Selama di dalam mobil baik Seulgi maupun Taehyung tak henti-hentinya saling melempar senyum. Ya, setelah malam yang panjang dan menguras emosi, Seulgi akhirnya sadar bahwa apa yang ia lakukan selama ini tidaklah benar. Ia kira merasa tak pantas untuk Taehyung dan menghindarinya adalah hal yang benar, namun ia tidak pernah berpikir bagaimana Taehyung sangat menderita dengan segala sikapnya selama ini. Betapa Taehyung sangat mencintainya.
Namun Seulgi belum bisa bernafas lega, jika belum menyelesaikan semuanya dengan Sehun. ia sendiri bingung bagaimana caranya untuk bicara dengan tunangannya itu bahwa ia ingin memutuskan pertunangan mereka.
“Seulgi-ya” ucap Taehyung memulai obrolan mereka
“Ne?”
“Aku ingin memperkenalkanmu dengan keluargaku” jawab Taehyung dengan tangan kanan memegang setir dan tangan kiri memegang tangan Seulgi lembut.
Seulgi mengangguk lalu tersenyum “Tentu saja, kita atur waktu yang tepat. Aku juga ingin mengenal keluargamu”
“Baiklah Seulgi-ya”
Hening beberapa saat, namun suasana tetaplah hangat karena tatapan mereka yang penuh akan cinta. Tiba-tiba Seulgi teringat akan Daniel, bagaimana Taehyung bisa mengenal Daniel dan membantunya.
“Taehyung-ah, aku sudah dengar semuanya dari Daniel. Waktu itu bagaimana caranya kau bisa bertemu dengannya?” tanya Seulgi penasaran.
Taehyung menatap Seulgi sebentar lalu mencoba mengingat kembali pertemuannya dengan Kang Daniel.
“Ah waktu itu Yoona Imo menceritakan latar belakang keluargamu padaku. Dan saat itu aku langsung datang ke rumah ayahmu untuk menanyakan alasannya bersikap begitu buruk padamu. Namun saat itu juga aku malah melihat Daniel keluar dari rumah itu dengan tas besarnya. Ternyata dia memilih meninggalkan rumah untuk memulai hidupnya yang baru”
Seulgi tertegun, jadi karena hal itu. Beruntung sekali saat Daniel pergi dari rumah, ia bisa bertemu dengan Taehyung. Seulgi tak bisa membayangkan jika Daniel tak bertemu Taehyung saat itu, mungkin nasib Daniel akan sepertinya dulu.
“Aku berterimakasih padamu karena telah banyak membantu adikku” ucap Seulgi tulus.
Taehyung menggeleng pelan “Jika bukan aku maka tentu orang lain akan membantunya jadi jangan berterima kasih untuk sebuah kewajiban”
Mendengar ucapan Taehyung, Seulgi semakin dibuat jatuh cinta akan sosoknya. Bagaimana bisa ada orang sebaik ini? Bagaimana bisa orang sebaik ini mencintainya yang penuh dengan kekurangan.
“Daniel sangat menghormatimu, dia bahkan memanggilmu Hyungnim. Kurasa dia benar-benar sangat berterima kasih padamu”
Taehyung tertawa, panggilan Hyungnim terlalu canggung diucapkan oleh calon adik iparnya. Tentu Daniel harus segera mengganti panggilannya untuk Taehyung.
“Aku sudah melarangnya memanggiku begitu formal, tapi dia tetap memanggilku Hyungnim”
“Daniel seperti itu bukan karena segan padamu, tapi karena dia benar-benar sangat mengagumimu. Ia merasa tak pantas memanggimu hanya dengan sebutan hyung”
“Tapi sebentar lagi dia akan jadi adik iparku, kenapa harus memanggilku dengan sangat formal”
Seulgi terdiam, pembahasan ini entah mengapa memunculkan perasaan gelisah dalam hatinya. Tentu saja ia ingin menikah dengan Taehyung, namun firasatnya seperti mengatakan bahwa jalan menuju pernikahan tidak akan mudah.
“Taehyung-ah aku takut, bagaimana jika banyak hal yang menghalangi kita untuk bersama? Aku bukan hanya khawatir soal Sehun Oppa, tapi juga keluargamu. Apa yang akan mereka pikirkan jika aku meninggalkan tunanganku hanya untukmu”
“Jangan pedulikan apa kata orang. Kita sama-sama tahu bahwa kita saling mencintai bahkan sejak kita remaja. Kita sudah melalui banyak hal menyakitkan, dan ini adalah saatnya kita bersatu”
Taehyung menggenggam tangan Seulgi erat berusaha menenangkan yeoja itu agar berhenti khawatir pada sesuatu yang belum terjadi.
“Ne, kurasa aku hanya terlalu khawatir” ucap Seulgi mencoba menenangkan diri. Ia tak mau membuat Taehyung kepikiran akan dirinya.
“Jika orangtuaku tidak setuju, aku tetap tak akan melepaskanmu” ucap Taehyung tiba-tiba.
Seulgi terdiam rasanya hatinya seperti melayang karena Taehyung akan memperjuangkannya. Namun jika semua itu benar terjadi, bagaimana mungkin ia membiarkan Taehyung membangkang pada orangtuanya?.
“Benarkah itu?”
“Mulai sekarang aku hanya akan melepaskanmu jika kau sendiri yang memintanya Seulgi-ya. Jika suatu saat nanti kau ingin aku pergi dari hidupmu, maka aku tidak akan berpikir dua kali untuk pergi” jawab Taehyung penuh keyakinan.
Hati Seulgi entah mengapa menjadi tak nyaman, seolah ucapan Taehyung membuatnya tak bisa berpikir jernih lagi. Membayangkan Taehyung akan melepaskannya membuat hatinya berdenyut sakit.
“Kenapa Taehyung-ah?” Seulgi sedikir memprotes. Taehyung hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Seulgi.
“Aku sudah melalui banyak hal untuk mendapatkanmu. Jika saja nanti kau tak menginginkanku lagi, aku tidak akan kuat untuk terus mengejarmu.”
Taehyung benar, Seulgi sebetulnya tidak ingin mengakui hal itu. Namun tentu saja Seulgi akan menjadi yeoja egois jika terus meminta Taehyung berjuang sedangkan ia meminta untuk melepaskan dirinya.
“Aku tidak akan pernah melakukannya. Aku tidak akan menjadi bodoh lagi Taehyung-ah” ucap Seulgi yakin. Melihat bagaimana perjuangan Taehyung selama ini, ia tak mau menjadi bodoh dengan melepaskan namja yang ia cintai ini.
“Bisakah aku percaya padamu?” tanya Taehyung penuh harap.
“Aku tidak bisa berjanji, aku hanya bisa berusaha agar tidak pernah mengecewakanmu Taehyung-ah” jawab Seulgi tanpa ragu. Seulgi tidak pandai berjanji namun ia akan berusaha keras untuk tetap menjadi yeoja yang selalu bisa membuat Taehyung bahagia
“Terima kasih Seulgi-ya”
Mobil Taehyung sampai di halaman rumah Seulgi, dan mereka langsung disambut oleh beberapa pengawal dan pelayan. Saat melangkahkan kaki keluar dari mobil, Seulgi bagai disiram air es ketika melihat sosok Sehun yang menatapnya tajam. Dibelakang Sehun, ada Daniel yang terlihat panik dan raut wajahnya sangat ketakutan.
“Oppa”
Sehun diam tak menjawab sapaan Seulgi, sebaliknya ia memandang sosok namja yang keluar dari mobil pengemudi dengan tajam. Taehyung juga terkejut melihat Sehun ada disana.
“Dari mana saja kau?”
Seulgi menelan ludahnya gugup, tak tahu harus menjawab apa. Ia melirik Taehyung memberi tanda agar tak bicara sembarangan, setidaknya untuk saat ini.
“Aku baru saja ada rapat penting dengan Kim Taehyung Sajangnim,” jawab Seulgi tak sepenuhnya berbohong. Memang pada awalnya ia melakukan rapat dengan Taehyung namun selanjutnya hal yang tak ia duga terjadi.
“Rapat itu seharusnya dilaksanakan tadi malam bukan? Sekretaris Shin mengatakan jika kau dan Kim Taehyung pergi bersama”
Seulgi tak bisa berkata apa-apa lagi. Tudingan Sehun memang benar adanya, ia memikirkan cara untuk membuat Sehun tidak terlalu emosi.
“Soal itu kami hanya mengobrol sebagai teman. Aku sudah lama tak bertemu dengan Taehyung, jadi kami mencari tempat lain untuk mengobrol” ucap Seulgi mencoba mencari alasan. Namun sebetulnya ia sadar kalau dirinya sudah ketahuan oleh Sehun.
Taehyung daritadi hanya diam menyimak, mendengarkan dengan seksama segala kebohongan yang dilontarkan oleh Seulgi. Ia menatap Sehun yang tiba-tiba tertawa dengan sinis.
“Kang Seulgi, kau lupa siapa diriku? Tentu saja menjadi tunanganmu membuatku tak hanya diam melihat segala tingkahmu. Aku sudah menyelidiki semuanya, kau dan Kim Taehyung kalian pernah saling mencintai bukan? Ah jangan-jangan bukan hanya pernah, tapi kalian masih saling mencintai?” Sehun berapi-api, ia benar-benar tak menyukai fakta bahwa Seulgi masih berhubungan dengan cinta masa lalunya.
Mendegar hal itu Taehyung mulai terseulut emosi, rasanya akan percuma jika ia bicara baik-baik dengan Sehun karena pria itu sudah terlanjur mengecap Seulgi sebagai penghianat.
“Apa yang kau katakan itu memang benar Oh Sehun-ssi, kami memang saling mencintai. Lalu kenapa? Kau takut Seulgi meninggalkanmu?” ucap Taehyung membongkar semuanya.
Seulgi tak percaya kalau Taehyung akan mengatakannya sekarang. Ia merasa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bicara dengan Sehun. Sedangkan Sehun ia benar-benar murka, mendengar hal itu dari mulut Taehyung membuatnya seperti pria bodoh yang kekasihnya mudah direbut oleh orang lain.
“Brengsek keparat!”
Sehun melancarkan tinjunya pada Taehyung. Tentu saja Taehyung yang belum siap, tak bisa menghindari serangan itu. Ia memegang bibirnya yang sobek dan mengeluarkan sedikit darah.
“Oppa! Apa yang kau lakukan? Hentikan!” Seulgi histeris, ia tak suka melihat Sehun melakukan kekerasan pada Taehyung, pria yang ia cintai.
“Jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan Seulgi, aku tidak akan pernah membiarkannya” Sehun menunjuk wajah Taehyung dengan aura permusuhan yang kental
Taehyung hanya terkekeh mendengarnya, seolah apa yang diucapkan oleh Sehun adalah hal lucu yang tak berguna karena pada intinya Seulgi lebih memilihnya.
“Bodoh, kau seharusnya menanyakan padanya apakah dia tetap mau menjadi tunanganmu atau tidak? Ah apa kau takut dengan jawaban Seulgi sehingga kau tak pernah menanyakannya?” Taehyung mecoba memprovokasi Sehun agar semakin keluar sifat aslinya.
“Kim Taehyung! Jangan memperparah keadaan!” Seulgi berteriak kesal mencoba menghentikan Taehyung yang kata-katanya hanya memperparah keadaan.
Taehyung tertawa lalu memandang Seulgi dengan tajam.
“Kenapa Seulgi-ya? Jika kita ingin segera bersama maka kita harus mengatakan semuanya pada Dokter Oh. Agar kau bisa memutuskan pertunanganmu dengannya”
“Kau ingin memutuskan pertunangan kita Seulgi-ya? Demi orang itu?” tanya Sehun tak percaya dengan apa yang ia dengar. Rasanya ia tidak sanggup membayangkan Seulgi bersama dengan orang lain.
Seulgi menunduk menahan tangis, cepat atau lambat ia harus mengatakan semuanya pada Sehun. Mungkin saat ini adalah saat yang tepat. Ia tak bisa menundanya lebih lama lagi.
“Mianhae Oppa, aku tidak bisa melanjutkan semuanya. Aku tidak pernah mencintaimu, dari dulu sampai sekarang aku hanya mencintai Kim Taehyung” ucap Seulgi tak enak hati.
Taehyung menghembuskan nafas lega, sedangkan Daniel hanya bisa diam tak ingin ikut campur urusan kakaknya. Sehun sendiri benar-benar sangat terluka mendengar pengakuan Seulgi. Ia kira selama ini Seulgi telah mencintainya, namun ternyata ia salah.
“Kau sudah dengar apa katanya bukan? Sekarang kalian tidak ada hubungan apapun.” Taehyung kini melunak. Ia bisa mengerti jika Sehun benar-benar sangat patah hati. Dan ia tak mau Sehun melakukan hal nekat untuk melampiaskan sakit hatinya.
Sehun tertawa miris, ia tak percaya hari ini akan tiba juga. Saat dimana Seulgi meninggalkannya untuk pria lain.
“Kau telah menghancurkan hatiku Kang Seulgi, aku mempercayaimu seperti aku mempercayai ibuku. Tapi kau mengkhianatiku, aku tak percaya dengan semua ini” Sehun berlinang air mata, dadanya ngilu dan bahkan untuk menatap wajah Seulgi ia sudah tak sanggup lagi.
Mendengar hal itu Seulgi tak bisa menahan air matanya, perasaan bersalah begitu kuat menghantuinya. Ia tak punya muka lagi didepan Sehun.
“Oppa, aku juga ingin bahagia. Aku ingin bersama dengan orang yang kucintai” Seulgi berucap lirih.
Alasan itu tidak bisa diterima oleh Sehun. Ia merasa lebih baik dari segi apapun dibanding Kim Taehyung. Ia mencintai Seulgi lebih dari Taehyung. Namun Seulgi buta akan semua itu.
“Apa sulitnya mencoba mencintaiku? Aku berusaha sangat keras agar kau bisa melihatku, namun apa semua yang kuberikan tidak cukup untukmu?” ucapan Sehun terdengar frustasi.
Seulgi berjalan mendekati Sehun, ia memegang lengan Sehun meminta maaf dengan tulus. Ia ingin berakhir dengan baik-baik tak ingin bermusuhan dengan Sehun.
“Mianhae Oppa, cinta tidak bisa dipaksakan. Aku mencoba melupakan Taehyung, namun hatiku tetap kembali padanya. Aku tidak bisa hidup menderita dengan kehilangannya” Seulgi mencoba memberi pengertian.
“Dan aku yang akan menderita karena tidak bisa hidup denganmu. Terima kasih untuk semuanya Kang Seulgi.”
Bersamaan dengan itu, Sehun langsung pergi dari rumah Seulgi. Meninggalkan segala luka yang terasa sangat nyata mencabik hatinya. Bisakah ia melupakan wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta?.
***Wah konflik yang nyata. Apa yang akan terjadi selanjutnya ya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You (VSeul)
Fiksi PenggemarSeikat bunga yang ditinggalkan membawa angin rindu dalam dekapan. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga soal hati. Dua hati yang berkelana untuk mencapai satu makna, satu rasa dan satu jiwa.