"Pagi, bunda!" ujar Jeno diikuti oleh si kecil Soobin yang ikut berlarian menyesuaikan langkah sang kakak yang memasuki dapur, tempat dimana Jisoo berada yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.
"Bundaaaaa" ujar Soobin sambil memeluk sebelah kaki bundanya, maklum si kecil kan baru setinggi itu.
"Selamat pagi sayang-sayangnya bunda.. Aduh Soobin wajah kamu-"
"Hihihi" Jisoo malah ikut tertawa melihat si kecil yang terkekeh lucu dengan wajah bertaburan bedak.
"Bunda sedang masak apa? Mau Jeno bantu?" ujar Jeno sambil melirik ke arah panci yang sejak tadi dimasak oleh sang bunda.
"Cubin mau bantu juga!" ujar Soobin buat Jisoo terkekeh.
"Kalian mau bantu bunda?" tanya Jisoo yang diangguki oleh kedua putranya kompak. Ia merasa sangat beruntung karena memiliki dua putra yang begitu pengertian.
"Kalau gitu, mau bantu bunda untuk bangunkan ayah? Kebetulan sarapannya juga sudah mau selesai" ujar Jisoo pada kedua putra kesayangannya. Mendengar kata 'ayah', keduanya langsung terlihat sangat antusias. Sang ayah hampir lima hari kemarin memang pergi ke Kalimantan untuk menengok bisnisnya disana dan baru tiba tengah malam lalu saat keduanya telah tidur.
Kemudian, tanpa banyak bicara, kedua putranya pun kembali berlarian menaiki tangga untuk menuju ke kamar orang tuanya untuk membangunkan sang ayah. Melihat tingkah kedua putranya membuat Jisoo tersenyum dan segera menyiapkan sarapan untuk yang tercinta.
...
Soobin terlihat sedikit berjinjit di depan pintu kamar bercat abu tersebut, sedikit kesulitan untuk membuka pintu sampai akhirnya sang kakak langsung menghampiri dan membantunya membuka pintu secara perlahan. Walau awalnya Jemo juga sempat terkekeh menertawakan kegemasan sang adik sih hehe
"Kak Jeje ayo!" ujar Soobin sambil menarik sebelah tangan sang kakak untuk segera mendekat ke arah tempat tidur yang masih ditempati sang ayah dengan nyaman.
Pukk Pukk
"Ayah, bangun!" ujar Soobin sambil menepuk-nepuk sebelah lengan sang ayah, sementara Jeno sendiri terlihat menarik selimut tebal berwarna putih yang dipakai ayahnya.
Sebenarnya, Seokmin sudah sempat terbangun beberapa menit yang lalu bahkan saat kerusuhan yang terjadi di depan pintu saat Soobin kesulitan membuka pintu saja ia sudah tau. Tapi ia sengaja pura-pura tidur kembali untuk mengerjai kedua jagoan kesayangannya itu.
"Ayahhhh ayo bangun! Ughhh kakak belat ih" ujar Soobin saat berusaha menarik sebelah tangan ayahnya. Maunya sih agar ia bisa membuat ayahnya duduk, tapi apa daya badan dan tenaganya masih terlalu kecil.
"Ayah, bunda bilang sarapan sudah selesai. Ayo sarapan" ujar Jeno sambil masih menepuk-nepuk pelan sebelah lengan ayahnya. Soobin sendiri masih sibuk mencoba menarik-narik tangan sang ayah, bahkan wajahnya terlihat sampai memerah lucu sekarang.
Karena tak tahan harus berpura-pura tidur ditambah dengan tingkah menggemaskan kedua putranya, akhirnya Seokmin pun hanya bisa tertawa gemas dan langsung merentangkan kedua lengannya dan memeluk kedua jagoannya itu. Sadar jika sang ayah sudah bangun, Soobin pun langsung tertawa diikuti oleh Jeno.
"Ahhh ayah rindu sekali dengan kedua jagoan ayah ini" ujar Seokmin lalu langsung mengecupi kedua pipi jagoannya.
"No! Ayah bauuu cikat gigi dulu ish!" balas Soobin sedikit merengut, merasa sedikit kesal karena sang ayah yang cium-cium pipinya. Padahal ia habis mandi, eh pipinya malah dicium-cium sama ayahnya yang baru bangun tidur.
"Jadi ayah sudah bangun ya daritadi?" kalau ini, Jeno yang bertanya, Seokmin pun hanya berdeham mengiyakan dan mengusak sayang rambut kedua jagoannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON HOLD] TETANGGA | Kompleks-17 Vol. II (SVT GS)
Short StoryAda yang rindu tidak dengan keluarga yang ada di Kompleks-17? Ya, ini kelanjutan cerita tentang mereka karena ada banyak cerita yang mungkin belum terselesaikan. Cerita terdahulu, konflik, dan permasalahan mungkin akan ada. Jadi, apa masih akan teta...