"Kenapa kesini hem?"
Aca tak menjawab, sibuk menggerak-gerkan kakinya dan menyedot susu yang di belikan Billa tadi. Sebenarnya tanpa Bima bertanya, Bima sudah tahu jika tujuan Aca pergi adalah menghindari Bagus. Tapi Bima hanya ingin mendengar jawaban langsung dari tunangannya itu.
"Sayang."
"Nggak papa, pengen berduaan aja sama kamu."
Ah, dari mana Aca belajar gombalan receh begitu? Apa sahabatnya yang bernama Billa-Billa itu? Secara Aca hanya dekat dengan Billa dan anak itu terlihat sangat cerewet dan pecicilan.
"Gak ngehindarin Bang Ba-"
"Suuut, Bima bawel!" Aca menempelkan telunjuknya pada bibir Bima membuat lelaki yang umurnya lebih muda darinya itu terdiam, kemudian terenyum gemas melihat tingkah tunangannya.
"Uh, abis lagi!" Aca melempar kotak susunya sembarangan membuat Bima menghela nafasnya.
Bima berdiri dari duduknya, kemudian mengambil kotak susu yang sudah tergeletak tak elitnya di tanah dan berjalan kearah tempat sampah yang tak jauh dari sana. Dan setelahnya berjalan kembali mendekati Aca, berdiri di hadapan gadis yang tengah memajukan bibirnya itu.
"Jangan buang sampah sembarangan, mau di hukum osis hah?" tegur Bima dengan halusnya, ah teguran macam apa itu!
Aca tak bergemin, masih diam menatap sekelilingnya, dan taman sekolah cukup ramai orang yang berlaulalang maupun duduk bercengkrama duduk di kursi yang berjejer disana. Aca mendongak saat merasakan tangan Bima di wajahnya, merapikan rambutnya yang terbang tertiup angin hingga menutupi wajahnya.
"Kenapa bete gitu sih mukanya?"
Aca menggeleng dan kemudian memilih memeluk pinggang Bima yang berdiri hadapannya, menenggelamkan wajahnya di perut lelaki itu. Bima agak kaget, tapi kemudian memilih menikmati moment ini bersama Aca.
Tolong ingatkan Bima jika ia berada di area sekolah.
"Sayang."
"Diem dulu Bim, aku nyaman kayak gini." Gumam Aca yang suaranya tertahan oleh perut Bima.
"Kamu kalau ada masalah cerita sama aku, aku pasti dengerin semua cerita kamu."
Aca menggeleng, memiringkan kepalanya agar ia bisa bernafas. Dia sesak nafas ngomong-ngomog.
"Cerita apa, orang aku lagi kangen kamu aja."
Ah, Bima cium juga nih bibir tunangannya. Bicaranya manis sekali, kalau tidak ingat ini area sekolah Bima pasti ah sudah lah.
"Kangen aku? Gimana nanti malam jalan-jalan?"
"Ke mana?"
"Bioskop?"
"Kuy, nonton sebelum iblis menjemput ya."
"Dimana-mana kalo nonton sama pacar nontonnya yang romantis, masa iblis-iblisan!"
"Dih, emang siapa pacar aku?" Aca melepas pelukannya dan mendorong sedikit tubuh Bima.
"Aku lah."
"Dih, kamu? Kamu pacar aku?" Aca menunjuk-nunjuk hidungnya sendiri.
"Kamu tuh tunangan aku Bima, siapa juga yang pacaran!" dan sukses membuat Bima terbahak.
Aca tersenyum, Bima tertawa itu sangat manis. Apa lagi wajahnya yang imut-imut lucu macam bocah esdeh, tapi aaaah Bima juga menawan kok apa lagi saat menatap lawan di pertandingan silat yang pernah Aca lihat.
"Oke, nanti malam aku jemputnya. Sekarang ke kelas, udah bel."
"Anter."
Bima menghela nafas, manjanya keluar. Tapi, Bima suka Aca yang manja apa lagi hanya pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal of Love [LENGKAP☑️]
Teen Fiction⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengakuan jika dirinya sudah memiliki hubungan lain dengan seorang perempuan di belakang kalian? Dan lebih mengejutkan lagi perempuan itu adalah s...