(16)

44 7 0
                                    

Author POV

Karena kepergok, akhirnya mereka berdua menjelaskan apa yang terjadi agar pak Haerul tidak salah paham.
"Kamu jangan macam macam yah Ben, belum sah" ucap Pak Herul memperingati
"Iya pak" ucap Ben
"Bapak ada apa? Kok tumben datang ke sini?" tanya Kania mengalihkan pembicaraan

"Yah emang gak boleh gitu?" tanya pak Haerul bercanda
"Eheheh, yah boleh lah pak" ucap Kania
"Jadi bagaimana persiapan pernikahan kalian?" tanya pak Haerul
"Sudah 90% pa, catring nya gimana yah? Apa pesan dari kota aja?" tanya Ben
"Yah, terserah kamu sajalah" ucap pak Haerus

"Oh yah, orang tua kamu kapan akan datang nak?" tanya Pak Haerul pada Kania
"Katanya besok pak" jawab Kania dengan senyuman
"Oh, baiklah kalau begitu bapak pulang saja, ingat kalian jangan melakukan hal yang aneh, kalian belum sah, sabar dulu" ucap pak Haerul dengan kekehannya
"Iya pa" jawab Ben dengan senyum tipis tercetak di wajahnya.

Setelah Haerul pergi, mereka berdua memilih masuk ke dalam rumah
"Sekarang kamu tidur, besok kita akan ke kota untuk memesan catring" ucap Ben lembut sembari mengelus rambut Kania
"Iya, selamat malam Ben" ucap kania lalu masuk ke dalam kamarnya.

***

Mentari sudah terbit dan menyinari bumi. Kini Kania sudah berada di dapur, berkutat dengan panci dan semua peralatan masak. Di pagi yang cerah ini, Kania berniat membuat sarapan untuk Ben dan dirinya.

"Selamat pagi" ucap Ben yang ternyata sudah bangun, Kania yang mendengar ucapan itupun langsung menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada masakannya. Sedangkan Ben yang merasa di acuhkan, mengendus malas lalu berjalan mendekati Kania
"Gak niat balas ucapan ku gitu" goda ben yang sudah berditi di sebelah Kania, membantu wanita itu untuk mengupas bawang.

"Selamat pagi juga Ben" ucap Kania lalu menunjukkan senyum manisnya pada Ben
"Kau sangat cantik" ujar Ben pada Kania
"Ah, sudah sudah, duduk sana, aku ingin masak" ucap Kania yang sekarang pipinya sudah sama seperti kepitibg rebus

"Hahahah, baiklah" ucap Ben lalu berjalan menuju meja makan. Kania yang baru saja menyalakan Kompor, tiba tiba saja merasakan sakit pada kepalanya
"Ben" ucap Kania pelan. Ben yang mendengar Kania memanggilnya, membalikkan tubuhnya. Tetapi saat Ben berbalik, Kania sudah hampir jatuh, Ben pun berlari dan menangkap Kania
"Kamu kenapa?" tanya Ben pada Kania yang masih sadar walau sudah sangat lemas

"Ke-kepala ku sa-sangat sakit" ucap Kania terbata-bata
"Kalau begitu kau ke kamar saja yah" ucap Ben lalu mematikan kompotlr dan mengangkat Kania menuju kamar. Saat sampai di dalam kamar Kania, Ben segera membaringkan tubuhnya
"Tunggu sebentar, akan ku panggilkan bidan di puskesmas" ucap Ben pada Kania, tetapi baru saja Ben akan berdiri untuk keluar, tangannya sudah di tahan oleh Kania
"Aku tak apa, ini hanya sakit biasa" ucap Kania lirih

"Kau yakin ini cuma sakit biasa? Aku tak mau kau kenapa kenapa" ucap Ben khawatir
"Aku yakin Ben" ucap Kania meyakinkan dan senyumannya pun terukir di bibir pucatnya
"Baiklah, kau istirahat lah" ucap Ben dan di angguki kania

Tbc
.

.

.

.

Yah, kania sakit terossss, bodo amatttt, tapi gak papa, ini sakit biasa doang, so guys, maaf ini partnya pendek:v
Jangan lupa baca part selanjutnya, yang pastinya bakal lebih seru karena ada something, wkwkwkw dahlah mls aku ngebacot

-Maaf jika ada kesalahan kata/kalimat
-Jangan lupa voment

~Terima kasih sudah membaca~

Sad Love [COMPLATED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang