"Karena seganteng apapun dia, lo tetap cinta gue."
~Raffa~★★★★★
"Mau ke kantin?"Alicia menggeleng. Melepaskan genggaman tangan Raffa sambil berujar,"Raffa aja. Alicia sudah kenyang," Ia menyengir.
Raffa mengangguk, tersenyum lalu mengacak gemas rambut Alicia. "Gue kantin dulu."
Alicia mengangguk. Raffa tersenyum lalu berjalan seorang diri menuju kantin.
Selepas kepergian Raffa, Alicia masuk ke kelasnya dengan menunduk. Tatapan mata beberapa teman sekelasnya langsung tertuju kepadanya. Alicia tersenyum kikuk.
"Al, lo beneran balikan sama Raffa?"
"Lo benar dinyanyiin lagu romantis sama Raffa di kafe?"
Pertanyaan itu membuat Alicia mendelik. Darimana Dinda tahu berita ini? Siapa yang menyebarkannya?"Lo ditembak dia, Al? Serius?"
"Berita itu bohong 'kan? Lo pasti menghayal!"
Alicia mengigit bibirnya. Binggung hendak menjawab apa. "Soal itu ..."
"Semua pertanyaan lo jawabannya benar. Kecuali yang terakhir sih,"
Alicia mengangkat kepalanya kemudian tersenyum lebar. Lissa berdiri di ambang pintu dengan berkacak pinggang.
"Lo semua sudah mendapatkan jawaban yang kalian mau 'kan?" Lissa berjalan mendekat. Menatap sinis teman sekelasnya. "Jadi nunggu apa lagi? Sudah sana pergi!"
"Yeah, gue 'kan mau dengar jawaban itu dari Alicia langsung, bukan dari elo!"sewot seorang siswi.
"Dinda, asal lo tahu, gue melihat bahkan memvideokan kejadian saat Raffa menembak Alicia. Iya gak, Al?" Alicia terdiam lantas mengangguk saat Lissa menyikutnya.
"Jadi, sudah puas dengan jawaban dari saya?"
Beberapa siswi itu terdiam lalu melenggang pergi saat Lissa memelototi mereka dan berseru,"Ah, udah pergi sono! Ganggu aja deh!"
"Makasih, Lissa. Kalau gak ada Lissa, mungkin Alicia hanya ..."
"Tenang, Al. Gue dan Tasya akan selalu ada di samping lo saat mereka mau nyakitin lo." Alicia tersenyum lebar lalu memeluk Lissa. Lissa mendorongnya pelan lalu tersenyum miring. "Alay lo!"
"Btw, lo sudah baikan? Gak pingsan lagi nih? Gak jantungan juga 'kan? Sumpah demi apapun gue gak berhenti ngakak kemarin!"
Alicia spontan memelototi Lissa yang tertawa nyaring lalu melirik sekitarnya. Menyuruhnya diam. Gawat sekali kalau sampai aibnya yang satu itu tersebar di seluruh penjuru SMA-nya.
"Anjir! Itu jadi moment favorit gue sepanjang masa!"
"Lissa! Gausah bahas itu, iih ...! Alicia malu tahu!"bisik Alicia. Ia mencubit tangan Lissa.
"Oke-oke, gue berhenti ketawa nih." Lissa menarik nafas dalam-dalam lalu tersenyum lebar. Tak lama, dia kembali tertawa membuat Alicia membungkam mulutnya.
"Lissa ...!"
Lissa mengangguk menurut. Ia menarik Alicia agar duduk di tempat duduknya. "Jadi, lo pacaran sama Raffa lagi?"bisiknya setelah melirik sekitar.
"Alicia 'kan gak putus waktu itu."
"Maksud gue, lo nerima Raffa di hati lo lagi? Secara 'kan kemarin-kemarin lo disakiti sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Ficção AdolescenteRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...