28. Janji? 🍁

949 150 16
                                    

Katanya kita saudara, tapi kesedihan saja kau enggan membaginya denganku.

Surabaya, 11 November

Karena aku tahu, sedih itu perih. Jadi biar kunikmati rasa itu sendiri.

🍁🍁🍁

07.36 WIB

11 November
Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta

Sosok tegap dengan kacamata hitam yang menggantung di atas hidung bangirnya itu terlihat berjalan keluar dari pintu kedatangan Bandara Soekarno-Hatta. Keramaian orang di Bandara tersebut tak mengganggu langkahnya. Sosoknya yang tinggi, dengan pakaian kerja formal yang ada ditubuhnya membuatnya terlihat berbeda. Belum lagi wajah khas Amerika-Finlandia yang membuatnya terlihat cemerlang.

Sontak saja hal itu menarik perhatian orang-orang yang melihat sosok itu. Setelah mendapat tempat kosong untuk duduk, Alen melepas kacamata hitamnya dan mengeluarkan ponsel dari saku kemejanya.

Ia tampak mengetikkan sesuatu di sana.

"Excusme, Mister" terdengar suara perempuan di antara kebisingan ramainya kegiatan di bandara.

"Ssttt, Mister Mister" suara itu terdengar makin keras.

"Mister" kali ini bukan hanya suara, seseorang sudah menepuk pundak Alen. Membuat Alen menatap ke arah orang itu.

Alen menatap datar orang itu. Anak perempuan ABG. Kisaran usia 18-20 tahun, rambutnya panjang dengan mode curly diujungnya. Make up tipis ala K-pop terlihat membingkai wajah cantiknya. Serta perpaduan warna hitam dan ungu mewarnai rambut gadis itu.

Alen menatap bingung pada remaja yang terlihat warna-warni itu. Setahunya orang Indonesia tidak seperti ini. Apa pengaruh budaya asing sebegitu kuatnya di sini?

"Mister, may i get picture with you?" pinta gadis warna-warni itu dengan senyum lebarnya.

Alen menatapnya sejenak, menimbang permintaan gadis asing itu yang tiba-tiba minta foto bareng dengannya.

"my name is Sasya. May i?" ulang anak itu dengan tatapan berharap.

"Of course" jawab Alen kemudian memberikan senyum manisnya. Membuat gadis itu terpekik senang dengan raut sumringah.

Gadis itu mengangkat iphone nya ke atas, ia mendekatkan wajahnya ke arah Alen dan tersenyum lebar.

"Chess" ujar gadis itu menunjukkan senyum pepsodent nya.

Alen tersenyum lebar melihat tingkah anak di sebelahnya. Orang Indonesia memang benar-benar unik. Bisa SKSD sama orang dan suka ketawa-ketiwi saat melakukan hal absurd.

"one more, one more" pinta gadis itu dengan menunjukkan puppy eyes.

Tadi dia tekan tombol ok berkali-kali. Dan sebanyak itu masih bilang 'one more'?

"please, one more" gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya meminta persetujuan Alen.

"Ok" jawab Alen.

Anak itu kembali mengangkat iphone nya. Sebelum menekan ok, gadis itu menoleh ke arah Alen yang kemudian ikut menatapnya.

"What's wrong?" tanya Alen

"Umm, no. But-" ucapan anak itu terhenti. Ia terlihat kebingungan.

"Aduh, bahasa inggrisnya apa ya" anak itu bergumam kecil, namun masih terdengar oleh Alen. Tapi tetap saja Alen tidak mengerti ucapan gadis itu.

FEELING OF BEING AN ENEMY  [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang