebun sekolah, 'kan?"
Shiroichi menarik napas, lalu membuangnya pelan. "Kenapa kau anggap begitu? Padahal aku terkenal nakal di sekolah. Mana mungkin menolong orang."
"Karena ..." Tsubaki menggerakkan bola mata, membiarkan retinanya melirik sisi lain. Ia berpikir sekaligus salah tingkah, "aku tahu ... kau ... di rumah kau juga suka membantu ayahmu, 'kan? Kau suka merapikan meja kerjanya sepulang sekolah. Kalau ayahmu datang, kau membuatkan kopi ... merapikan jasnya ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Dogwood [Extended Ver.]
RomanceTakasugi Shiroichi sudah tidak mau lagi menaruh harapan pada cinta. Ia menjadi seorang Casanova demi mempermainkan hal itu, mempermainkan kaum wanita yang telah menghancurkan kehidupannya. Hanya satu yang saat ini mampu menyelamatkan Shiroichi dari...