Chapter 14

3K 340 55
                                    


Waktu menunjukkan pukul delapan malam saat sebuah mobil mewah memasuki halaman rumah kediaman keluarga Wang. Seorang pemuda tampan tampak bergegas keluar dari dalam mobil. Dengan wajah riang pemuda itu langsung berlari ke dalam rumah sambil berteriak memanggil nama kekasihnya.

"Zhan Zhan!" seru Yibo memanggil kekasihnya. "Zhan Zhan, dimana kau? Aku sudah pulang!"

"Selamat datang, Tuan Muda," sambut Pak Lee.

"Pak Lee, dimana Zhan Zhan?" tanya Yibo. "Apa dia belum pulang kerja? Ah tidak. Sekarang kan hari libur kerjanya. Pak Lee cepat katakan dimana Zhan Zhan?"

Pria separuh baya itu diam seribu bahasa lalu menundukkan wajahnya. Raut wajahnya terlihat sedih. Tentu saja sikap kepala pelayannya ini membuat Yibo bingung dan menjadi khawatir.

"Pak Lee, cepat jawab! Dimana Zhan Zhan?"

"Tuan Muda Xiao Zhan... sudah pergi..."

"Apa? Apa maksudnya 'sudah pergi'?"

"Kau sudah pulang, sayang." ujar Nyonya Wang muncul dari dalam kamarnya. "Bagaimana perjalanan bisnisnya? Menyenangkan?"

"Bu... Pak Lee mengatakan Zhan Zhan sudah pergi. Apa maksudnya sudah pergi?" Yibo tak menghiraukan pertanyaan ibunya. "Bu, dimana Zhan Zhan?"

Nyonya Wang menghela napas kasar, senyum di wajahnya langsung menghilang berganti dengan raut wajah penuh amarah.

"Mulai sekarang jangan pernah sebut nama itu di rumah ini lagi."

"Apa maksud Ibu?"

"Xiao Zhan sudah tidak ada di rumah ini lagi. Ibu sudah mengusirnya!"

"APA?!" seru Yibo keras. "Kenapa? Kenapa Ibu mengusir Zhan Zhan? Apa salahnya?"

"Dia sudah mencoreng aib di keluarga kita. Dia sudah membuat malu keluarga Wang."

"Aib? Aib apa? Apa yang sudah dilakukan Xiao Zhan?" tanya Tuan Wang yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Ibu cepat katakan apa yang terjadi pada Zhan Zhan?"

Nyonya Wang kembali menghela napas kasar lalu menatap putra tunggalnya dan berkata, "Xiao Zhan hamil."

Tubuh Yibo menegang, matanya membulat lebar. Dia lalu menatap ibunya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Zhan Zhan... Zhan Zhan hamil?" Suara Yibo terdengar bergetar. "Zhan Zhan hamil dan Ibu mengusirnya?!"

"Yibo! Jaga bicaramu! Jangan bicara kasar pada Ibu mu!" bentak Tuan Wang.

"Ayah, Ibu sudah mengusir Zhan Zhan!" seru Yibo emosi. "Apa Ibu tahu anak siapa yang dikandung Zhan Zhan?"

"Ibu sudah bertanya tapi dia tidak mau menjawab," jawab Nyonya Wang. "Dia tidak mau memberitahu walaupun Ibu sudah berkali-kali bertanya padanya."

Tangan Yibo terkepal kuat dan tangannya bergetar hebat saat meremas ujung pakaiannya. Yibo menatap tajam ibunya dengan pandangan seperti ingin membunuh membuat Nyonya Wang bergidik. Sejak kecil hingga sekarang putranya tidak pernah menatapnya seperti itu. Tatapan putranya itu bagaikan sebuah pisau tajam yang siap menusuk jantungnya.

"Aku!" ujar Yibo sambil memukul dadanya sendiri. "Akulah ayah dari anak yang dikandung Zhan Zhan!"

Semua orang yang berada di ruangan itu menahan napas, terkejut mendengar pengakuan Yibo. Seluruh mata menatap ke arah pemuda tampan yang kini tengah dipenuhi emosi.

"Yibo.." Nyonya Wang terkejut bukan main. Matanya membulat dan bibirnya terbuka.

Nyonya Wang melangkah perlahan mendekati putra kesayangannya itu. Dia meragukan pendengarannya, tetapi ketika matanya menatap sosok pemuda di depannya yang terlihat bersungguh-sungguh, Nyonya Wang mau tidak mau harus mempercayainya.

Kaulah Belahan Jiwa KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang