69. Vanya hamil ?

1K 47 4
                                    

Vanya terdiam melihat keempat benda yang ia gunakan sebelumnya, memperlihatkan dua garis didalamnya.

"Gue harus gimana sekarang..??" Gumam Vanya yang matanya mulai berkaca-kaca.

"Apa yang harus gue lakukan sekarang?? Gue hamil. Kalau Mommy tahu nanti gimana??"

"Tapi yang penting sekarang gue harus kasih tahu Sobri.." Vanya mulai menggunakan ponselnya untuk menelfon Sobri.

Beberapa kali Vanya menghubungi Sobri tapi tidak diangkat. Ia pun memutuskan untuk mendatangi rumah Sobri.

Sesampai didepan rumah Sobri. Wanita itu harus kembali dibuat bingung karena ternyata Sobri beserta paman dan saudaranya sudah pindah entah kemana.

"Gue harus gimana sekarang?? Apa yang harus gue lakukan??" Vanya menangis didalam mobilnya. Ia benar-benar bingung dan resah.

"Apa gue gugurin kandungan ini??"

"Enggak!! Enggak boleh!! Bagaimana pun anak yang gue kandung itu anak gue sendiri.. "

"Tapi gue harus apa sekarang?? Apa gue kasih tahu Mommy?? Tapi kalau Mommy marah besar gimana?? Atau gue kasih tahu Neri ama Monic? Akh.. mereka nggak bisa simpan rahasia dengan baik.." Wanita itu terus bergumam sambil menangis dalam mobilnya. Lalu sebesat ide muncul di kepalanya.

"Iya.. gue tahu!! Gue harus ketemu sama Keiva sekarang. Mana tahuan dia bisa bantu gue.." wanita itu menghapus jejak air mata nya kasar. Lalu melajukan mobilnya kwmbali menuju rumah Keiva.

***

Tok.. tok.. tok..

"Permisi.. assalamualaikum.." seru  Vanya mengetok gerbang rumah Keiva.

"Waalaikum salam.. tunggu bentar.." sahut seorang pria didalam rumah itu.

"Siapa ya..?" Tanya pria itu menatap Vanya.

"Ah.. gu--gue Vanya. Apa Keiva nya ada?" Tanya Vanya gugup.

"Oh.. Vanya.. ya udah ayok masuk.." ajak pria itu membuka gerbang rumahnya lebih lebar.

"Gue Gafa.. suaminya. Lo pasti udah tahu kan..??" Pria itu memperkenalkan diri.

"Iya.. gue tahu kalau Gafa itu suaminya Keiva tapi gue baru tahu muka lo.." kata Vanya.

"Kalau gitu lo tunggu disini. Gue panggil bini gue dulu.." Gafa mempersilahkan Vanya untuk duduk di tengah rumah sederhana nya.

"Oh.. ok.." Vanya pun duduk di sofa yang ada. Tak lama Keiva datang dengan pakaian yang benar-benar kucel. Wanita itu juga sepertinya baru bangun tidur.

"Eh.. Vanya.. Kenapa nggak bilang-bilang dulu sih kalau mau kesini. Gue kan bisa bersih-bersih dulu. Ni rumah kayak kapal pecah juga kelihatannya.." seru Keiva yang ada benarnya. Rumah itu tampak acak-acakan dengan mainan yang berserakan.

"Ya.. nggak apa-apa lah.. toh gue disini nggak bakal lama. Maaf juga ya kalau kedatangan gue ganggu tidur lo.." Kata Vanya tak enak.

"Ya enggak apa-apa lah.. biasa lah kalau udah punya suami. Semalam gulat panas. Jadi terlambat bangun gue.." ucap Keiva dengan blak-blakan. Vanya yang mendengar hanya tersenyum kecil.

"Oh iya.. lo mau minum apa? Biar gue buatin dulu.." Keiva berdiri dari duduknya. Namun sebelum ia beranjak ke dapur, seorang pria sudah membawakan nampan berisi dua gelas teh hangat dan tiga toples berisi kue.

"Nggak usah.. udah aku buatin nih.." seru pria yang nyatanya Gafa.

"Ya ampun mas.. kenapa kamu yang buatin.. kan aku bisa buatin teh nya nanti.." seru Keiva tak enak hati pada sang suami yang malah menyediakan camilan untuk tamu. Ia juga mengambil alih nampan yang digenggam suaminya lalu meletakkannya di atas meja.

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang