***Mahendra mulanya bersemangat untuk menemui kedua orang tua Alana, namun ketika sebentar lagi sampai ke rumah Alana, mendadak jadi down. Wajahnya pucat, tangan nya panas dingin, jantungnya berdegup kencang dan semakin lama semakin melambat pula mengendarai mobilnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Alana yang malah khawatir melihat ekspresi Mahendra yang pucat
"Gakpapa" jawabnya sambil tersenyum kaku.
Alana mendekat lalu menempelkan punggung tangannya di kening Mahendra
"Kamu sakit?"
"Aku gakpapa sayang, cuma sedikit nervous aja" ujarnya sambil mengusap keringat dikeningnya, mobil Mahendra itu ber-AC tapi bisa-bisa nya Pria itu berkeringat.
"Hahahaha"
"Kok ketawa?" Mahendra cemberut karena mendapat tawa ejekan dari kekasihnya itu.
"Tadi aja semangat banget, giliran udah mau sampe gugup. Bilang aja kalo takut sama Ayah Aku" Alana semakin bahagia melihat ekspresi masam Mahendra yang menggemaskan itu.
"Eng.. enggak, siapa yang takut?"
Semoga aja, Papanya Alana tidak membawa Pistol atau senjata tajam lainnya. Mahendra bermonolog sambil terus menerus melafalkan doa ketika mobilnya memasuki garasi rumah Alana.
Mahendra sempat mengatur nafasnya yang terasa berat ketika Ia hendak membuka pintu, tapi tentu saja di depan Alana Ia harus terlihat berwibawa. Ia harus bisa menyembunyikan rasa gugupnya ketika harus bertatap muka lagi dengan Ayahnya Alana yang Ia kenal sebagai Pria galak dan sadis.
Mahendra turun dari mobil membukakan pintu mobil untuk Alana, dan ketika mulai menjejakkan kaki di halaman rumah Alana, Ia terkejut kala melihat rumah dengan dominasi warna putih yang menjadi tempat tinggal untuk Alana, ini tidak salah kan? Alana memang orang berada. Tapi? Kenapa Ia selalu menyembunyikan latar belakang keluarganya, sebelum melangkah Mahendra meraih tangan Alana sehingga mereka berhadapan.
"Ini rumah kamu?" Tanya Mahendra sendu.
Alana tersenyum tipis lalu menggeleng "ini rumah Ayah dan Bundaku"
"Bagaimana kamu menyembunyikan soal latar belakang keluargamu? Kenapa kamu harus capek-capek kerja? Aku yakin dengan fasilitas yang aku lihat Ayah kamu mampu untuk mencukupi kebutuhan kamu"
"Ayah dan Bundaku memang terbiasa mendidik anak-anaknya supaya mandiri, kami di ajarkan untuk bisa merintis dan merasakan bagaimana sulitnya mencari uang" jawab Alana dengan sangat tenang.
Mahendra terlihat menghela nafas, Ia jadi merasa tidak enak karena sebelumnya dulu Melodi selalu Mamanya Mahendra pernah memperlakukan Alana tidak baik, menghina dan merendahkan nya. Padahal Alana bisa dibilang bukan orang biasa, Ia juga berasal dari keluarga terpandang dan berada.
"Kamu kenapa?" Alana mengusap pipi Mahendra lembut.
"Gakpapa, aku cuma merasa nggak enak aja. Aku berpikir kamu cuma seorang gadis sederhana tapi ternyata aku salah"
Alana tertawa kecil "Aku tetaplah Alana yang sama, aku harap setelah kamu tahu latar belakang keluargaku kamu nggak merubah sudut pandang dan cara bersikap kamu sama aku"
"Kamu tetap akan menjadi yang paling istimewa" ucap Mahendra sambil mengelus lembut pucuk kepala Alana.
"Yaudah yuk kita masuk"
"Sebentar Alana" lagi Mahendra memberi jeda.
"Kenapa lagi?"
"Kalau boleh tahu, apa pekerjaan Ayah Kamu? Kenapa dia bisa punya pistol?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand II
Romance•(COMPLETED)• Demi menyelamatkan nama baik, harga diri, martabat serta aib keluarga, Wiratama Ayah dari Alana terpaksa menikahkan Alana (Ranty Maria) dgn seorang anak Panglima, pernikahan yg tidak didasari oleh Cinta, Pernikahan diatas kertas sebaga...