So I Marry a Stranger

5.4K 374 62
                                    


"I vow to call you as my home."

"I vow to stay with you, and wish to love you as much as you love me. Always."

Love.

Cho Seungyoun berjengit. Tak ubahnya Han Seungwoo. Ketika kata 'cinta' itu mengudara, rasanya lidah mereka gatal. Mereka sedang mensandiwarai publik dunia dengan dusta. Suara lonceng gereja ketika keduanya berjalan di sepanjang lorong dengan pecahan konfeti beterbangan diiringi dentingan piano dari jemari penuh talenta seorang Nam Dohyon—adik sepupu Seungyoun—seolah menjadi alarm kencang yang memekakkan telinga kedua pasangan pengantin baru itu.

Membuat kepala keduanya sakit.

Han Seungwoo. Satu-satunya putra keluarga Han, sebuah keluarga terpandang dengan strata tinggi di Korea Selatan, alpha idaman banyak orang. Ia CEO utama Han Corporation yang mengakuisisi banyak perusahaan di berbagai bidang mulai properti hingga entertaimen.

Cho Seungyoun. Putra tunggal keturunan Cho yang menguasai sektor transportasi namun memilih untuk berkarya di dunia fashion, menciptakan acara-acara pagelaran fashion terbaik—sampai ke Milan dan Paris. Ia figur omega yang melawan stereotype lemah seorang omega. Ia mandiri, membumi, tapi cukup tegas dan tak pernah membiarkan siapapun meremehkannya.

Pernikahan keduanya hanya karena bisnis—Seungyoun rasa. Seungyoun tak percaya pada ucapan Cho Kyuhyun, pamannya yang memegang kursi direktur Hana Tour, yang memberitahunya bahwa ini adalah permintaan mendiang ayah Seungyoun, untuk suatu saat menikahkan Seungyoun dengan putra bungsu keluarga Han.

Pernikahan mereka hanya candaan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tak ada bulan madu tentu saja. Seungwoo sibuk dengan urusan pekerjaannya, Seungyoun tak mau tahu. Ia lebih senang mengurusi desain-desain pakaian musim semi dan musim panas awal tahun depan. Seungyoun sering pergi ke butik miliknya sendiri, atau berkumpul dengan teman-temannya di studio musik milik Sungjoo, sahabat karibnya yang sudah seperti kakaknya sendiri.

"Ada artikel tentangmu dan Seungwoo."

"Biar saja." Seungyoun tak tertarik. "Bukan artikel buruk, atau gossip apapun kan?"

"Kalian kan tak pernah membuat sensasi apapun." Hangyul menyahut, menonton video anak-anak anjing di Youtube sementara Sungjoo tertarik membaca artikel soal Seungyoun. Ia menunjukkan foto artikel di ponselnya pada Hangyul sebelum memberi jempol. "Sungguh, kalian memang terlihat seperti pasangan paling sempurna abad ini."

Seungyoun mendecak.

"Apa yang membuatmu tidak menyukai si bungsu Han itu, Seungyoun-ah?" tanya Sungjoo heran. "Kalian sudah menikah sebulan, dan penampilan kalian di publik sangat meyakinkan kalau kalian pasangan paling cocok dan sangat berbahagia."

"Hyung, kau mengenalku sudah berapa tahun, eh? Apa kau tidak bisa membedakan senyumku saat tertekan?"

Sungjoo tergelak kencang.

"Aku bukannya, apa ya, sangat membencinya. Tapi kami memang tidak saling mengenal sebelumnya. Apa kau pernah membayangkan kalau suatu hari tiba-tiba kau dilamar orang asing, lalu kau terpaksa harus mengiyakan, kemudian saat kalian menepi dari kerumunan orang," Seungyoun menghela napas panjang mengingat memori setengah tahun lalu, "dia bilang sesuatu yang membuatmu langsung menyesal mengiyakan lamaran bodoh itu."

So I Marry a StrangerWhere stories live. Discover now