Kesepian🍃 - Lusyana bagian 04

15 6 3
                                    

Ini semua gara gara kamuuu Anaaa
Kamu! Dasar pembuat onarr
Gara gara kamu orangtua mu pergi!! Mereka tidak tahan dengan sikapmuu hahahahahaha

"Aaaarrrhhh stooooppppppp!!!!" Teriak Lusy karena mimpi buruknya, dan terbangun lebih awal dibanding alarmnya.

Keringat berkucuran didahi Lusy kala teringat peristiwa itu. Ketika hal ini terjadi yang bisa ia lakukan hanya menangis dan menangis.

Entah sampai kapan hal ini terus menghantuinya, ia lelah, ia ingin menikmati istirahatnya dengan tenang tanpa ada gangguan.

Akhirnya ia memutuskan untuk mandi dan berangkat kesekolah. Sepi, itulah yang ia rasakan selama hampir 2 tahun ini.

Rumah yang sebesar ini begitu kentara sepi kala yang menempati hanya sebiji manusia, yaitu dirinya sendiri.

Bi Ina hanya datang untuk menyiapkan makanan, beberes dan pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Sementara itu Supirnya, Pak Jo hanya datang jika dibutuhkan, seperti saat ini ketika ketika mengantar Lusy ke sekolah.

Sedangkan Lusy tak memiliki saudara, karena ia adalah anak tunggal dikeluarganya.

Para tante, om dan sepupunya sudah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Bahkan mereka hanya mengunjunginya ketika proses penguburan jenazah orang tua Lusy.

Setelah itu, entah bagaimana kabar mereka, Lusy pun tak ambil pusing.

Disekolah ini SMA Mandiri Internasional. Reputasi Lusy sama seperti sebelumnya. Yang membedakannya adalah dandanannya.

Tak ada yang mau berurusan dengan Lusy, kecuali mereka yang tak sayang nyawa.

Ketahuilah, di sekolah ini yang bisa bercengkrama dengannya hanya orang-orang tertentu saja, seperti satpam, tukang bersih-bersih, ibu kantin, dan tentu saja selain mereka tak ada yang berani memiliki hubungan dengan Lusy, meskipun itu hanya sebatas hubungan komunikasi.

Seperti saat ini. Lusy menguasai setengah dari daerah kantin. Ia menduduki meja yang paling besar dengan bumbu-bumbu makanan paling lengkap.

Banyak murid yang kecewa karena tak bisa duduk disana. Meskipun mereka telah lebih dulu duduk dibanding Lusy, mereka tetap akan ngacir saat lusy menuju ke meja tersebut.

Jika tidak, insiden saat Lusy ngamuk sambil memoncrotkan seluruh isi dari botol kecap dan saus dimeja itu akan terulang, tidak lupa juga ia akan menyembur-nyembur kan bubuk lada.

Jangan lupakan insiden ketika Lusy tidak menghambur-hamburkan bumbu, tetapi malah menghambur-hamburkan air.

Alias menyiram siswa yang duduk dibangku itu dengan selang yang ia bawa dan tersambung oleh keran air dekat kantin itu.

Entah mengapa hal itu justru membuat Lusy senang walau akhirnya ia tak memiliki teman.

Sekarang ini Lusy telah berada dikelas 12 yang artinya kekuasaanya semakin mutlak!.

Bayangkan saja, ada kakak kelas saja dia masih berani bertingkah, apalagi jika sekarang dia lah kakak kelas tingkat 3nya.

Ketika jam istirahat telah usai dan seluruh siswa bergegas memasuki ruang kelasnya masing-masing, Lusy sengaja untuk berlambat-lambat ria.

Ketika memasuki ruang kelas, suasana kelasnya tak seperti biasanya. Suasana yang biasanya gaduh kini hening.

Tak masalah! toh nanti gue yang bakal bikin gaduh. Pikirnya, sembari melenggang dengan santainya menuju singgasananya.

LusyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang