💓22💓

1.3K 132 10
                                    

"Penampilanmu benar-benar spektakuler, Sowon. Aku mengakuinya," pekik Seokjin heboh saat Sowon cs sudah turun dari panggung.

Umji memutar matanya malas. "Apa sih teriak-teriak kayak tadi? Sowon nahan malu tuh."

"Nggak kok!" jawab Sowon.

"Nah, Sowon aja bilang nggak! Berarti malah seneng 'kan ya?" goda Seokjin ke Sowon.

Sowon hanya menunduk dan tersenyum. "Iya," lirihnya yang mungkin tak terdengar oleh siapapun.

Seokjin tak bisa menahan senyumnya melihat Sowon yang tengah ber-selfie ria dengan teman-temannya. Sampai saat dia melihat Seungwoo di kejauhan yang mulai mendekat, dia langsung menggenggam tangan Sowon.

"Kenapa?" tanya Sowon bingung.

"Kita pergi dari sini ya. Selamat berpacaran kalian!" ucap Seokjin ke teman-temannya dan langsung menarik Sowon pergi.

"Hei, kenapa Kak?" tanya Sowon disela-sela ia berlari.

"Aku ingin menghabisimu ... di tempat yang sepi."

Mendengar itu Sowon melebarkan matanya kemudian berhenti dan memaksa tangannya terlepas dari Seokjin. "Apa maksudmu? Kau ingin melakukan kekerasan lagi padaku?" tanya Sowon dengan nada sedikit naik. Untung saja sekarang mereka sudah sampai di taman belakang sekolah.

"Aku pikir kau benar-benar sudah berubah. Tapi ternyata masih sama saja! Jadi, selama ini kata-kata manis yang kau ucapkan hanya bualan 'kan?

"Sowon aku tid-"

"Kau benar-benar brengsek. Sama saja! Aku kecewa padamu! Padahal aku mulai mencintaimu!" ucap Sowon sambil mengusap air mata yang mulai jatuh.

Seokjin lagi-lagi tak bisa menahan senyumnya.

"Kenapa kau malah tersenyum seperti itu? Kau senang? Psikopat gila!"

Mendengar hal itu pertama kali keluar dari mulut Sowon, Seokjin melebarkan matanya, tidak menyangka sampai dia menjuluki Seokjin psikopat. "Hei, Sowon. Tenang ya? Aku tadi hanya bercanda. Aku benar-benar sudah berubah."

"Bagaimana aku bisa percaya?"

Seokjin mendekati Sowon yang masih sedikit terisak kemudian memeluknya. "Masih tidak percaya?"

"Nggak tau. Serah."

"Kau marah? Maaf." Seokjin melihat Sowon yang masih setia melihat tanah.

Seokjin berlutut dan menatap Sowon dari bawah. "Maafkan aku."

"Ya," jawab Sowon singkat. Pasalnya dia malu, tak sengaja mengucapkan cinta ke Seokjin.

"Soal pernyataan cintamu it-"

"Jangan dibahas! Aku malu."

"Untuk apa malu? Aku juga mencintaimu, Sowon. Kau pasti sudah tau itu 'kan?"

Sowon menganggukkan kepalanya pelan. "Tapi aku masih ragu. Kak Seokjin 'kan suka bercanda," lirih Sowon.

"Kau tak yakin padaku?" tanya Seokjin yang hanya dibalas Senyuman Sowon.

"SOWON, AKU MENCINTAIMU!" teriak Seokjin tiba-tiba.

"Kak Seokjin, jangan teriak!" ucap Sowon, terlalu kaget dengan apa yang baru saja Seokjin lakukan.

"Sengaja, supaya kau percaya."

"Tapi aku malu ...." Sowon menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Seokjin melepaskan kedua tangan Sowon, kemudian menatap Sowon dalam. Membuat Sowon salah tingkah sendiri.

"Jadi, kau sudah percaya?" Sowon mengangguk.

"Sowon, mau jadi pacar ... ku?"

"Iya!"

Seokjin yang terlalu senang langsung mengangkat Sowon dan mencium pipinya sekilas.

"Hei, Kak Seokjin! Kau mencuri ciuman pertamaku!"

"Itu masih di pipi. Kau mau ciuman pertama sebelumnya yang di bibir?" tanya Seokjin.

Sowon yang tersenyum langsung memudarkan senyumnya. "Maaf, aku tidak siap. Kita masih terlalu dini, Kak."

"Oh iya, maafkan aku,"–Seokjin merapikan rambut Sowon yang berantakan–"yang penting kau sudah menjadi punyaku saja sudah sangat senang."

"Aku juga senang. Aku akan berdoa semoga bisa sampai jenjang pernikahan. Walau masih sangat jauh sih," sahut Sowon dengan lelehan kecil.

"Aku akan berusaha semaksimal mungkin hingga kita bisa mengenakan jas dan gaun yang megah nantinya. Mungkin ini terlalu cringe, tapi aku serius," ucap Seokjin.

"Aku percaya padamu," jawab Sowon.

"Aku menyayangimu, Sowon."

"Aku juga, Kak Seokjin."

Seiring berjalannya waktu, perasaan tiap orang pasti bisa berubah bukan? Dahulu, wanita yang ada di depannya ini adalah wanita yang sangat ingin ia habisi karena mengingatkannya pada mamanya, membully orang pun jadi kebiasannya. Tetapi, wanita itu justru membantunya keluar dari lingkaran hitam yang menyesatkan itu dan membuat Seokjin jatuh hati untuk pertama kalinya.




Cinta sangat sulit ditebak.






















##

CRINGE ABIS 😭
Belum end kok gais. 🙋

Oh ya, mampir juga ke work ini ya.

Disana Seokjin sama Sowon jadi rival

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disana Seokjin sama Sowon jadi rival.
Jan lupa votement! 💛

l Love My Bully Victim [SowJin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang