BAB 10

3.1K 266 73
                                    

Dua hati yang sedang kasmaran tidak butuh kata-kata. Marceline Desbordes-Valmore

Warning: 🔞


Kala itu...

Musim semi baru saja bermula, mempersembahkan segala bentuk keindahannya. Pemuda itu; Uzumaki Naruto, tengah memarkirkan motornya di seberang salah satu kampus swasta ternama di Ibu Kota. Dia tampak gelisah, berulang kali membuang napas. Irama di jantung juga cukup kacau. Ternyata tak semudah saat dia hanya mengambil keputusan untuk menemui wanita tersebut, seseorang yang hampir dua tahun ini begitu didambakan olehnya; Hyuuga Hinata.

Naru langsung gelagapan, buru-buru turun dari motor saat sosok yang di tunggu sudah muncul di depan gerbang. Hinata sempat celangak-celinguk sebelum menangkap keberadaan lelaki itu. Ekspresinya jelas tidak senang. Pasalnya, tak jarang ia mendapat surat kaleng dari banyak pria yang menjadi pengagum rahasianya. Termasuk dari kampus-kampus berbeda. Namun pernyataan cinta itu sering dihancurkan olehnya dengan alasan tidak tertarik pada sebuah hubungan, padahal memang dia yang tidak tertarik kepada si pria.

"Hai!" kesan pertama yang terjadi; Hinata terpaku, di depan Naru dia bungkam tak berkutik. Matanya terpukau pada safir jernih nan lembut. Tangan lelaki itu terabaikan lama di udara, Hinata tak juga menyambut jabatan tangannya. "Aku Naruto. Ehm..." Naru sempat melipat bibirnya karena grogi, memperlihatkan sepasang lesung pipi yang kentara. Ulahnya itu lagi-lagi membuat Hinata diam. "Terima kasih kau mau datang ke sini. Aku tidak akan basa-basi, takutnya kau bosan. Tapi kalau tidak keberatan, aku ingin mengajakmu kencan." Naru tiba-tiba memegang pelipisnya, salah bicara di pertemuan pertama sungguh memalukan. Bahkan belum memperkenalkan diri dengan baik, dia malah langsung mengajak Hinata berkencan.

"Ya..." suara Hinata terdengar keras, menyebabkan Naru spontan tercengang, berbalik memandangnya dalam kebisuan. Jadi kapan kita pergi?" tanya perempuan itu kemudian.

"Be-besok." Naru bersumpah bahwa situasi seperti ini sungguh menyebalkan. Menguras habis pasokan oksigen di rongga dada. Meski sebenarnya di hati berjingkrak girang.

"Baiklah! Besok tunggu aku di sini di jam yang sama. Sampai jumpa!" setelah melambaikan tangan sambil sedikit mengulas senyum cantik dia beranjak dari sana, membawa sejuta bunga mekar yang membuat jiwa meronta-ronta akibat kasmaran. Apa dia pangeran dari negeri dongeng? Benak perempuan itu. Dia menggeleng-gelengkan kepala, senyam-senyum, lalu melangkah cepat hendak kembali ke dalam kampus.

.....

Selamat siang...
Sina mohon maaf ya, khusus chapter kali ini, Sina menyimpannya.
Unsur dewasa full, jadi Sina akan menahan naskahnya. Jika di antara kalian berkeinginan baca, japri Sina di nomor WhatsApp yang tercantum di profil ya. Kalian bisa ambil bab ini dengan membayar 5k.

Sekali lagi maaf ya, hanya chapter ini. Untuk selanjutnya akan sina Up seperti biasa. Sampai ketemu di bab 11, besok. 🤗

To be Lovesick ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang