Part 2

47 9 4
                                    

°R E A D I N G°


"Woy lo jangan lewat sini dong! Lo gak liat ada tulisan disana tuh" Maki seorang gadis dan menujuk nunjuk papan kecil yang tergantung bertulisan 'SEDANG DI PEL! YANG MASIH LEWAT GOBLOK!'

"I-iya maaf"

"Gobloknya keliatan banget" Sambung gadis tadi.

"Raina! Biarin aja lah dia lewat" Tegur Raka sang ketua kelas yang gantengnya diatas standar.

"Makasih" Ucap siswi yang ditegur Raina dengan senyuman senang lalu beranjak pergi meningglkan Raina begitu saja. Raina saja sampai bingung, kenapa siswi tadi tiba-tiba tersenyum senang?

"WOY MASALAH KITA BELOM SELESAI!" Teriak Raina karena siswi tadi sudah mulai menjauh.

"Cewek tadi ngapa senyam senyum sih njer?" Celetuk Renata yang sedari tadi hanya diam melihat kelakuan sahabatnya-Raina.

"Aisshh... kalian emang lebih telmi daripada gue ya!" Ujar Dwi tiba tiba
"Ya jelas senyum lah kan si Raka ganteng abis! Ketua kelas terganteng lagi. Siapa sih cewek yang ga sukaa di bela raka kayak cewek tadi" Lanjut Dwi merasa dugaannya benar.

"Eh iya juga yah" Sahut Renata memikirkan ucapan Dwi.

"Bodo amat! Yang penting dia punya urusan sama gue" Ujar Raina dan mulai mengepel lantai depan kelasnya.

"Raina, kamu kalo ngepel yang bener dong" Tutur Rahma si cewek kutu buku berjilbab yang alimnya patut diacungi 3 jempol X sama jempol kaki.

"Ini udah bener kali ma" Jawab Raina dan mulai mennggerakkan pel maju mundur.

"Tapi ndak gitu Rai, kamu harusnya ngepel sambil jalan mundur, bukan jalan maju" Rahma berdiri dan menaruh novelnya di kursi kayu depan kelas tempat ia duduk tadi. Ia mulai meminjam pel pada kelas lain dan membantu Raina.

"Gini Rai" Rahma mulai mengepel lantai dengan gerakam jalan mundur. Raina pun tersenyum melihat apa yang dilakukan Rahma. Tetapi tidak berlangsung lama, ia langsung menampakan raut muka kesal lagi.

'Gaada yang boleh tau siapa gue' Raina kembali mengingat janjinya dulu.

Ada apa dengan Raina?

********

"Woy" Teriak Raina saat memasuki kelasnya. Sekarang pandangan semua siswa mulai terarah padanya. Banyak juga pekikan-pekikan kecil yang terdengar samar dari mulut beberapa siswa.

"Ngapa sih tuh anak? Bikin pusing aja"

"Pasti ujungnya ga penting"

"Gih ngapain juga dengerin dia gapenting banget"

"Woy lo anjing!" Tunjuk Raina pada beberapa temannya yang sedang menatapnya jijik. Tetapi saat mendengat gertakan Raina semua siswa tadi langsung menatapnya dnegan wajah memelas, hal itu membuat Raina tersenyum miring.

"Punya masalah apa sama gue?" Raina lalu mendekati teman-temannya tadi.

"Ga-gaada" Jawab salah satu dari mereka gugup.

"Gue bikin pusing lo yang gimana? Emang gue pernah pukul pala lo pake tongkat kasti 1 jam? Emang pernah gue tabrak lo pake truk sampe pala lo kebentur aspal? Emang pernah gue ngeracunin lo sampe koma karena pusingnya keterlaluan? HA? EMANG PERNAH!!!" Teriak Raina di akhir kalimat. 4 gadis tadi menggeleng takut.

"Cih! Gue yang bodo, manusia tolol kayak lo pada bukan saingan gue" Raina berjalan kembali ke depan papan tulis membuat dirinya jadi sorotan para siswa dikelas, apalagi karena ulahnya yang baru saja ia laukan, menurut Raina itu sepele karena ia bisa berbuat lebih dari itu.

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang