● 04

1.7K 191 2
                                    

Happy Reading !!

Jika kesulitan selalu datang sebelum kemudahan, maka Hinata harus berusaha keras untuk menerima takdir alam yang begitu menyusahkan.
Menjadi brand ambassador untuk sebuah produk selalu menjadi bagian yang membuat Hinata tertekan, meski ditutupi dengan senyum manisnya yang menawan.
Belum lagi dengan perubahan mood yang sering membuatnya uring-uringan, Hinata harus berupaya keras untuk membuat sebuah senyum yang indah dibalik kilasan yang membuatnya kewalahan.

Dua bulan. Kontrak kerja jangka pendek yang bisa Hinata dapatkan dari negosiasi alot yang membuat moodnya berantakan.
Hinata tidak pernah mengambil kontrak jangka panjang selama ini, karena ia khawatir tidak akan bisa menuntaskannya.
Pihak La Vien Ròse dengan berat hati membebaskannya menentukan rentang waktu yang diinginkan Hinata, meski mereka masih berusaha untuk mengikat Hinata dan memperpanjang kontrak setelah kontrak jangka pendeknya selesai.

Mengesampingkan kehidupan pribadinya saat berada didepan kamera adalah sesuatu yang harus dilakukannya, jadi jangan kaget saat melihatnya bisa tersenyum dengan indah setelah menangis semalaman.
Hinata menekuni dua dunia yang berbeda, itu juga yang membuatnya memiliki dua kepribadian yang sebenarnya cukup berbeda.
Hinata yang sanguinis dan Hinata yang melankolis.

"Angkat dagumu sedikit, Hinata. Nah, bagus. Tetap bertahan disana. Sedikit lagi, okeey.."

Mengikuti arahan fotografernya yang sangat antusias dengan pekerjaannya kali ini, Hinata bukan model kaleng-kaleng yang bisa dengan sembarangan di potret oleh fotografer  pemula.
Hinata sudah berada di level berbeda dari yang bisa dibayangkan banyak orang.

"Kerja bagus, Hinata."

Menyelesaikan dua sesi fotografi yang membuat Hinata harus ganti baju hampir 15 kali, begitupan dengan tatanan makeup dan tetek bengek perhiasan yang membuatnya tidak nyaman bergerak.
Hinata tidak bisa mengeluh, tidak mau lebih tepatnya.
Hinata sudah belajar tentang pentingnya kesehatan mental untuk pelaku hiburan yang bekerja di dunia yang penuh tekanan, dan Hyuuga Neji adalah pakar ahli yang bisa membuat Hinata tetap waras sampai saat ini.

"Terimakasih. Kerja bagus untuk kalian semua."

Wajah sumringah yang bisa membuat orang lain ikut senang saat melihatnya, inilah kekuatan magis seorang Hyuuga Hinata, ratu iklan yang wajahnya terpampang di banyak produk yang laris manis di pasaran.
Hinata meregangkan otot lehernya yang kaku, berjalan ke ruang ganti untuk segera mengganti pakaiannya.
Sekarang sudah lewat tengah malam, tidak heran jika tubuhnya benar-benar lengket dan perlu siraman air untuk membersihkannya.
Ouhh .. Hinata sudah bisa mencium harum aromatherapy dari kamar mandinya yang setia menunggunya.

Tunggu aku disana, aku akan menjemputmu.

Pesan singkat yang masuk ke ponselnya dari Hatake Kakashi.
Hinata tersenyum untuk sebuah alasan yang tidak pasti, gadis aneh yang sering mempermalukan dirinya sendiri.
Bicara tentang Hatake Kakashi, Hinata sudah bisa bicara seperti biasa dengannya.
Egonya sebagai seorang wanita menuntutnya untuk bersikap lebih berani dan terbuka, Hinata hanya perlu sedikit jual mahal untuk mengatasi dirinya.
Dan lagi, tidak akan mempermalukan dirinya untuk yang kedua kalinya, sudah cukup sekali saja.

"Sedang menunggu jemputan ?"

Suara serak yang berasal dari belakangnya, Uzumaki Naruto bertanya dengan cengiran lebar di bibirnya.
Wajah sumringah yang penuh semangat.

"Uhhmm, aku sedang menunggu kakakku."

Rasanya seperti Hinata barusaja menelan obeng, saat mengatakan jika Kakashi adalah kakaknya.
Memangnya mau dianggap apa lagi ?
Aishh .. dasar bocah dungu.

MONOGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang