Gabriella mengeratkan jaketnya, angin yang kuat berhembus dimalam ini membuatnya terpaksa menerima sarung tangan dari Billy. Awalnya ia tidak ingin merepotkan siapa pun di sini tapi melihat Billy berusaha keras memaksanya membuatnya terpaksa menerima.
Gaby menengadahkan kepalanya keatas langit yang kian menggelap. Kata Billy, malam ini tidak akan hujan, hanya angin saja yang kuat. Lelaki itu beranggapan, jika akan hujan dimalam hari, maka langit akan sedikit memerah. Gadis itu menggelengkan kepalanya sambil terkekeh mengingat pendapat Billy.
"Gabriella!"
Seseorang memanggilnya, memutuskan pandangan dari langit dan memutar tubuhnya menghadap seorang gadis yang memakai jilbab pink.
"Kenapa?"
Sambil menunjuk Gaby, gadis itu berkata, "Gue disuruh Pedro buat manggil Lo! Baiknya lo kesana deh!"
Gaby menggeleng tak mengerti, kenapa lelaki itu memanggilnya. "Dimana?"
"Dideket tenda kalian lah!" setelah mengucapkan kalimatnya tanpa ada basa basi lagi, gadis itu langsung meninggalkannya sendiri lagi.
Gabriella mendengus, apa apaan ini? Tapi tetap saja kakinya melangkah ketempat yang tadi dikatakan. Hal pertama yang dapat dia lihat adalah lelaki yang memakai boomber warna hijau army. Itu Pedro.
Gaby melangkah mendekat lalu menepuk bahu Pedro, sontak membuat lelaki itu menoleh dan tersenyum tipis. "Datang juga, udah lama gue tungguin."
"Ngapain nungguin aku? Ada perlu apa sih?"
Pedro menggeleng, "Gak perlu apa apa, cuma mau ngajak lo nonton api unggun bareng aja."
Bukannya menjawab kembali, Gaby malah terdiam mencerna ucapan Pedro. Ini aneh, ini bukan Pedro. Pedro gak bakalan bisa secepat ini luluh, walaupun ia sangat mencintai Pedro, bukan berarti ia tidak mengerti perubahan sikap Pedro.
"Kamu aneh! Kamu kenapa?"
"Aneh?"
"Aneh, ini bukan kamu, kamu gak bakalan bisa secepat ini bersikap lembut sama aku!"
"Lo kemarin kejar kejar gue, sekarang gue coba buat buka pintu untuk lo dan lo gak mau?"
Gaby kembali terdiam, ini terasa canggung untuknya. "Aku bukannya gak mau Ped, tapi ini terasa canggung untuk aku, dan mungkin kamu juga-kan?"
Pedro menggeleng dengan senyuman yang masih tak luntur itu. Lelaki itu bukannya menjawab, Pedro malah mengambil tangan kiri Gaby, dan memenuhi jari jarinya dengan jari jari Gaby.
"Ayo, semua sudah ada didepan." ucap Pedro dan membawa Gaby meninggalkan tenda mereka.
******
Semua orang yang berada disana melihat kearah mereka, lebih tepatnya dimana tangan Pedro yang besar itu menggenggam tangan Gaby yang bersih. Gaby memang terbiasa ditatap oleh orang banyak, tapi tidak untuk kali ini. Ia merasa malam ini adalah malan yang sangat canggung. Entah mengapa, Gaby merasakan hal yang berbeda sedang terjadi pada Pedro.
Gaby berusaha untuk melepaskannya tetapi sebaliknya, Pedro semakin erat.
"Jangan dilepas!"
Pedro mencari seseorang yang ingin ia lihat, Billy dengan tatapan tajamnya menhunus mata Pedro. Lelaki itu tersenyum sinis lalu kembali membawa Gaby untuk duduk tempat yang masih kosong.
"Aku gak tau loh bakalan ada yang beginian," ucap Gaby memulai percakapannya.
Pedro menoleh kesamping kanannya, "Ini memang gak diadain sekolah, muridnya aja yang bandel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabriella
DiversosSebuah magnet hanya akan menyatu jika disatukan pada kutub yang berbeda. Pedro si Cowok nakal di SMA Hardsee kini dikejar oleh Siswi baru yang karakternya berbanding terbalik dengan Pedro. Pedro dikenal dengan kenakalannya yang tidak pernah memandan...