Batu gak bisa meleleh meskipun dipanasin di terik matahari
°°°
Kevin dan Marissa terus saling tatap mata di meja makan. Kedua orang tua mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Sedangkan Kevin dan Marissa sibuk memaki-maki satu sama lain di dalam batin mereka sendiri.
'ngapain gue ketemu dia?'
'kalau boleh memilih siapa yang akan kita temui, maka gue gak akan milih ketemu sama lo!!!'
'dia batu!!! Batu gak bisa meleleh meskipun dipanasin di terik matahari'
Seperti itulah batinnya Marissa. Marissa menganggap dirinya paling menyesal kalau hidupnya ketemu dengan seorang Kevin. Karena Marissa menganggap Kevin seperti kulkas berjalan. Dingin banget. Gak ada satu patah kata pun yang membuat Marissa berbunga-bunga. Buru-buru hati Marissa berbunga-bunga, setiap ketemu dengan Kevin, Marissa ingin mencabik-cabik muka Kevin yang tampannya kebangetan itu. Tapi tampannya itu hanya menurut wanita-wanita yang mengagumi dia, bukan menurut Marissa.
"Apa boleh kita mulai sekarang?" Tanya mama Laurent kepada semua orang.
"Boleh, lebih cepat lebih baik!!!" Ucap mama Vania.
Marissa menatap mama Laurent dan mamanya secara bergantian. Dia bingung apa yang akan terjadi. Habisnya Marissa bukan Dilan yang bisa meramal Milea setiap detik. Marissa hanya manusia biasa dan memiliki banyak dosa.
"Memang ada apa sih ini?" Tanya Marissa secara langsung tanpa basa basi.
"Kedatangan kami disini bermaksud untuk menjodohkan anak saya Kevin dengan anak Vania yang bernama Marissa," ucap mama Laurent dengan tegas. Marissa mendelikkan matanya ketika dia di jodohkan dengan orang yang tak pernah dia cintai sama sekali.
"Aku setuju aja sih, kan Kevin juga sudah mapan, tampan lagi!!!" Ucap mama Vania.
"Ma," bisik Marissa kepada mamanya.
"Ini juga demi kebaikan mu sayang, mama gak mau kalau kamu nanti salah bergaul dengan laki-laki di luar sana," ucap mama Vania dengan meyakinkan Marissa.
"Marissa gak cinta sama Kevin!!!" Ucap Marissa kepada semua orang yang ada disana.
"Cinta itu butuh waktu, semua akan datang dengan sendirinya!!!" Ucap mama Vania.
Marissa hanya mendengus kesal atas perjodohan ini. Karena dia menganggap kalau se-usia Marissa hanya butuh kebebasan bukan tekanan.
"Ma, Kevin gak mau di jodohin sama dia!!! Kenapa mama gak tanya dulu ke Kevin? Kevin gak mau di jodohin sama dia!!!" Marahnya Kevin kepada mama Laurent.
"Jangan menolak perjodohan ini!!! Ini juga yang terbaik untukmu," ucap mama Laurent.
"Tapi ma, aku gak mau di jodoh-jodohin kek gini!!! Aku udah bisa nentuin sendiri siapa yang bakal jadi pasangannya Kevin, emang ini zaman kuno? Ini udah zaman millenial ma, bukan zaman kuno yang selalu jodoh-jodohin anaknya!!!" Tambahnya Kevin dengan sedikit menahan amarah. Marissa melihat rahang Kevin yang terlihat kaku karena menahan amarahnya sendiri.
"Gak ada penolakan, kan mama gak suka yang namanya penolakan!!!" Ucap mama Laurent kepada Kevin.
Kevin hanya mendengus kesal atas perjodohan yang tengah menimpanya. Dia merasa memikul baton seberat 2000 kg di pundaknya. Terasa berat dan pening. Kevin memijat kepalanya untuk meredakan pening yang tengah di rasakannya saat ini. Mau tidak mau, dia harus menerima perjodohan kali ini. Hanya karena mamanya. Kevin seorang laki-laki yang menyayangi mamanya. Mamanya aja di jaga apalagi calon istrinya nanti ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL DOCTOR ✓ [COMPLETED]
Roman pour Adolescents[COMPLETED✓] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Perjodohan yang dilakukan oleh kedua belah pihak justru membuat Marissa Clarasati Nishi merasa tersiksa. Karena dia masih belum siap untuk menikah. Dekat dengan seorang dokter tampan, kaya raya, namun sifatny...