Dalam mansion kebesaran milik marga Kim sudah terdapat keributan pada pagi hari."Mama, jas yang harus ku pakai yang mana? Navy atau hitam?" Teriak bocah berusia 14 tahun itu dalam kamarnya.
Yiren yang masih bersiap diri menyempatkan untuk melihat putra bungsunya yang meneriakinya. Kamarnya dilantai atas, padahal ia mengenakan maxi dress berwarna navy yang super ribet untuk menaiki tangga.
"Kan mama sudah bilang tadi malam pakai jas warna navy sayang,"
pemuda bernama Jeno itu meletakkan jas navy di tangan kanannya ke depan full body-nya. dengan melihat pantulan dirinya sendiri pada kaca.
"Kenapa tidak yang hitam saja ma?"
Yiren, ibunya menghela nafas "lihat, mama sudah memakai gaun ini untuk menyamai jas mu. Bahkan kemarin kamu menemani mama untuk mencari warna couple."
Pemuda itu tersenyum menampilkan gigi kelincinya. Kenapa ia tak berfikir sejauh itu. Kemarin ia menemani mamanya berbelanja, astaga. Padahal ini untuk menghadiri acara sekolahnya.
"Maaf ma, aku tidak tahu"
Yiren mengusap tatanan rambut putranya. Dia sangat menggemaskan di saat merutuki kesalahan kecilnya. Menunjukkan gigi, dan tersenyum simpul.
"Segeralah bersiap, mama dan papa akan menunggu di ruang makan"
Pemuda tersebut mengangguk dan bergegas pergi ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama untuk bersiap, ia pun bergegas untuk ikut sarapan bersama. Disana-- meja makan sudak terdapat papa, mama, dan satu hyung kesayangannya.
"Maaf ya, Hyung ada jadwal kuliah pagi ini. Jika tidak presentasi pasti Hyung ikut ke acaramu"
Jeno yang baru duduk dan ingin mengambil roti pun menoleh mendengar perkataan Hyung nya.
"Tidak apa-apa Hyung. Aku sudah senang mama dan papa bisa datang"
Meskipun Yiren dan Yesung sibuk dengan pekerjaan, tapi mereka selalu menyempatkan datang ke acara sekolah putra-putranya. Sesibuk apapun itu. Maka dari itu, Jeno sudah sangat senang.
"Habiskan makanan kalian, lalu bersiap masing-masing. Namjoon segeralah pergi ke kampus, dan kamu Jeno, papa dan mama tunggu di dalam mobil" ucap sang kepala keluarga mulai beranjak dari kursinya dan bergegas. Tak lupa diikuti Yiren dibelakangnya.
"Hyung, aku berangkat dulu"
"Semoga sukses Jeki, Hyung selalu mendukungmu hahaha"
Mendengar panggilan yang diucapkan Seokjin kakaknya, membuatnya kesal setengah mati."Haissh Hyung! Kenapa sih memanggilku dengan nama seperti itu. Aku bukan seperti hewan bergigi menonjol yang suka makan wortel"
"Tapi kenyataannya memang begitu pabbo-ya, kau pasti membawa wortel dalam tas mu kan? Mengaku saja."
Mendengar hal tersebut Jeno membelalakkan matanya. Kenapa Hyungnya ini bisa tau. Ia pun gelagapan mencari jawaban untuk menyangkalnya.
"T-tidak, mana mungkin aku ke sekolah membawa sayuran seperti itu. Apalagi wortel. Aku tidak suka wortel."
Mendengar jawaban gagap yang diutarakan adiknya pun, Namjoon jelas tertawa lepas.
"Ayo cepat nak, nanti kau terlambat." ucap Yiren dari luar rumah.
Ini kesempatan untuk melarikan diri dari godaan Namjoon, kakak laknatnya.
'Terima kasih Tuhan, kau memang yang terbaik' ucapnya. Tentu saja dalam batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER.
FanfictionYang diperebutkan sebenarnya yang paling berhak memilih, tetapi keadaan membuatnya bungkam ditarik-ulurkan. Ingin rasanya mengulang kehidupan tanpa tahu kebenaran, atau paling tidak Ia hanya ingin ketenangan terjadi. =Note= • Semua gambar pinterest...