Wander Space • Todoroki Shouto✓

She Has Empty Space

Pembelajaran dari Aizawa-sensei berjalan seperti biasanya. Hanya saja, seisi kelas 1-A benar-benar ricuh begitu guru dengan rambut berantakan itu memasuki kelas. Tak ada yang salah, sebenarnya. Tatapan Aizawa-sensei masih sama; redup dengan lingkaran hitam di bawah kelopaknya. Hal yang menjadi masalahnya adalah: masih dengan gaya jalan membungkuknya, beliau mengumumkan ujian dadakan hari ini.

"Sensei, apa-apaan ini, maksudnya? Baru minggu lalu kita mendapatkan hal yang sama!" sambar si rambut kuning secepat arti nama dan quirk-nya, Denki, listrik.

Si rambut merah bangkit dari duduknya, persis seperti rambutnya yang selalu tegak berdiri. "Kau ini terlalu banyak kejutan, Sensei. Sekali-kali buatlah untuk ulang tahunku. Hadiah. Bukan kejutan semacam ini!"

Mungkin karena terlalu sering bermain dengan gravitasi, Uraraka menghempaskan wajahnya di atas meja, tak bertenaga. Gadis itu menghela napas panjang. "Fiuh, semua ini selalu membuatku gugup."

"Tak apa, Uraraka-san. Kita akan berjuang bersama-sama," timpal lelaki di seberang mejanya sambil mengepalkan tangan, percaya diri.

Uraraka mengangkat kepalanya sedikit. Lantas tersenyum manis. "Kau pasti bisa lolos di setiap ujian, Deku-kun. Ah, kau tak pernah melewatkan latihanmu. Aku tak meragukannya."

Di sudut kelas, Todoroki mendengus singkat, masih dengan tangan menumpu dagu. Suasana kelas yang seperti biasa. Keluhan Kirishima, amukan Bakugo, dan Tenya yang berusaha menenangkan semuanya.

Todoroki menyelesaikan tesnya dengan keren, merebak bisik-bisik wanita yang memujinya. Dan Minoru akan berseru iri karenanya. Terlalu biasa.

Hanya satu hal kecil yang selalu menarik perhatiannya. Persis ketika awan menjingga berarak di langit rel kereta, kedua netra cokelat madu yang tertunduk sendu itu menguncinya. Ada banyak hal yang sulit Todoroki terjemahkan dari tatapan itu. Hanya satu yang ia yakini, gadis itu punya sebuah spasi hampa dalam hidupnya. Dan Todoroki ... selalu ingin menyelinap untuk mengisinya.

◻   ◻   ◻