chapter 29

7.3K 176 1
                                    


brayen membawa alicia ke mansion tidak peduli perempuan itu menolaknya berkali kali

brayen menggendong alicia hingga ke kamarnya ,lia awalnya bersih kukuh untuk turun tapi percuma saja

akhirnya lia mengalungkan kedua tangannya ke leher brayen supaya tidak terjatuh , lia menyembunyikan wajahnya ke dada bidang brayen karena malu banyak pembantu yang melihat mereka berdua

brayen menurunkan lia saat sudah di kamarnya

"terima kasih "

"buat ?"

"semuanya " brayen tersenyum tipis . perlahan lia pasti akan mencintainya meski ini belum saat yang tepat untuk mengatakan itu semua

brayen duduk di sofa kamar alicia sambil menonton televisi di sana , baru kali ini lia melihat brayen menonton tv

"brayen apa kamu tidak kerja ?"

"tidak , sekarang kamu istirahat saja , aku akan menjagamu "

"tapi kan ,gimana soal pekerjaanmu "

"sudah ada niko ,kak saka , om garel mereka semua bisa membantuku " lia mengangguk

di sore hari hujan sangat deras di luar , suhunya dingin membuatku sedikit kedinginan

lia menatap brayen yang tertidur di sofa ,lia tahu pasti brayen sangat kelelahan, ia mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya agar tidak kedinginan

lia keluar dari kamar menuju ke dapur , alicia berpikir akan membuatkan mie saja serta teh hangat mungkin itu akan terasa nikmat di saat hujan seperti ini

ia membuat 2 mie dan 2 teh hangat untuk brayen juga .selesai itu semua lia membangunkan brayen supaya cepat bangun

"brayen bangun ini udah hampir petang "brayen tatap saja tidak membuka mata

" brayen bangun ", teriak lia karena merasa kesal dengan brayen serta menarik selimutnya

tetap saja tidak membuka mata , tangan brayen menarik tangan lia secepat kilat membuat lia tertarik

matanya melotot saat bibir mereka bersentuhan tepat dengan brayen yang membuka matanya tersenyum tipis

lia langsung berdiri kaget ,ini baru pertama kalinya ia di cium toh itu sebagai suaminya sendiri

" kenapa kau melakukan itu "

"apa ada yang salah "

lia diam saja sambil bergetar dan langsung kemudian duduk untuk menyantap mie sambil bercuri pandang kesal dengan brayen

" aku tidak suka "

" seharusnya tadi aku meraupnya "mata lia melotot dengan ucapan brayen barusan

" kenapa kamu sekarang gila "

"memang "

"mesum" gumam lia sedikit jengkel

"aku tidak seperti itu , jika iya aku pasti akan meminta hakku sekarang " lia tersedak dengan cepat ia mengambil teh hangat yang ada di depannya

meski sedikit panas "maksudmu?"

"lupakan , tidak perlu kau ingat aku akan menunggu mu sampai kau siap"

"maksudmu "

"lupakan "

brayen menghentikan ucapannya dan lansung menyantap makanan di depannya itu. percuma berbicara dengan istrinya ini . tidak akan paham

"aku tahu maksudmu " terang alicia dengan santai

"hmm"

"aku akan berusaha mencintaimu dulu"

brayen menghentikan aktivitas memakannya ,apa ia tadi salah dengar ? apa terlalu menghayal

"apa aku tidak salah dengar " lia menggeleng kepala. tidak

brayen menangkup wajah alicia dengan kedua tangannya tak lupa senyum manis yang tercetak di wajahnya

"apa benar? "

" yes "brayen menarik tubuh alicia ke dekapannya meski ia tahu kata kata yang masih 'belajar mencintai belum seutuhnya '

lia langsung melepaskan pelukannya dan kembali melanjutkan makan , lagian ini keputusan yang baik buat lia dari pada harus membiarkan hatinya kosong tanpa siapapun.

........

" banyak sekali pengunjung , hingga kursi tak muat karena terlalu banyak mungkin karena hujan lebat " pikir mila dalam hati sambil melihat para pengunjung yang masuk ke restorant

" bu mila ini gimana apa kita mengambil kursi di belakang untuk mereka meski tidak ada mejanya "

"terserah saja"

"biar aku bantu " sela niko yang baru saja masuk kedalam restorant menghampiri mereka berdua.

"nik kok kau ada di sini ? apa tidak kerja ?"

"tidak , tugasku sudah selesai di kantor aku kesini untuk makan karena sangat lapar " ungkap niko

"yasudah bantu mereka mengambil kursi untuk di bawa ke depan setelah itu aku akan mempersiapkan makananmu  saat sudah selesai"

"baiklah "

setengah jam niko duduk di restorant mila dan lia , ia menunggu saka yang tak kunjung datang

"sorry nik di luar hujan jadi gue agak lama "

"oke lah ,gue maklumi "

...........

"apa tidak bisa menatapku biasa saja " brayen mengerutkan kedua alisnya

"ada yang salah ?"

"tidak ,cuman heran saja kau menatapku lama membuatku sedikit aneh "

brayen tersenyum tipis kearah lia yang sedang bersandar di kepala ranjang sambil membaca novel,




my husband ceo perusahaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang