06

3.7K 440 215
                                    

Seoul, Korea

"Kapan kau akan menemuinya?"

Joongki tertegun saat pertanyaan itu terlontar dari mulut Seojoon. Keduanya kini tengah menghabiskan waktu makan siang di sebuah restaurant yang berada di lantai teratas gedung perusahaan milik sahabatnya itu.

Tak lama setelah memastikan Taehyung pergi ke sekolah bersama Jimin, Joongki memutuskan untuk datang mengunjungi Seojoon di kantornya. Sudah berjam-jam ia menghabiskan waktunya di sana. Berkeliling dan berbincang mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan dunia bisnis.

Bahkan Seojoon juga sempat memperkenalkan Joongki dengan beberapa teman koleganya. Hingga sampailah pada waktu makan siang, dan di sanalah kedua pria tampan itu berada.

"Aku belum tahu." jawabnya tenang.

"Kau sudah berada di sini, berhenti menjadi pengecut." perkataan tersebut mampu membuat Joongki menghentikan kegiatannya memotong asparagus, setelah menyadari bahwa obrolannya dengan sang kawan dirasa kian menjurus ke arah yang lebih serius.

"Ini tidak semudah yang kau pikirkan,"

"Aku tahu, kau sudah mengatakannya berulang kali."

"Aku butuh waktu, Joon."

"Lalu Taehyung, kau pikir waktu akan berbaik hati padanya?"

Joongki menghela nafas, berusaha untuk tetap bersikap setenang mungkin.

Ia paham, bahwa Seojoon memang tidak pernah tahu di mana letak dari inti permasalahannya. Alasan mengapa dirinya begitu berat untuk mempertemukan Taehyung dengan ibunya.

"Satu-satunya alasan mengapa aku berada di Negara ini, itu karena aku mengetahuinya dengan sangat jelas," ujarnya penuh penekanan. "Waktu tak cukup baik untuk membiarkan putraku bertahan lebih lama lagi."

"Kalau begitu segera temui dia. Katakan pada wanita itu, bahwa putranya tengah sekarat!"

Hening seketika, atmosfer di ruangan itu mendadak terasa kelam.

Seojoon tahu bahwa perkataanya barusan benar-benar sudah sangat keterlaluan. Namun sungguh, itu adalah luapan emosinya karena terlalu gemas dengan sikap Joongki yang masih saja menunda-nunda waktu.

"Kau tidak mengerti, Joon."

"Apa yang tidak kumengerti?"

"Ada satu hal yang tidak kau ketahui."

"Kalau begitu beritahu aku!"

Lagi, Joongki menarik nafas. Kembali mencoba menenangkan diri dan mengontrol emosinya, sebelum akhirnya pria itu berucap.

"Hyekyo," ada jeda sesaat, "dia tidak pernah tahu kalau selama ini putranya masih hidup."

Seojoon melebarkan pupil matanya, tampak terkejut setelah mendengar ucapan sosok di depannya.

"A-apa maksudmu?"

Tak langsung menjawab. Joongki segera meraih gelas minuman di hadapannya dengan tangan gemetar, kemudian meneguk isinya guna membuang rasa sesak yang tiba-tiba datang menyergap.

"Selama ini yang ia tahu bayinya meninggal tak lama setelah dilahirkan," rasa sesaknya terasa semakin menyakitkan ketika ia mengucapkan hal tersebut.

"Itulah alasan mengapa aku tidak bisa begitu saja mengatakan semua tentang Taehyung pada Hyekyo." lanjutnya dengan tersenyum getir.

Sementara Seojoon masih tampak bungkam di tempatnya. Pria itu tengah berusaha mencoba memahami semua hal yang baru saja ia ketahui, walau rasanya begitu sulit.

A Father's LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang