1

11.5K 446 20
                                    

Terlihat seorang gadis yang masih saja menenggelamkan kepalanya di meja, ya tak lain ia adalah Amanda Graciela William atau yang lebih dikenal dengan Graciela. Padahal bel istirahat sudah berbunyi, tapi gadis itu masih saja bertahan pada posisinya.

Amanda Graciela Williams,the most wanted girl di sekolahnya. Anak pemilik sekolah yang cantik dan selalu mendapat peringkat pertama di SMA Galaxy.

Alicia Meldiana Florenz atau yang lebih dikenal dengan Meldia, teman sebangku Graciela sekaligus sahabat kecilnya mendengus kesal. Susah sekali rasanya punya teman yang mageran, “Woy! Kuy lah kantin!” ajak Meldia.

“Gak, Lo aja.” sahut Graciela.

Meldia berdecak sebal, “Serius? Atau gue beliin aja?” tanya Meldia lagi.

“Air putih aja,” ujar Graciela lalu memberikan uang 10 ribu ke Meldia. “Kembaliannya buat Lo aja, lumayan buat beli tahu bulat.” ucap Graciela lagi.

Temannya itu pun tersenyum senang, bahagia juga jika mempunya teman yang tajir. “Oke, Graciela cantik, imut, baik dan tidak sombong.” ujarnya lalu segera bergegas ke kantin.

Sepeninggalan Meldia, Graciela sedikit merasa bosan. Karena ia murid teladan, ia pun memilih untuk membaca buku pelajaran daripada melakukan kegiatan yang lain. Saat tengah serius membaca, seperti ada seseorang yang duduk di depannya tapi namanya Graciela yang tidak ingin ambil pusing dengan apapun itu.

Orang itu merampas buku yang sedang di baca oleh Graciela, “Graciela cantik, ke kantin bareng Abang yuksss!” ujar Vino, salah satu penggemar fanatik Graciela.

Graciela menatap malas orang di depannya, rasanya ingin sekali ia robek mulut kotornya itu. “Pergi dari kelas gue atau mau pergi dari sekolah ini? Hm?” Tanya Graciela dingin.

Mendengar itu tentu saja Vino menegang di tempat, ia pun memilih pergi dari situ daripada harus pergi dari sekolah ini. “Ya..yaudah, gue pergi ye! Nanti pulang bareng ya jangan lupa!” teriak Vino.

Karena tidak ingin diganggu lagi, ia pun memasangkannya earphone miliknya. Graciela akhirnya melanjutkan lagi kegiatan membaca bukunya. Sesekali ia berdecih pelan saat mendengar pujian-pujian ataupun cibiran tentang dirinya.

“Graciela mah udah cantik, rajin baca buku lagi. Beuhhh paket komplit!”

“tapi dingin banget, dinginnya ngelebihin suhu di Korea pas musim dingin.”

“hah? Sok jual mahal gitu kok dikagumin.”

Tersamar-samar Graciela mendengar tapi ia adalah dirinya, yang tidak peduli dengan apapun itu. Dunia memang tidak pernah peduli dengan dirinya, jadi untuk apa dia memperdulikan dunia juga?

“GRACIELA! NIH MINUMAN LO!” teriak Meldia. Kenapasih harus teriak?

“Makasih.” jawab Graciela.

***

Kring!!!

Kring!!!

Kring!!!

Bel pulang pun berbunyi, seluruh siswa segera membubarkan diri dari tempat mereka menimba ilmu itu. Begitupun Graciela Dan Meldia, seperti biasa Meldia harus mengambil mobilnya terlebih dahulu di parkiran dan Graciela harus menunggu di dekat pintu gerbang.

“Graciela cantik, yok naik! Bangku belakang kosong nih.” goda salah satu pengagum Graciela juga. Tapi Graciela tetap diam dan tidak ada niatan untuk menjawab, buang buang tenaga saja menurutnya.

“Ayok lah, Graciela!” ajaknya lagi.

“Gak!” jawab Graciela singkat. Saat dilihatnya mobil Meldia, segera saja ia masuk ke dalam. Tidak mampu rasanya ia berada lama-lama di luar, bisa-bisa diganggu oleh setan-setan di luar sana.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, akhirnya mereka sampai di rumah kediaman keluarga Meldia. Sesampainya di sana, Graciela disambut baik oleh Liana, Mama dari Meldia. “Siang Mama Liana, gimana kabarnya?” tanya Graciela ramah.

“Mama baik,” jawab Liana.

Tak lama, Meldia keluar dari kamarnya dengan satu koper di tangannya. “Ciela pinjem Licia ya Ma, biasa buat nemenin Ciela.” ujar Graciela.

Nb: Graciela Dan Meldia memiliki panggilan sayang masing-masing. Ciela untuk Graciela Sedangkan Licia untuk Meldia.

Dengan senang hati Liana memberi izin, “iya gak apa-apa, bawa kabur juga it's okay yang penting sama kamu.” ucap Liana sambil terkekeh.

“Yeuh Mama cyntik, baru semalem aja kadang nelponin mulu katanya kangen lah ini lah.” sahut Meldia meledek Liana.

“Yaudah kita berangkat dulu ya,” ujar Graciela. Dua gadis itu pun bergegas keluar dan segera menuju rumah Graciela.

Di sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka obrolan, Graciela memang sedang malas berbicara sedangkan Meldia takut mengganggu ketenangan Graciela. Entahlah semenjak masuk SMA, Graciela lebih terlihat tertutup mungkin lebih tepatnya menutup diri dari dunia.

“Inget ya, gua itu orangnya banyak bacot. Bakal ngerasa nyesek pas di suasana hening-hening aja apalagi lawan bicaranya irit ngomong.” ujar Meldia membuka suara.

“Cukup jauhi dunia aja, jangan jauhin gue aja. Disaat dunia gak bisa ngertiin Lo, ada hati gue yang bisa ngerti walaupun kadang otak gue engga.” timpal Meldia lagi.

( JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT )

My Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang