"Sil, Silfi. Lo mau kemana?"
Silfi terhenti saat tangannya di tarik oleh seseorang, membalikan tubuhnya dan saat melihat siapa orang yang menahannya di depan gerbang itu Silfi segera memeluknya.
"Gue hiks, gue mau pulang."
"Lo kenapa?"
"Pulang."
"Oke, gue ikut bolos. Lo tunggu disini."
Dan lelaki dengan rambut ikal sebahu itu segera berlari kearah kelasnya yang memang tak jauh dari gerbang, tak lama ia kembali dengan kunci motor di tangannya.
"Ke parkiran gue antar lo pulang."
*****
Aca tersenyum saat melihat Bima dengan lahapnya memakan bubur buatan ibunya, sekali terkekeh karena melihat Bima menyuapkan suapan demi suapannya tak sabaran.
"Pelan-pelan, gak akan ada yang minta kok."
"Abis enak."
"Kamu sakit tapi makannya lancar ya, biasanya orang sakit nggak enak makan." Ucap Aca sambil menerima mangkuk yang sudah kosong dari tangan Bima, lalu memberikan segelas air pada lelaki itu.
"Abis enak sih." Dan Aca hanya menggelengkan kepalanya.
Jadi, ini alasan Aca kenapa hari ini ia tak pergi ke sekolah. Pagi tadi, saat ia bangun dengan tangan Bima yang memeluknya. Aca di kejutkan dengan tangan Bima yang terasa panas dan saat gadis itu mengecek keningnya, ternyata Bima demam tinggi. Bahkan Ibu dan Ayahnya sudah kalang kabut menelpon dokter pribadi, dan ya akhirnya panasnya turun setelah di beri obat dan kemudian beginilah Bima sekarang. sudah menghabiskan semangkuk bubur yang di buatkan calon mertuanya.
"Mami udah tahu loh, siang nanti mungkin kesini."
"Bilang gak Bima nitip donat?"
"Nggak, emang kamu mau donat?"
Bima mengangguk lucu, yang kemudian Aca segera menyimpan mangkuk dan gelas yang kini berada di tangannya ke atas nampan yang ia simpan di atas nakas. Dan mengambil ponsel yang tergeletak tak jauh dari sana, dan mengetik sesuatu pada calon mami mertuanya.
"Udah, sekarang kamu rebahan aja. Biar cepet sembuh, apa mau aku pijat kepalanya biar gak pusing?"
Bima mengangguk dan merebahkan tubuhnya, Aca segera memposisikan tubuhnya di samping Bima dan tangannya kini mulai memijat kepala Bima.
"Jangan sakit."
"Iya, kali ini aja. Soalnya kalo aku sakit kamu gak ada yang jagain ya?"
"Bukan!"
"Terus?"
"Kamu sakit itu bikin repot, rewel lagi kayak bayi."
"Lah lupa dia kalau aku emang masih kecil."
Aca menunduk melihat wajah Bima yang tengah menutup matanya menikmati pijatan tangan Aca di kepalanya.
"Kalo anak kecil gak akan bisa ciuman kali."
"Namanya juga belajar, lagian sama tunangan ini." Dan Aca hanya memutar bola matanya malas.
Bima membuka matanya, menatap wajah cantik Aca dari bawah. "Lagian itu first kiss aku."
Aca menunduk, kemudian tatapan matanya bertabrakan dengan tatapan mata Bima. "Emang menurut kamu itu ciuman keberapa aku?"
Bima menggedikan bahunya, "Mana ku tau, kan kamu yang suka ciuman sama Bang Bagus."
Aca mencubit hidung Bima membuat lelaki itu memekik kesakitan. "Enak aja! Itu first kiss aku juga tau!"
Bima kaget, lelaki itu segera mendudukan tubuhnya dan menatap kearah Aca meki agak sedikit meringis karena kepalanya yang terasa pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal of Love [LENGKAP☑️]
Fiksi Remaja⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengakuan jika dirinya sudah memiliki hubungan lain dengan seorang perempuan di belakang kalian? Dan lebih mengejutkan lagi perempuan itu adalah s...