Kth x ksh x cew
⚠️BELUM REVISI
Cinta juga bukan sebuah "penghargaan", tapi tentang seberapa berartinya ia dalam hidup saat mengenalnya.
Antara kekecewaan dan cinta, manakah yang lebih lama untuk bertahan. Tapi jika terpaksa harus memilih, pasti akan...
Sudah play lagu dari Haeun? Walaupun kalian gak nanya. Sekedar ngasih tau aja sih, kalau aku suka dengerin lagu ini kalo lagi hujan... 😏 (onge, gak penting tau)
Gadis itu membiarkan jendelanya terbuka dan hembusan angin malam membelai tirainya. Dalam hati, ia masih memikirkan Rey. Wajah muram Rey masih terlukis jelas di pikirannya.
Ia sempat mengirim pesan pada Ara untuk menanyakan tentang pertemuan yang mengejutkan baginya. Ara belum berani terbuka pada Juni untuk menceritakan bahwa Rey adalah mantannya. Mengingat ekspresi Rey yang tidak begitu baik setelah menjemputnya tadi, membuat Juni merasa bersalah. Ia sempat celingak-celinguk sebelum mengeluarkan lengkingan suaranya.
"Rey? Hei Rey, yuhuuuuu!! Apa kau sudah tidur?" pekik Juni melalui jendela.
"Kenapa tidak ngechat saja?" runtuk hati Rey.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rey yang menyadari panggilan tetangganya itu segera bangkit dari tempatnya dan mengecek Juni.
"Ada apa?" tanya Rey.
"Kau tidak apa-apa?" tanya balik
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Apa kau baik-baik saja?" tegasnya.
"Aku baik-baik saja. Kau sudah makan?" tanyanya lagi.
"Sudah."
"Tapi aku belum. Boleh aku numpang makan?"
"Boleh, tapi 5 menit saja."
"Kenapa?" tanya Juni.
"Tidak enak sama tetangga, kau juga hanya sendirian. Kita harus menjaga image kita di lingkungan tempat kita tinggal," jelasnya.
Rey memang tipikal laki-laki yang sangat menjaga image diri dan orang-orang yang dekat dengannya. Bagi seorang Rey, orang-orang terdekatnya adalah bagian dari dirinya.
"Baiklah, aku mengerti. Hanya 5 menit. Tidak masalah," sahut Juni.
Dengan tanpa menunggu lama dan tanpa mengganti pakaiannya, Juni langsung mengunjungi rumah Rey meski dengan baju piama. Kali kedua Juni mendapati gerbang dan pintu rumah Rey telah terbuka setiap kali ia meminta untuk mengujunginya. Tanpa ia ketahui, bahwa Rey memang sengaja membukakan gerbang dan pintu rumah agar Juni 'tak perlu berteriak lagi.
Juni langsung menerobos tanpa mengucapkan apa pun. Dengan santainya ia melangkahkan kakinya hingga sampai ke tempat tujuan yaitu, dapur. Ia membuka tutup saji, kosong. Setiap pintu dari lemari gantung pun dibuka olehnya.
“Yah, hanya ramyeon,” keluhnya dengan nada kecewa.
Satu tempat lagi yang belum sempat ia periksa. Ya, lemari pendingin alias kulkas. Juni tidak peduli kedatangannya telah di sadari oleh Rey atau tidak, yang ia tahu hanya ingin makan-makan. Ia membuka kulkas perlahan dengan penuh harap bahwa banyak cemilan di dalamnya. Setelah ia membuka kulkas dua pintu itu, matanya terbelalak. Namun hanya sesaat, pasalnya sebagian besar isi kulkas Rey adalah bahan makanan yang harus diolah dan Juni sedang ‘tak ingin memasak.