[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]
Sabtu, 27 Juli 2019
“Eunsang masih marah?”
Minhee sedang duduk santai di teras asrama sore itu. Tak ada kegiatan lain yang ia lakukan ketika Dongpyo mengajukan pertanyaan itu padanya. Ia hanya sibuk dengan ponselnya membalas pesan-pesan yang dikirim Minkyu dan Wonjin yang menanyakan tentang masalahnya dengan Junho. Sudah beberapa hari berlalu dan rasanya akan sangat tidak menyenangkan jika ia terus menghindar ketika dua sahabatnya itu terus menanyakan tentang apa yang terjadi di antara dirinya dan Junho.
“Gak tahu,” lalu ketika Dongpyo sudah duduk di sampingnya, ia baru menjawab pertanyaan yang tadi diajukan teman mungilnya itu padanya, “kadang udah ngomong tapi masih suka diem gak jelas gitu.”
“Iya sih, sama gue juga,” Dongpyo menyahut, si mungil itu kini sibuk menatap wajahnya sendiri di layar ponselnya, “btw, gabut banget tahu, Min. Dua minggu kemarin tuh kita dimanjain sama temen-temen lo, jadi gak bosan. Ini apaan? Dari pagi kayak pengangguran gak jelas. Mana semuanya malas lagi.”
“Hm,” Minhee tak menjawab pasti. Dirinya sibuk mengetik pesan untuk Minkyu yang kini sudah ribut bertanya apa lelaki Kim itu harus pergi lagi ke Tuban untuk menghajar Junho atau tidak.
“Temen lo gak ada niat datang gitu, Min?”
“Jauh, Pyo,” sahut Minhee begitu saja, “lagian kalo mereka mau ke sini lagi juga si Donghyun gak ikut.”
“Heh?”
Minhee yang masih asyik mengetik pesan jadi melirik Dongpyo ketika mendengar nada kaget dari temannya itu. Dan benar saja, temannya itu tengah menatapnya dengan tatapan kaget.
“Biasa aja, anjir. Gak usah kaget begitu,” lalu ia berucap cepat. Ia lalu mengantongi ponselnya, tidak peduli dengan pesan balasan yang dikirim Minkyu setelah itu. Ia akan membalasnya nanti jika memang harus dibalas.
“Apaan sih?”
Lalu, ketika Dongpyo mengajukan pertanyaan itu, Minhee tak dapat menahan diri untuk mencibir pada si mungil itu.
“Gak usah begitu elah, Pyo,” Minhee lalu menjawab santai, “tahu kok gue kalo yang lo harapin datang tuh si Donghyun, bukan temen-temen gue.”
“Gak ya, Min!”
Tapi Minhee semakin mencibir, “apaan gak? Temen-temen gue yang datang tuh gak ada urusannya sama lo. Eunsang iya nunggu Juno, lah elo? Lo nunggu siapa emangnya, hah? Jangan jadi tikungan buat gue atau pelakor buat bonyok gue ya!”
Lalu, setelah Minhee mengatakan itu, ia dapat melihat jika Dongpyo sudah merengut tidak jelas pada posisinya saat ini. Wajahnya mengeruh dengan bibir bebeknya yang melengkung ke bawah.
“Dih, beneran ada apa-apanya sama Donghyun ya lo?”
Tapi Dongpyo tak menjawab. Si mungil itu masih merengut tak jelas dan lebih memilih mengalihkan tatapannya dari arah Minhee.
“Ya iyalah ada apa-apanya, orang tiap hari chat-an. Lancar pula. Saking lancarnya sampe curhat apa-apa yang kejadian di asrama. Sampe gue nangispun dicurhatin.”
Lalu, ketika Minhe mengucapkan rangkaian kalimat itu, Dongpyo tak dapat menahan diri untuk menatap temannya itu dengan tatapan bersalah.
“Min, gue gak maksud...”
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] PRAKTEK KERJA LAPANGAN || HwangMini
FanficCampus' Diary "Jun, kak Yunseong kapan jadi pacar gue?" "Kapan-kapan kalo lo mimpi." "Ih, kok lo jahat, sih, sama gue? Bodoh ah, gue pundung." "He, pundung ya pundung aja. Laporan noh dikelarin buru!" "Ogah. Nunggu kak Yunseong nembak gue dulu!" "HE...