Cerita ini mengisahkan bagaimana nasib manusia setelah kehancuran bumi. Beberapa orang yang mampu, mereka meloloskan diri dengan menggunakan pesawat luar angkasa untuk menuju sebuah planet yang mirip dengan bumi. Orang-orang yang tidak mampu, mereka menerima nasib hancur bersama bumi.
Kisah bermula pada sebuah malam di klub malam.
Klub malam yang selalu ramai oleh orang-orang pencari kesenangan. Setelah mereka bekerja atau setelah menjalani hari yang begitu panjang. Seperti layaknya lelaki muda bernama Cha Eunwoo ini. Dia adalah seorang mahasiswa. Bartender yang bekerja pada klub malam itu adalah temannya, jadi sudah pasti dia akan mengenali kawannya yang hobi mengunjunginya kalau lagi stress. Begitu memasuki ruang klub malam, sudah banyak orang-orang berdansa, berciuman, dan yang sebangsa dengan Eunwoo--melepaskan stress.
Eunwoo menyebutkan minuman favoritnya kepada bartender, yang langsung disajikan oleh salah satu bartender yang adalah temannya sendiri. Teman masa SMAnya, Jeon Jungkook. Suasana dalam klub malam begitu ramai, musik sangat keras diputar, orang-orang berdesakan dan berdekatan, bahkan duduk seperti Eunwoo di depan bartender saja masih saja tidak nyaman. Beberapa kali setiap datang, Eunwoo sekali pernah mencoba untuk berbincang-bincang dengan Jungkook. Namun, apa yang didapatnya? Hanya Eunwoo berubah menjadi keong selama beberapa menit.
"Hah?"
"Hah? Apa? Aku tidak dengar."
Maaf itu garing.
Jadi, Eunwoo belajar dari malam-malam sebelumnya. Dalam sekali tegak, Eunwoo menghabiskan vodkanya. Segelas kecil vodka dengan kadar alkohol tinggi tidak mengalahkannya, Eunwoo termasuk dalam orang-orang yang tahan terhadap alkohol hanya saja dia tidak bisa bertahan lagi kalau dia sudah menghabiskan setengah gelas vodka beralkohol tinggi itu. Seperti sekarang ini.
Musik dalam klub seakan lebih kencang volumenya dalam kepala Eunwoo. Ia mulai beranjak dari tempatnya duduk dan bergabung diantara orang-orang yang tengah berdansa. Sebenarnya, Eunwoo tidak berniat untuk berdansa, ia ingin menuju toilet untuk memuntahkan segala yang telah ia telan. Badannya menyenggol beberapa orang yang dilewatinya, wajah Eunwoo sudah hijau menandakan dia bisa kapan saja memuntahkan isi lambungnya sekarang. Hanya saja, seseorang menghalanginya untuk menuju toilet dan malah membawanya ke bagian belakang bangunan tempat bersenang-senang itu.
Mata sayu Eunwoo mencoba membuka untuk memastikan siapa yang telah membawanya dengan paksa, penglihatannya menangkap seorang laki-laki dewasa sekitar 30an memakai jaket hitam. Walaupun dalam keadaan mabuk, Eunwoo dapat mendengar apa kalimat menjijikkan yang orang itu katakan kepadanya.
"Ah, pretty boy. Jarang-jarang aku menemukan yang seperti ini di klub."
"I would like to see that face you make, when,..."
Eunwoo menanggapi,
"Nggak punya kerjaan lain apa,..?!" dengan suara tidak beraturan dan tangan berusaha memukul laki-laki yang lebih tua di hadapannya ini.
Bukannya menghindar, dia malah semakin menjadi. Ketika, laki-laki itu telah mendapatkan Eunwoo dalam genggamannya, seseorang datang seperti seorang pahlawan membantu menyingkirkan lelaki mesum tadi. Kali ini, Eunwoo tersungkur di aspal, badannya lemas sekali karena sudah digoyangkan ke sana dan kemari.
Laki-laki itu membantunya bangkit, namun penglihatan Eunwoo sudah kabur. Benar-benar kabur. Pendengarannya juga sama, sudah tidak bisa mendengar apa yang laki-laki di hadapannya katakan. Setelah itu, Eunwoo tidak mengingat hal selanjutnya yang ia lakukan.
###
Begitu matahari menggantikan tugas bulan di malam hari, Eunwoo membuka matanya. Hal pertama yang ditangkap penglihatannya adalah jendela panjang dengan korden putih transparan, bau ruangan itu seperti bau seorang lansia, bahkan dirinya sepertinya sekarang sudah terkontaminasi akan baunya. Suara pintu berdecit terbuka terdengar, membuat Eunwoo bangkit dari posisi semulanya menjadi terduduk di atas ranjang itu. Seorang laki-laki memakai kemeja coklat kotak-kotak memasuki ruangan dengan senampan beberapa piring berisi makanan. Dia berjalan mendekati di ranjang tempat Eunwoo berbaring, meletakkan nampan itu di nakas dekat ranjang Eunwoo dan duduk di sebuah kursi plastik yang baru saja diambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ 2398 [ 𝙅𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣 X 𝙀𝙪𝙣𝙬𝙤𝙤 ]
FanfictionBerlatar dimana planet Bumi sudah tidak dapat dihuni lagi, manusia berevolusi dan hidup di planet lain. Seiring berjalannya waktu, mereka tidak lagi memerlukan peralatan luar angkasa dan bergantung tabung oksigen untuk dapat bernapas.