"Keperawanan atau perawan merupakan seseorang yang belum pernah melakukan persetubuhan. Budaya maupun tradisi agama menempatkan keperawanan sebagai suatu kehormatan, yang umumnya disandang oleh perempuan yang tidak menikah. Konsep keperawanan biasanya melibatkan isu moral atau religius yang berdampak pada status sosial maupun hubungan"Membaca kalimat itu, Sekar menahan diri untuk tidak memperlihatkan tangannya yang gemetar. Tema kajian kewanitaan hari ini benar-benar membuatnya keringat dingin.
Beberapa bulan di pesantren membuatnya sedikit lebih baik. Dengan bantuan teman-teman yang begitu peduli, akhirnya membuat Sekar sedikit bangkit.Dan hari ini, tema kajian sedikit membuatnya pucat. "Wanita Suci"
"Sekar, coba lanjutkan bacaannya!" Titah seorang Ustadzah karena Sekar berhenti membaca buku yang ada di pegangannya.
Sekar menghela nafas panjang sebelum membaca kembali buku itu.
"Pada dasarnya, keperawanan dengan keutuhan selaput dara memang tidak harus selalu berkaitan. Ketidak utuhan tersebut tidak hanya dikarenakan hubungan badan saja, tetapi bisa dikarenakan kecelakanaan, terjatuh, gerak fisik yang berlebihan seperti olah raga, berkuda, bersepeda dan sebagainya" Suara Sekar cukup bergetar. Membuat ustadzah sedikit mengerutkan kening merasa heran.
"Afwan Ustadzah. Tadi, Sekar lupa sarapan. Jadi suaranya agak bergetar gitu. Biar Nanda aja yang baca Ustadzah." Tawar gadis yang menjadi teman dekat Sekar.
"Lain kali, jangan lupa sarapan, Sekar!"
"Baik, Ustadzah." Ucap Sekar dan menurunkan tangan bergetarnya dari atas meja lalu menyembunyikannya kedalam jilbab. Dua tangannya pun ia kepalkan dengan kuat.
"Keperawanan merupakan hal yang sangat penting bagi perempuan karena disitulah letak kesucian akhlak dan kesempurnaan iman" Nanda mulai membaca dan membuat Sekar ingin sekali menangis.
"Namun demikian, mari lihatlah bagaimana kenyataan hari ini di mana tidak sedikit perempuan yang menggumbar auratnya yang berharga. Pakaian yang semestinya dipakai anak usia lima tahun semakin digandrungi oleh gadis remaja dan lucunya ibu-ibu pun beramai-ramai menegenakan hal serupa. Bahkan yang paling mengkhawatirkan, tidak sedikit para wanita menyerahkan kepada laki-laki yang bukan suaminya. Mereka tidak akan lagi merasa malu ketika selaput daranya sudah terkoyak sebelum waktunya. Apalagi saat ini telah beredar selaput dara palsu, tentunya mereka akan dengan mudah mengganti dan mengelabui siapapun. Apalagi dengan obat pencegah kehamilan yang kian marak dimasyarakat, tak pelak lagi akan memepermudah jalan menuju kemaksiatan.
Perempuan adalah makhluk istimewa. Allah SWT telah menciptakan wanita dengan selaput dara yang dimilikinya tidaklah bernilai cuma-cuma dan percuma. Keberadaanya adalah bukti keseriusan wanita dalam menjaga dan memelihara kesucian iman dan kegadisan. Organ itu juga menjadi saksi bahwa dirinya tidak pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah sebagaimana telah menjadi hukum Allah.
Namun ketika hal itu terkoyak sebelum waktunya (kecuali alasan pemerkosaan, atau kecelakaan) patut kita pertanyakan dimana rasa malu yang merupakan cerminan perempuan. Di manakah keimanan yang akan membuat akhlaknya semakin menawan dan dimanakah harga dirinya sebagai manusia yang diistimewakan. Maka wajarlah jika terdapat perempuan yang tidak menjaga harga diri dan keperawanannya dianggap tidak punya iman"
Setelah Nanda usai membaca semua yang di perintahkan Ustadzah, tiba-tiba, Tubuh Sekar ambruk dan membuat teman-teman sekelasnya memekik kaget."Sekar!"
Ustadzah memekik lalu segera mendekati Sekar."Cepat, ayo bopong dia keruang UKS!"
"Baik Ustadzah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name Is Sekar
SpiritualBagaimana perasaanmu jika berada di posisi Sekar? Saat tragedi mengerikan menimpa dirinya. Di usia dua belas tahun, mahkota kesuciannya harus raib dengan paksa. Untuk gadis keras kepala seperti dirinya, jelas menjadi pukulan yang sangat berat. Apa...