Bagian 32

29.9K 1.8K 69
                                    

Aca, Billa dan Silfi berjalan menuju kantin sekolah. Sudah lumaya ramai karena jam istirahat sudah bunyi beberapa waktu lalu, dan saat ketiganya memasuki kantin Aca, Billa, maupun Silfi mengedarkan pandangannya mencari kursi kosong hingga mata mereka menangkap kursi yang di duduki Bagus di pojok kelas terlihat kosong.

"Bill ke sana yuk." Aja Silfi sambil menarik Billa.

Billa yang di tarik kaget dan hanya mengikuti, tapi keningnya mengerut bingung saat melihat Aca memilih berjalan ke sudut kantin lainnya. Tidak mengikuti Silfi dan Billa.

"Sil, Aca Sil." Dan Silfi tak menanggapi malah memilih duduk di sampan Bagus sedangkan Billa memilih duduk berhadapan dengan Silfi di samping satu teman Bagus yang ada di sana.

"Aku ikut duduk gak papa kan?"

Bagus menatap Silfi, yang kemudian melirik temannya Kemal untuk meminta persetujuan. Dan bukan memberikan jawaban, lelaki itu memilih pergi meninggalkan meja tanpa sepatah katapun.

"Sil, temennya Bagus kayaknya gak nyaman kita disini." Bisik Billa pada Silfi yang sebenarnya bisa didengar oleh Bagus.

"Nggak, santai aja. Dia emang gitu." Jawab Bagus santai.

"Kalian Cuma berdua?" tanya Bagus.

Billa menatap bingung sedang Silfi segera menatap Bagus dengan mata memicing.

"Kenapa emang kalo berdua?"

"Ya enggak, biasanya kalian bertiga."

"Acanya sama Bima, tuh." Tunjuk Billa.

Bagus menengok kearah dimana Billa tunjuk, dan ya Aca tengah berada di antara Bima dan Rafa juga beberapa teman Bima. Tersenyum dan tertawa lepas, Bagus merasa bersalah. 2 tahun berpacaran Bagus tak pernah membawa Aca bergabung dengan teman-temanya meski gadis itu sudah kenal dengan teman-temannya, Sega, Kemal dan Reon.

Sebenarnya Bagus sendiri punya alasan tak pernah membawa Aca berkumpul dengan teman-temannya, juga Bagus tak mau Aca merasa tak nyaman di kelilingi laki-laki. Tapi sepertinya Aca santai berkumpul dengan mereka.

Sedang Silfi, sudah meremat rok seragamnya. Kesal dan marah ia rasakan sekarang, kekasihnya malah memandangi mantan pacarnya.

"Bagus!"

"Bagus!"

"Bagus!" panggil Silfi yang kesekian kalinya setelah panggilan sebelumnya tak mendapat respon dari lelaki itu.

Bagus terkesiap, menatap Silfi yang terlihat marah dengan mata yang sudah memerah menahan.

"Sil."

"Lo masih cinta kan sama Aca?"

"Sil, kita udah bahas ini tadi pagi."

"Lo masih cinta kan sama Aca?"

"Sil-"

"Jangan alihin pembicaraan Bagus!"

Bagus menghela nafas, mengusap wajahnya kasar. Akhir-akhir ini pertanyaan itu sering sekali Silfi lontarkan padanya, dan Bagus tak bisa menjawab dengan cepat pertanyaan itu. Ia bingung dan bimbang, Bagus-

Plak..

Bagus terdiam saat sebuah tamparan mengenai wajahnya, perih dan panas. Tapi Bagus tak memberikan respon apapun, dan Silfi memilih beranjak dari duduknya dan pergi dari kantin.

Billa, memilih diam menatap Bagus yang juga hanya diam. Merasa sedikit kasihan pada mantan pacar juga pacar dari sahabatnya, bagaimanapun Bagus pernah beberapa kali membantunya saat ia kesusahan bersama Aca. ya sebenarnya Bagus menolong Aca bukan dirinya, tapi secara tak langsung Bagus juga membantu dirinya bukan?

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang