Grazetta sudah tekad untuk mengakhiri hidupnya sekarang, sudah tidak ada gunanya untuk dia hidup lagi.
"Terusin aja niat lo lompat." Ucap santai Gaffiello memandang Grazetta dari ambang pintu.
"Ya.. ini semua karena kamu. Kamu telah menghancurkan hidup saya hiks." Ucap Grazetta dengan tangisan yang kembali pecah.
"Yah itu terserah kamu, pilih lompat atau keluarga kamu. Pilihan ada di tanganmu sekarang." Setelah itu Graffiello pergi meninggalkan Grazetta yang tampak berfikir menimbang-nimbang pilihannya.
Grazetta mengira jika orang tuanya masih hidup, dia mengira bahwa orang tuanya masih sehat diluar sana. Grazetta memutuskan untuk tetap bertahan hidup demi keluarga yang entah dimana keberadaannya.
Graffiello masih mengawasi gadis itu dari balik pintu yang terbuka sedikit. "Dasar bodoh." Singkat kata kemudian dia pergi dan meneguk minumannya.
Malam ini rumah tampak sepi tidak, hanya ada beberapa pelayan disana. Grazetta merasa lapar akhirnya dia turun untuk mencari makanan di dapur. Ketika Grazetta tiba di dapur ada 1 pelayan yang membersihkan meja dapur.
"Ahh nona mau mencari apa biar saya bantu." Tawaran pelayan dengan ramah. Tanpa sadar mata Grazetta tertuju kepada lengan dan leher pelayan itu, tampak bekas memar yang sangat jelas.
"Loh itu di tangan sama leher kamu kenapa ada memar?" Tanya Grazetta panik melihat pelayan itu malah menjauh darinya.
"Ahh tidak apa-apa." Ucap pelayan tanpa memberitahu sebab akibatnya.
"Kamu bisa cerita kepada saya, mumpung disini lagi sepi dan tolong buatkan saya makanan." Ucap Grazetta sambil membujuk pelayan itu untuk mau berbicara kepadanya.
Setelah berbincang-bincang akhirnya Grazetta tau apa yang dilakukan Graffiello, Pavita, dan Raffiello di rumah ini. Dipikiran Grazetta ketiga orang di dekatnya adalah orang-orang sadis yang menakutkan, bagaimana tidak pelayan gadis itu di siksa dan dapat perlakuan kekerasan dari Raffiello.
Parahnya lagi gadis itu masih berumur 13 tahun, dia terpaksa kerja disana karena kedua orang tuanya mempunyai hutang yang sangat banyak sehingga tidak mampu melunasinya. Gadis kecil itu putus sekolah dan bekerja disini tanpa dibayar, bahkan mendapat siksaan.
Setelah berbincang-bincang cukup lama Grazetta menyelesaikan makannya kemudian terdengar mobil memasuki pekarangan rumah, pelayan itupun langsung masuk kedalam dengan cepat. Grazetta membereskan makanannya sendiri, tanpa sepengetahuan Grazetta Graffiello memandangi gadis itu membersihkan dapur.
"Tumben sekali kamu membereskan dapur." Ucap Graffiello secara tiba-tiba mengagetkan Grazetta.
"Hanya saja tidak mau merepotkan pelayan." Jawab Grazetta lirih.
"Mereka aku pekerjakan untuk melayani orang dirumah ini." Graffiello duduk dikursi dekat meja makan.
"Apa mereka juga dibayar untuk memuaskan tuannya dirumah ini?" Grazetta bertanya sedikit ragu tetapi mulutnya tetap saja melancarkan pertanyaan itu.
"Apa maksudmu aku tidak paham. Sudah malam kembali kekamarmu aku tidak mau berdebat." Graffiello pergi meninggalkan Grazetta yang masih membersihkan dapur.
Grazetta masih bingung dengan apa yang dilakukan Graffiello dirumah ini, kenapa dia memiliki sifat seperti monster.
***
Prannkkkk.....
Terdengar suara benda jatuh dari lantai bawah suara itupun membuat Grazetta penasaran dan melihat kejadian apa yang sedang terjadi.
"BISA KERJA GAK SIH HAH!" Teriak Pavita menggema disudut ruangan, tampaknya seorang pelayan melakukan kesalahan sehingga membuat Pavita terlihat sangat marah.
Tanpa segan-segan Pavita memukul Pelayan itu dengan tangannya. "Saya tidak mau KEJADIAN ini terulang dirumah ini PAHAM!" Nada bicara Pavita terbaca jika dia sangar marah entah masalah apa yang diperbuat pelayan itu.
Terlihat pelayan itu menangis sambil memebrsihkan serpihan kaca yang pecah ditambah lagi dengan luka pukulan dari Pavita.
"Kenapa malam-malam gini belum tidur?" Ucap Graffiello mengagetkan Grazetta yang sedang mengintip dari atas.
"Aa...Aku hanya haus d..dan." belum sempat selesai berbicara Graffiello memotong pembicaraan Grazetta.
"Gausah kepo masalah orang cepat kembali kekamarmu besok kau mulai sekolah." Ucap Graffiello datar dan dianggukin oleh Grazetta.
______
Pagi hari
Suasana meja makan sangat hening tidak ada yang memulai pembicaraan dimeja makan. Grazetta nampak canggung makan bersama kedua saudara Graffiello, setelah selesai makan Graffiello meminta salah satu supir untuk mengantar Grazetta pergi ke sekolahnya.
Sesampainya disekolah Grazetta berjalan dengan gontai mungkin masih terfikir kejadian 2 hari yang lalu. Bagi Grazetta hari-harinya kini terasa tidak berguna setelah hidupnya hancur di tangan Graffiello.
"Haii Zetta tumben amat murung gitu?" Tanya Kanaya kepada Zetta, masih belum ada jawaban dari Grazetta.
"Grazetta ishh malah melamun, kenapa kamu pagi-pagi suntuk gini?" Tanya Kanaya membuat Grazetta terkejut.
"Kanaya jangan ngagetin tiba-tiba dateng aja." Gerutu Grazetta kepada Kanaya.
"Eh eh kamu itu yang melamun malah menyalahkan aku. Sudahlah habis ini aku ada kelas seni." Kanaya pergi meninggalkan Grazetta sendirian tanpa ingin menunggu temannya itu.
Grazetta tidak merespon perkataan Kanaya dia berjalan ke kelas dengan santai serasa dia tidak ingin pulang dari sekolah.
---
"Hai Gishella apa kabar?" Sapa Graffiello kepada gadis yang masih duduk dimeja kerjanya.
"U..untuk apa kau datang kesini?" Ekspresi ugup sekaligus terkejut melihat Graffiello di ruangannya.
"Apa kau lupa akan kejadian 1 bulan lalu, sebelum aku menemukan gadis itu?" Tanya Graffiello mengingatkan kejadian yang pernah terjadi antara dia dan Gishella.
"Aku lupa dan tidak tahu lebih baik kamu pergi." Gishella menghiraukan Graffiello dia sibuk dengan pekerjaannya.
Graffiello mulai geram dengan apa yang dilakukan Gishella. "Jangan berusaha menghindar dariku aku tahu didalam situ ada benih ku, dan aku tahu kau sedang hamil anakku jadi jangan berusaha menghindar." Graffiello beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.
"Apa kau juga melakukan hal yang sama dengan gadis itu hah!" Tanya Gishella membuat langkah kaki Graffiello berhenti dan menggeram.
"Dia hanyalah mainanku paham! Aku hanya ingin anak itu setelah kau melahirkannya kau bisa bebas paham itu!" Graffiello berbalik dan meninggikan suaranya kepada Gishel.
__________
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Psycho [REFISI]
Mystery / Thrillergadis cantik yang bernama Grazetta Zeline seorang gadis yang pintar, sopan, cantik, tetapi nasibnya tidaklah beruntung dia terjebak dalam genggaman Graffiello Adalson, seorang pria tampan yang berkharisma sayangnya dia adalah seorang psycho + gangs...