Bel berbunyi, pertanda jam istirahat ke dua, terik matahari menyengat menyakitkan hati dan menarik-narik kulit Tama dan Bobby yang merasa terkelupas karena panas itu.Terbakar amarah di tambah rasa malu,Tama dan Bobby berdiri di lapangan basket dengan pengawasan ketat pak Ujang dari ruang guru yang terus mengamati gerak-gerik mereka dari balik jendela.Selama masa istirahat kedua mereka harus rela di korbankan untuk menjalani hukuman itu.
Dua sahabat bengal itu berdiri mematung sambil menggerutu dengan kalung dari tali rafia berliontin kertas karton ukuran 20 cm x 40 cm. Tentu lengkap dengan tulisan SAYA JANJI TIDAK AKAN PIKTOR, PORNO NO WAY!
Mereka bete,jadi tontonan banyak murid yang tertawa ngakak. Dan mereka melotot ke murid-murid yang menertawakan mereka, makin malu karena nampak Aurelia citrani davira (Lia) ,Julia deolinda anulika,Wita fidelya grizella,dan Bintang nerisa ayunindia di antaranya.
Lia dan teman-temannya duduk sambil melihat tontonan gratis itu dari jauh. Julia ngakak puas.
"Rasain! syukurin!piktor dipiara! kapok lo!"Julia mengumpat puas,sementara Lia hanya tersenyum menatap Bobby, mereka pun menikmati pemandangan di lapangan dengan senyum senang dan hati riang.
Wita merasa puas melihat kelakuan minus mereka yang di beri hukuman setimpal. Sementara Lia merasa punya kesempatan untuk menatap Bobby delvia melviano secara jelas dan gamblang, bagaimana gesture tubuh cowok yang tiba-tiba di pujanya. Lalu dia berkata pelan, "Kasian."
"Kasian? cowok tengil macam mereka tak perlu dikasihani.Dah lecehin kita!"
"Yah tapi pasti ada sebabnya kenapa mereka begitu."
"Sebenarnya sih Bobby tuh enggak begitu ngeres otaknya ma cewek. Tama tuh virusnya. Orang Bobbya tuh cuek sama cewek. Lumayan juga sih otak dan mukanya!"
"Yah! cool tapi kok piktor gitu ya?"
"Tahuk, padahal dulu saat kelas satu dia pendiem banget. Introvert gitu."
"Yahh... moga aja mereka kapok setelah ini. Hmm, Bobby ngingetin gue sama mantan."
"Mantan?"tanya Julia terkejut.
"Iya, namanya Juna, cinta monyetlah.Dia sekarang di Inggris, ikut bokapnya. Cause orang tuanya cerai. Dia temenku sejak SD di Magelang."jelas Lia.
"Kamu masih cinta sama dia?"tanya Julia yang penasaran dengan kisah cinta Lia.
"Ya.. namanya juga cinta monyet. Tapi kami putus baik-baik. Ya gimana yah. Nggak putus sihh, tapi karena emang dia harus balik ke negri bokapnya, ya jadi mau gimana lagi."jawab Lia
"Gugur karena alam. Hahah....! apanya yang mirip sama Bobby"
"personality and fisik. Sekilas dia mirip deh."jawab Lia terkagum-kagum.
"Truss, Artinya kamu suka sama Bobby? cinta?"
"Ya tertarik aja. Cinta belumlah. Baru dua bulan ini gue kenal dia. Lagian kan gue enggak seberapa dekat dengan dia.Ngomong aja gak pernah. Lo tau sendiri."
"Kalo Bobby juga cinta. Lo mau pacaran sama dia? Hiiii.... anak kayak begitu! ogah banget!"
"Ya tahuk!yang penting dia insyaf aja.Ahh jadi berlebihan gini ya?"
"Sejak kapan lo suka sama dia?"
"Sejak gue masuk ke sini dong. Eh tapi lo jangan bilang-bilang ke siapapun tentang ini. Gue terus terang karena gue kasian sekaligus sayang aja sama dia. Gue mau cari tahu kenapa dia jadi begitu."
"Kurang kerjaan lo! jangan cari masalah deh. mereka dari dulu udah jadi biang kerok."
"lo aja yang belum tahu."
Julia menggelengkan kepalanya kuat-kuat,mengingatkan,memberi isyarat Lia agar menjauhi Bobby yang telah terkenal kenakalannya."
Lia yang baru beberapa bulan menjadi teman Bobby,merasa tertutup mata dan telinganya dengan gosip yang selama ini terdengar tentang berita miring Bobby,hatinya mulai suka saat menatap Bobby, bagiJulia itu hal yang membahayakan.
"He is a bad boys!. "
"Emang gue pikirin? Hihih.. "
Lia ringan menyikapi kalimat sadis Julia sambil merangkulnya. Julia nampak bete dengan kebandelan Lia yang makin memuji Bobby.
"Tapi gue tertarik banget sama dia.Gimana ya? kan kita harus jujur pada diri sendiri"
"Makan tuh cinta! "
"Ya, enggak tahu, seneng aja kalo ngeliat dia."sahut Lia.
Lia semakin berapi-api bercerita tentang apa yang dia rasakannya kepada Julia yang selalu underestimate kepada Bobby.
"Kata orang don't judgle this book by cover."
"Huh... "
Julia menyindir,mendengar diplomasi Lia yang sangat yakin dengan perasaannya. Memanjakan apa yang dia rasakan tanpa peduli kata kata orang di sekeliling mereka mengingat dia anak baru,namun apa yang di kata,hatinya sudah berkata jujur, tidak bisa bohong. Tak penting, ini hanya sesaat, bahkan myngkin hanya sebatas cinta monyet saja.
"Cinta monyet! "
"biarin,show must go on! "
"Tahuk ah...! sebagai temen, gue udah ngingetin lo!"
"Ya...ini juga baru pemula, belum apa-apa. lo terlalu jauh mikirnya jul! "
"Ya, tapi lo tuh keliatan banget naksir dia. Gue hanya ngingetin siapa dia. Murid yang sering jadi langganan BP. "
"Ya paling karena dia bolos, bandel, enggak ngerjain tugas, sebenarnyakan masalahnya hanya di dia."
"Ah! Tahuk! lo mau bela dia dengan kasusnya sekarang? Bawa cermin buat hal porno?mereka tuh udah melecehin cewek! "
"Ya kali aja mereka mau cari perhatian kita."
"Ihh... amit-amit! siapa juga yang mau merhatikan cowok-cowok ngeres begitu!"
Julia makin jengkel dan segera masuk ke dalam kelas melihat Lia yang begitu membela Bobby yang jelas-jelas salah, dan sangat bikin jengkel para cewek di kelas.
Lia belum mau beranjak dari tempat duduknya, menatap lekat wajah simpatik Bobby yang makin dingin dengan hukuman siang itu. Sengatan matahari tidak membuatnya hangat, sengatannya justru membuat wajahnya begitu khas di mata Lia.
"Juna gue nemuin lo di sini dalam wujud Bobby. "batin Lia.
Lalu Lia beranjak pelan-pelan menuju kelas, demikian juga Adhitama pradipa elvano (tama) dan Bobby delvia melviano dari jauh nampak segera melepas kalung hukumannya, dan bergegas menuju kelas karena bel tanda istirahat telah selesai.
Siang penuh pelajaran penting, kapok dengan hal konyol yang sungguh tidak bermutu. Bobby merasa memetik hikmah atas semua,sedangkan Tama hanya santai menanggapinya.
Pikir Tama,masih dalam batas kewajaran saja, sisi labil dan usil menjadi satu, membuat mereka salah langkah dan menerima akibat dari perbuatannya.
Meski sering di hukum, namun teman cowok sekelasnya tidak ada yang berani mengolok-olok mereka. Karena Tama dan Bobby dua cowok yang suka berkelahi, berani melawan, jadi lebih baik cari aman saja, cuek dengan masalah mereka.
Semua orang punya masalah,teman sesama coeok bisa memahami kalakuan mereka, namun banyak teman cewek yang risih dan cenderung menghindar saat kedua anak itu berada di kelas. Lia yang mulai perhatian, mencuri pandangan ke Bobby, merasa iba dan wajib care dengan apa yang baru saja dilihatnya. Bobby menyimpan sesuatu, demikian dengan Tama, dia ingin lebih jauh tahu tentang mereka,terutama Bobby yang mulai menguras pikirannya.
jangan lupa vote ya guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMALIA
Novela JuvenilCinta segitiga seringkali menghancurkan sebuah persahabatan,yang sebenarnya tidak bisa rusak jika mereka yang menyebutnya sahabat,tidak menghianati sahabatnya sendiri atas nama cinta. ~Adhitama pradipa elvano ~Aurelia citrani davira ~Bobby delvia me...