International Women's Day

3 1 0
                                    

8 Maret 2020

Saya bangga menjadi wanita. Saya sendiripun yang seorang wanita, kagum dengan sosok seorang Wanita.

Mereka, mampu berperan menjadi apapun. APAPUN dalam hidupnya. Terutama setelah menikah. Mungkin ketika lajang, mereka hanya seorang pekerja, atau orang yang sedang menuntut ilmu. Tapi setelah menikah, dan juga punya anak, mereka bisa menjadi apa saja sesuai situasi dan kondisi . Tak usah disebutkan lah, pasti mengerti.

Bekerja beberapa job dalam satu waktu,
me time atau istirahat yang bisanya hanya curi-curi waktu,
hasrat ingin ini itu hanya sekedar angin lalu,
demi prioritas nomor satu.

Ku rasa semua itu seluruh wanita pasti ada salah satu yang pernah mengalaminya.
Jika kalian bilang, "ya memang kodratnya wanita tugasnya seperti itu",

Okeh, kami mengerti. Tapi, tolonglah, jangan siksa kami dengan perkataan-perkataan yang akan menyakiti hati kami yang lemah ini.
Kami juga hanya manusia. Pasti pernah melakukan human error. Disela-sela tugas kami,  jika kalian tiba-tiba mendengar kami marah-marah, teriak-teriak, diam, menangis, bahkan mengamuk, janganlah kalian maki kami. Tolong, jangan. Peluk kami. Mungkin itu tandanya kami lelah. Bekerja seharian tiada henti.

Hanya menonton tv atau mengobrol sesama wanita hiburan kami.
Siraman rohani penyejuk hati kami.
Scrolling shoppe penghilang penat kami.
Walau akhirnya hanya berakhir di keranjang tak terbayar bayar lagi.

Tolong, jangan langsung judge kami.
Lihatlah dulu, mengapa kami begitu berubah setelah menikah?
Dulu yang kalian kenal kami manis, calm, dan penyabar, seketika bisa berubah bak nenek-nenek cerewet, semua itu pasti ada sebab musababnya wahai kekasih.

Hanya dengan pelukan, dan komunikasi dari hati ke hati obat yang paling mempan bagi kami. Kami hanya butuh sosokmu yang Tuhan kirim sebagai jodoh untuk berada di samping. Menemani, dan menenangkan. Bukan makian, tuduhan, atau kekerasan. Kami akan berontak. Ya, kami bisa lebih murka lagi.

Kami wanita, tugas kami melayanimu, anakmu, rumahmu, dan lain sebagainya.
Bagaimana wanita yang juga punya pekerjaan diluar itu?
Ia pun bekerja pada orang, setelah pulang masih bertugas dirumah. Urus anak dan suami. Dan segala isi dirumah. Tak peduli seberapa lelah menanti dijamah.

Adapun yang bekerja sampingan.
Bisnis kecil-kecilan.
Sambil bekerja sambil urusin anak.
Terkadang tidak bisa mengontrol situasi. Terus terbelah konsentrasi.
Harus bekerja harus pula sabar dengan segala tetek bengek cobaan dari si anak yang rewel atau berlarian tiada henti.
Lalu yang mengalir, adalah kemarahan, dan kemudian penyesalan. Menyesal telah meruntuhkan hati anak tidak berdosa yang  terkena caci maki, atau cubitan atau bahkan lebih parah lagi. Maafkan kami nak, maafkan kami pak, lagi-lagi, kami hanya manusia biasa.

Bisa dibayangkan wahai kasih, bayangkan. Perasaan kami terbolak balik, otak kami terus berpikir, kesabaran kami entah berapa banyak stoknya dan di titik terendah, siapa kamipun sudah tidak tahu lagi kadang-kadang. Kami merasa, bukan menjadi diri kami sebenarnya.

Yaaa,, jika memang ini adalah kodrat kami, kami legowo menjalaninya. Pasrah.
Tapi bisakah kami minta tolong, kepada Anda yang katanya jodoh, yang Tuhan titipkan buat kami, untuk menjaga, menyayangi, mengayomi, membahagiakan, dan memenuhi hak kami,
Tolong,

Cukuplah jadi bahu bagi sandaran kami.
Cukuplah jadi penampung yang baik bagi  20.000 kata per hari kami.
Cukuplah jadi dopping penenang kami.
Cukuplah jadi jagoan ketika kami butuhkan.
Itu saja kami sudah senang tiada Tara.
Apalagi, diberi bonus yang tak disangka-sangka,
Ketahanan kami, tenaga kami, cinta dan kesetiaan kami, perhatian dan kasih sayang kami, bisa 200 % lebih baik lagi untuk semua yang tercinta.

Akhir kata, aku tetaplah aku. Seorang wanita yang lemah namun kuat. Kuat namun lemah. Biar begitu, aku tetap bangga.

Salam hebat, perempaun di seluruh penjuru dunia.

_HW_

------------------

Ayoooo, aku menunggu reaksi dari para lelaki, atau wanita sekalipun untuk komentarnya. Apakah sama yang kita rasakan wahai wanita? apakah ada sanggahan atau sesuatu yang harus kau sampaikan para lelaki? apa yang menjadi keresahanmu. Atau tanggapanmu. Silahkan saja tak mengapa. Asal sopan.

Walau terkesan dramatis, tapi itulah kenyataannya.

Ps : tulisan ini dibuat jam 01.50 dini hari. Ketika anak terbangun dan bilang, Bun eek di celana. Karena dia lagi diare. Lanjutannya buibu pasti Taulah kita harus ngapain setelah itu. Sabarnya seorang Ibu. Kerjanya benar-benar, long shift.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

International Women's DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang