MALAM HANCUR.

75 22 2
                                    

Happy reading🌴

Bobby masuk ke dalam kamarnya, merebahkan tubuhnya ke tempat tidur bersprei moge Harley Davidson bernuansa merah dan hitam. Tak beberapa lama shinta novita melviano(kakaknya Bobby)  masuk, dan seperti yang sudah- sudah ,selalu marah-marah tak berkesudahan.Sementara Bobby tidak mengubris kedatangnnya.

"Sampe kapan mau liar gini? susah di kasih tahu!jangan bikin malu keluarga!surat apa lagi ini?enggak bermutu sama sekali!apa yang kamu lakukan Bobby?"

Remaja berumur 17 tahun itu terluhat cuek, asyik memunggungi kakaknya, sambil memeluk guling.

"Heh! Bangunn..! makin error otak kamu! prestasi gak ada.. mau jadi apa kamu? inget mama mau nyaleg lagi! support orang tua dong, agar mama bisa kembali masuk dewan! jangan kamu nodai dengan kenakalan kamu!"

"Ah.. nakal apa sih? cuma kenakalan kecil ini! wajar! yang penting nggak criminal!"

"Heh.. enak aja kamu bicara!gimana kalo sampe pers tahu? Anaknya Linda wijaya melviano yang mengumbar idealis dan nasionalis kemana-mana,concern pendidikan hak anak,tapi anaknya begini! tidak lebih jadi seorang pencundang di sekolah!"

Bobby bangun, terusik dengan kalimat pedas kakaknya yang seolah berbicara dengan orang yang demo,diprotes,mentang mentang Shinta seorang aktivis.

"Ah.. jauh amat sih mikirnya!Gue enggak nge-drugs, enggak nge-drink"

Apa jaminannya kamu gak nyemtuh barang-barang haram itu?Heh!sebenarnya kami gak ada waktu buat urus kamu!banyak hal lain yang jauh lebih penting!"

"Ya udh cuekin aja semua yang menyangkut gue! Nggak usah mikitin gue yang brengsek! semua sampah di keluarga ini!"

Bobby sangat kesal dengan perlakuan keluarganya yang terus menekannya untuk ini itu tanpa mau peduli dia butuh perhatian, kasih sayang layaknya anak lain. Lalu dia berdiri,mengambil kunci motor dan bergegas. keluar dari kamar.

"Bobby!mau kemana!?"

Shinta semakin marah,mengejar Bobby yang buru-buru keluar dari rumah, menyalakan motornya kencang,melesat cepat keluar dari garasi.

Bobby ngebut mengendarai motor,melihat,mencari tiap sudut yang ingin disinggahinnya,namun tetap hatinya tidak punya tujuan jelas mau singgah dimana. Namun segera ia memutar balik motornya, mengambil arah ke sebuah rumah yang selama ini sudah menjadi rumah singgahnya.

Bobby memarkirkan motornya, masuk kedalam rumah Tama yang tidak terkunci.Hingga dia jalan ke ruang tengah, terlihat barang-barang berharga berantakan.Lalu dia berjalan ke lantai dua,menuju kamar Tama yang pintunya sedikit terbuka.

Tama nampak terkejut, namun segera melanjutkan aktivitas buruknya,melinting ganja,Bobby cuek masuk ke kamar dengan bete melihat pemandangan didepannya.

"Pain lo suntuk?"

"Punya kelurga seperti enggak punya siapa-siapa.Mau nyoba bro?"

Tama memberikan sebuah lintingannya keoada Bobby yang akhirnya mau mencobanya,siapa tahu galaunya bisa hilang.

"Uhuuuuk! uhhuuk!"

Bobby terbatuk-batuk,nafasnya tersengal,dia tidak bisa menikmati lintingan memabukan,yang bisa bikin tepar itu.Lalu dia menaruh begitu saja di asbak,tak peduli ajakan Tama.

"pain? cemen lo jadi cowok!gitu aja gak bisa! pake rok aja sono!"

Tama asyik dengan lintingannya, mulai fly.

"Padahal dari luar keluarga lo dami.Papa lo pengusaha hebat,sosialis!Mama lo wakil rakyat, anggota dewan terhormat! kakak lo aktivis kemanusiaan,LSM besar, punya yayasan sosial!.Sebuah keluarga yang hebat!"

TAMALIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang