Temannya Rivan hanya terdiam.
“Ngapain masih diem?! Cepet minta maaf!” tegas Rivan.
“Iya ka,” ucap cewe itu.
Cewe itu menghampiri Tina.
“Gue minta maaf ya,” ucapnya dengan pelan.
“Yang kenceng ngomongnya!” tegas Rivan.
“Tina, gue minta maaf ya.” Ucapnya sekali lagi dengan nada sedikit tinggi.
“Ga! Gue ga mau maafin elo!” balas Tina senyum dengan bermaksud lain.
“Nih anak malah ngelunjak!” dalam hati cewe itu dengan ekspresi kesal.
“Gue bakal maafin elo! Tapi, ada syaratnya, lo harus minta maaf sama Rina!” ucap Tina.
“Ok! Gue bakal minta maaf sama dia.” Ucap cewe itu dan menghampiri Rina.
“Rina, maafin gue ya.” Ucapnya.
“Iya, gue maafin ko.” Ucap Rina dengan nada lembut.
“Ok, masalah udah selesai ya. Kalau gitu, SEMUANYA BUBAR!!” ucap Rivan dengan nadanya yang tinggi.
Setelah itu, semua orang yang berkumpul di depan kelas pada bubar dan ke kelas masing-masing.
¤¤¤
Pulang sekolah.
Di kelas Tina.“Ingat ya Tina, gue tarik permintaan maaf gue yang tadi! Dan jangan harap gue minta maaf sama elo!” ucap cewe itu.
“Terserah elo deh, sorry. Gue ga nanggepin orang yang ga punya otak.” Balas Tina dengan senyum kemenangan.
“Awas aja lo! Gue bakal balas!” ucap cewe itu. Tapi, Tina ga nganggepin perkatannya.
Ruang kelas Tina di lantai dua, di saat Tina mau turun tangga, ada seseorang yang mendorongnya dan membuat Tina terluka.
“Gila lo ya!!” teriak Tina.
“Rasain lo! Itu akibatnya karna lo berurusan dengan gue!” ucap cewe tersebut.
“Duhh, kaki gue segala terkilir.” Ucap Tina kesakitan.
“Kamu gapapa kan?” tanya seorang laki-laki.
Tina mengangkat wajahnya yang tertunduk.
“Eh? Elo!” ucap Tina terkejut.
“Kenapa lagi? Emangnya gue ada masalah sama elo?!” tanya Rivan.
“Ngga, gue cuman kaget aja.” Ucap Tina.
“Kaki lo gapapa kan? Cewe itu lagi yang jailin lo kan.” Ucap Rivan dan membantu Tina bangun dari jatuhnya tadi.
“Makasih ya, oh iya, gue mau nanya boleh?” tanya Tina dengan lembut.
“Iya boleh, mau nanya apaan?” balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Pertama Masuk SMA [END]
Dla nastolatków°BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA° Blurb : Tina sangat menantikan masa-masa indah saat di SMA. Namun, masa-masa SMA yang ia harapkan, ternyata tidak seperti yang ia harapkan. Murid-murid membencinya hanya karna seseorang dan di khianati oleh temanny...