Part 18

6.6K 691 9
                                    

Botol ketiga ....

"Lagi!!!"

Botol keempat ....

Yah, dari kemarin memang Intan tak melihat Brendon minum. Ia wajarkan ....

"Ini kenapa lama banget masaknya, sih?!" teriak Brendon, kemudian ia menatap Intan, menatapnya dengan kelaparan. Intan mengumpulkan segenap keberanian dan hanya tersenyum hangat. "Mana makanan gue ...?"

"Sabar, kan masakannya banyak."

Brendon menghela napas, masih ada engahan kecil di sana.

"Gue mau ke WC!"

Intan tersenyum lebar, waktunya beraksi.

"Antar dia ke WC!" Berdiri dari duduknya, Intan sejenak membisiki mereka. Brendon tak fokus dengan itu dan bahkan mengalihkan perhatian mereka dengan ledakkan dari bawahnya.

Setelahnya, mereka pun membawa Brendon ke WC, tepat kala pria itu masuk ke bilik ....

"Eh, pipanya bocor!" teriak Intan, bertepatan salah seorang bodyguard menyiramkan seember air ke dalam bilik. Terdengar teriakan Brendon setelahnya.

Pria itu, tentu mau tak mau mandi setelahnya.

Semua itu perlu bantuan pelayan, hingga kini ia berada di sofa lagi dalam keadaan yang lumayan lebih baik. Intan memperhatikan wajahnya ... satu-satunya yang berubah hingga tak bisa dikenali hanyalah ukurannya.

Mata cokelat itu masih manis, hidung mancungnya mungkin menjadi ke dalam karena pipi bakpaunya, bibir terlihat mengerucut, alisnya pun masih tebal serta rambutnya ... masih sama, berantakan yang khas.

"Apa lo liat-liat?!" tanya Brendon sewot.

Intan hanya menghela napas. "Aku punya foto kamu before-after, perubahan kamu bikin saya ...."

"Apa? Mau ngejek? Gue gendut lebih cakep!" Brendon tampak cuek bebek padanya, sementara Intan mengerutkan kening. "Ini mana makanan gue, sih?!"

"Tapi obesitas begini terlalu bahaya, terutama buat pria seumuran kamu."

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

JODOH, TUH, BERAT! [Brendon Series - D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang