Derap kaki yang begitu cepat kian terdengar di lantai kayu kecoklatan yang berada di salah satu mall kota Paris. Lama kelamaan langkah itu berubah menjadi lari. Seolah mencoba menghindari seseorang atau bahkan segerombolan pengejar. Disisi lain, terlihat seorang gadis sederhana dengan senyum tak ihklas yang tergambar jelas diwajah putihnya itu.
Ia adalah salah satu wanita dari berjuta orang yang sedang mengalami patah hati ketika itu. Dengan kepala merunduk ia memutuskan untuk pulang ke rumah setelah keluar dari pintu lift. Tak disangka, dari arah berlawanan seseorang menabraknya yang membuat tubuh gadis itu dan si penabrak terdorong masuk ke lift kembali. Suara lift yang menandakan pintu tertutuppun menyadarkan mereka dan saling bangun tanpa sepatah katapun dari sang penabrak. Suasana hati yang sedang sendu membuat gadis itu memilih untuk berdiam diri. Lift kembali terbuka dan gadis itu keluar dengan tetap merunduk untuk menutupi wajahnya yang baru saja habis menangisi seorang pria.
"Woi jelek," teriak seseorang yang baru saja mengikuti gadis itu keluar. Mendengar teriakan itu beberapa pasang mata yang berada ditempat seketika melihat seorang pemuda yang berjalan mendekati gadis itu. "Gue panggil seharusnya lo berhenti," katanya lagi sambil memegang lengan gadis itu untuk menghentikan langkahnya.
"Jelek? Nama gue...-"
"Terserah nama lo siapa, sekarang ikut gue," perintahnya yang langsung menarik gadis itu untuk menuju ke sebuah mobil biru. Gadis yang baru saja didorong masuk ke mobil langsung keluar ketika pemuda itu berjalan menuju tempat kemudi. Mendapati gadis itu pergi, pemuda itu tidak segan-segan menangkapnya kembali dan memakaikan sabuk pengaman secara paksa untuk diajak ke suatu tempat.
"Tolong rubah dia secantik mungkin, gue kasih waktu 1 minggu. Ubah semuanya," kata pemuda itu sambil mendorong gadis itu yang langsung ditangkap oleh salah satu karyawan salon kecantikan disana.
"Gila! Lo siapa? Gue gak kenal, jangan ganggu gue," tegas gadis itu yang akhirnya bersuara.
"Gue? Gue adalah ALVIN SEAN DURANT"
"Gue gak butuh nama lo," balas gadis itu yang langsung dapat membuat karyawan disana tertawa kecil. Melihat situasi itu ditariklah gadis itu ke sebuah cafe terdekat.
Setelah ijin mencuci muka di toilet, gadis itu kembali lagi mendatangi pemuda yang memperkenalkan namanya Alvin tadi.
"Jadi maksud lo, gue jadi pacar kontrak lo? Gitu?"
"Tepat sekali."
"Untungnya gue apaan?"
"Ini surat kontrak, silahkan dibaca."
SURAT KONTRAK BERPACARAN
Alvin sebagai pihak 1
Kyla sebagai pihak 21. Ketika bersama di depan umum wajib memainkan peran sesuai perjanjian
2. Segala jenis kode dari pihak 1, pihak 2 harus peka.
3. Tidak boleh saling mengusik, menanyai atau ikut campur antar kehidupan pribadi
4. Diluar panggung bebas menjalani aktivitas masing-masing
5. Waktu peran akan ditentukan oleh pihak 1. Dan pihak 2 harus menuruti kapanpun itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Kisah
Teen FictionAku mencintaimu. Tapi, kenapa kamu tidak memercayaiku? [April]